BAB 34

72 16 0
                                    

Terpaksa berbohong kepada Harry kalau kami mendapatkan undangan makan siang bersama dengan Tuan Blake, karena alasan tidak ingin Cara mencuri kesempatan untuk berdekatan dengannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terpaksa berbohong kepada Harry kalau kami mendapatkan undangan makan siang bersama dengan Tuan Blake, karena alasan tidak ingin Cara mencuri kesempatan untuk berdekatan dengannya. Tidaklah membuat Harry marah dan kami tetap melanjutkan makan siang di sebuah cafe dekat sungai seine walaupun hanya berdua saja, bahkan Harry memintaku untuk menemaninya melihat sebuah penthouse yang akan di beli olehnya.

10 menit dalam perjalanan untuk mencari alamat penthouse yang berada di 49 Rue Boissière, 16th Arr-Paris. Akhirnya kami temukan dan lantas melihat langsung penthouse tersebut yang ternyata berukuran 94 meter persegi, didalamnya terdapat tiga kamar tidur yang berukuran lebih luas dan 4 kamar mandi. Sangat sesuai dengan apa yang kami butuhkan.

Sepakat untuk membeli penthouse ini, Harry pun memintaku untuk menandatangani surat-surat yang diberikan sang pemilik karena nantinya penthouse ini akan menjadi atas namaku. Hal seperti ini yang membuat aku merasa beruntung memiliki Harry dalam hidup ini, sebab dia memperlakukan aku layaknya seorang ratu.

"Kita mau kemana lagi?" tanyanya.

"Yang pasti aku tidak ingin pulang sekarang" jawabku.

"Kenapa?" tanyanya berhasil membuatku menghembuskan nafas kasar dan merubah posisi menghadap kearahnya yang nampak sedang fokus mengemudi.

"Apa kamu tidak sadar kalau sepertinya Anne sedang berusaha untuk menjodohkan kamu dengan Cara belakangan ini?" tanyaku.

"Mungkin itu hanya perasaan kamu saja Ken" ujarnya.

"Tapi perasaanku tidak pernah salah Harry" keluhku.

"Baiklah kalau memang kamu merasa seperti itu, tapi perlu kamu tau bahwa kenyataannya aku hanya mencintai kamu seorang dan aku hanya menganggap Cara sebagai sahabatku saja tidak lebih" ungkapnya seraya mengecup punggung tanganku dan menggenggamnya dengan erat.

"Aku percaya kepada kamu" jawabku.

"Harus" katanya membuatku tersenyum.

"Lalu kita mau kemana?" tanyaku.

"Lihat saja nanti kamu pasti akan suka" jawabnya.

Tertidur selama dalam perjalanan, Harry pun membangunkanku dengan cara mengecup pipiku secara berulang-ulang sehingga membuatku membuka mata dan memeluknya erat. Menyadari bahwa kita berada di penangkaran kuda di Park of Chateau De Versailles, aku pun meminta untuk pergi berkuda bersama dengan Harry.

Memilih untuk menunggangi kuda besar berwarna coklat tua bernama Besile yang bersurai cantik, membuat Harry tidak mau kalah dan ikut menunggangi kuda berwarna hitam gagah bernama Gills. Beriringan menyusuri Park of Chateau De Versailles, Harry pun mengabadikan momen berharga ini dengan ponselnya.

Satu setengah jam berkeliling dengan menunggangi kuda, kami pun akhirnya memutuskan untuk memasuki Palace of Versailles dan melihat ruangan paling terkenal yaitu Hall of Mirrors maha karya arsitek Louis Le Vau. Kebersamaan kami tentu saja mencuri perhatian orang-orang bahkan banyak pula yang meminta foto, akan tetapi Harry meminta pengawalan bodyguard sehingga kami tetap aman.

ONLY ANGEL (HENDALL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang