BAB 3

147 20 8
                                    

Puas menikmati makanan utama di Café de la Paix-5 place de l'opèra, 75009 Paris, Prancis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Puas menikmati makanan utama di Café de la Paix-5 place de l'opèra, 75009 Paris, Prancis. Tidak berseling lama pelayan pun datang menyugihi kami makanan penutup yang manis sesuai dengan yang kami pesan, tidak lupa mengucapkan terimkasih. Kami pun lanjut berbincang hangat mengenai rutinitas masing-masing.

"Andai saja aku punya banyak waktu untuk berada disini, pasti akan aku pergunakan untuk berjalan-jalan bersama kalian berdua" ungkapnya membuatku tersenyum.

"Kamu bisa datang ke paris saja, aku sudah sangat senang sayang" tutur Zayn.

"Benar kata Zayn, Gi. Well, setidaknya kamu masih punya waktu satu hari lagi untuk bersenang-senangkan di kota ini. Jadi, jangan bersedih" kataku menimpali seraya memakan pudding sebagai makanan penutup malam ini.

"Tapi itu sangat singkat..." keluhnya.

"Sudahlah jangan bersedih seperti itu, nanti cantikmu hilang bagaimana" tutur Zayn membujuk Gigi, membuatku memutar bola mata malas.

"Jangan menggodaku" peringat Gigi yang aku hadiahi tawa lepas.

"Dasar pasangan aneh. Lama-lama telingaku panas mendengar kalian berdebat terus" tuturku seraya mengusap kedua telingaku.

"Salahkan Gigi kalau begitu Ken" ucap Zayn seraya menunjuk wajah Gigi dengan menggunkan sendok yang dia gunakan untuk memakan pudding.

"Enak saja! Kamu yang memulai, kenapa aku yang disalahkan" protes Gigi.

"Astaga sudah, sudah. Kalau kalian terus begini, bisa-bisa aku berubah profesi menjadi seorang wasit untuk menghalau kalian" peringatku.

"Apa itu artinya kamu tidak akan bekerja di perusahaan pamanku lagi Ken?" goda Zayn.

"Astaga, kenapa kamu bertanya konyol seperti itu" peringat Gigi.

"Iya, kenapa bertanya begitu? Aku kan tidak benar-benar serius" tuturku, membuatnya tertawa.

"Chill, Ken. Aku juga tidak benar-benar serius atas pertanyaanku itu karena aku tau bahwa itu tidak akan mungkin" katanya.

"Ya setidaknya, kalian sudah tau kenapa aku menerima pekerjaan di kantor kamu Zayn dan aku sangat-sangat berterimakasih kepada kalian berdua karena sudah banyak membantuku" ungkapku, membuat Gigi lantas mengelus punggungku.

"Itulah gunanya sahabat Ken" ujar Gigi.

"Dan jangan sungkan untuk berkeluh kesah kepadaku jika kamu sedang dalam masalah Ken" peringat Zayn yang aku indahkan dengan menganggukkan kepala.

"Itu benar, karena memang kamu Zayn. Satu-satunya orang yang aku pertanggung jawabkan untuk menjaga kamu Ken selama berada di kota ini" jelas Gigi.

"By the way, apa kamu senang bekerja di perusahaan itu Ken?" tanya Gigi.

"Suka atau tidak itu urusan lain Gi, bagiku yang terpenting itu bagaimana caranya agar aku bisa memberikan kontribusi yang baik untuk perusahaan dan tidak sampai mengecewakan kalian berdua yang sudah banyak membantu aku" tuturku seraya menggengam tangan Gigi.

ONLY ANGEL (HENDALL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang