BAB 16

68 16 0
                                    

Mendapati sesuatu gerakkan di bagian dahi, membuat aku yang tengah tertidur sontak membuka mata dan menoleh kearahnya yang berada di belakangku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mendapati sesuatu gerakkan di bagian dahi, membuat aku yang tengah tertidur sontak membuka mata dan menoleh kearahnya yang berada di belakangku. Terusik karena gerakkannya, aku pun lantas melihat jam di dinding yang menunjukkan pukul 6 pagi membuatku meregakkan tubuh dengan dia yang mengamati aku seraya tersenyum.

"Good morning Ken" sapanya.

"Morning Har" sahutku dengan suara khas bangun tidur.

"Kenapa kamu menatapku seperti itu Ken" tanyanya.

"Kamu mengusap dahiku ya?" ucapku balik bertanya.

"Memangnya kenapa?" tanyanya.

"Kamu tidak sopan Har" keluhku.

"Lebih tidak sopan lagi kalau aku harus mencium dan mengelus bahu kamu seperti dahulu agar kamu bangun" tuturnya berhasil membuat rona merah di kedua pipiku.

"Jangan mulai lagi Har. Ini masih sangat pagi" protesku.

"Baiklah, baiklah. Lagi pula aku hanya ingin membangunkan kamu saja tidak ada maksud lain" ucapnya seraya mengusap pucuk kepalaku dengan lembut dan bangkit dari ranjang.

"Kamu mau kemana?" tanyaku.

"Membuatkan sarapan untuk kita" ucapnya di ambang pintu kamar.

"Kamu tidak sedang bermimpikan Har. Tidak biasanya kamu bisa bangun di jam segini dan segetap ini untuk membuatkan sarapan" tanyaku heran seraya berjalan menghampirinya.

"Aku tidak sedang bermimpi Ken" ungkapnya seraya mengecup tanganku.

"Lalu, kenapa kamu mau membuatkan sarapan? Kamu kan tidak bisa memasak" tuturku.

"Dulu saat kita bersama mungkin aku memang tidak bisa memasak. Tapi kalau sekarang aku sudah bisa Ken" jelasnya yang masih menggenggam tanganku.

"Jadi, kamu mau menunjukkan kepada aku kalau sekarang kamu sudah jauh lebih mandiri, begitu?" tebakku.

"Aku rasa tidak masalah kalau memang hal ini bisa membuat kamu sedikit bangga kepada aku" ujarnya seraya mengedipkans sebelah mata dan hal itu membuatku menarik tanganku dari genggamannya.

"Aku lebih bangga kepada orang yang telah mengajarkan kamu" godaku.

"Kenapa begitu?" tanyanya.

"Karena dia telah sabar mengajari lelaki egois dan pemarah seperti kamu" ejekku.

"Jadi maksud kamu Cara Delevigne adalah orang yang sabar, begitu?" tanyanya membuatku sungkan untuk melanjutkan percakapan kami.

'Jadi selama ini Harry benar-benar menghabiskan waktu luangnya bersama Cara'

"Asal kamu tau saja. Cara bahkan selalu saja mencubit pinggangku dan menggerutu ketika aku salah memasukkan bumbu masakan Ken" jelasnya.

"Berapa lama kamu belajar memasak dengannya?" tanyaku.

ONLY ANGEL (HENDALL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang