NM | DUA PULUH EMPAT

2.7K 208 1
                                    

🏴‍☠️ Met Baca 🏴‍☠️

"Gimana mau bunuh bokap lo kalau masuk penjara aja lo gak bisa keluar sendiri" sindir Daren sambil keluar dari kantor polisi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gimana mau bunuh bokap lo kalau masuk penjara aja lo gak bisa keluar sendiri" sindir Daren sambil keluar dari kantor polisi.

Keneth hanya menghela nafas kasar, kepalanya sampai pusing sedari tadi mendengarkan ocehan Daren.

"Udah napa, pala gue pusing dengerin ocehan lo" kesal Keneth

"Kita tunggu sampai bokap lo bebas, pasti gak akan lama lagi. Secara koneksi dia banyak dan punya pengacara mahal" ucap Daren diangguki oleh Keneth.

"Gue udah cari bukti dan mau post semua kejahatan dia di sosmed biar dia kena sanksi sosial, kalau semua orang tau pasti citranya bakal jelek" jawab Keneth

"Awal yang bagus, setelah dia keluar pasti semua orang akan mencemooh si tua bangka itu"

Daren memasuki mobilnya diikuti oleh Keneth yang duduk di sampingnya. Hari ini sangat melelahkan untuk Daren karena banyak sekali yang harus diselesaikan.

"Apa yang mau lo lakuin habis ini?" tanya Keneth membuat Daren berpikir.

"Banyak tapi gue mau balik ke markas dulu, ada sesuatu hal yang mau gue bicarain sama anak buah gue" jawab Daren seadanya.

"Gue mau ikut lo" Daren hanya mengangguk sebagai jawaban.

Ketika sudah sampai di markas, Daren tak sengaja melihat seorang gadis sedang berbincang dengan orang kepercayaannya.

"Lucas, who is she?"

"Untuk apa kamu kesini?" tanya Daren melihat gadis itu.

"Kakak iparku sayang, aku kesini mau negosiasi"

Daren menghela nafas lalu duduk di salah satu kursi kosong tak jauh dari adik iparnya, Fania. Entah apa yang mau dinegosiasikan.

"Lo masuk duluan aja, Ken. Ntar gue nyusul" ucap Daren yang diangguki oleh Keneth.

Setelah Keneth pergi, Daren kembali menatap Fania. "Buruan ngomong, kakak gak punya waktu banyak"

"Kemarin di kampusku ada seorang pria berbicara dengan katingku, aku mendengar semua pembicaraan mereka. Pria itu kalau tidak salah bernama Rendy, katingku memanggilnya dengan bos"

"Tau darimana kamu soal Rendy?"

"Aku tidak sengaja mendengar pembicaraan papa sama Kak Kayes sebelum papa pergi ke luar negeri" ucap Fania dengan polosnya.

"Trus apa yang mereka bicarakan?" tanya Daren membuat Fania menatapnya dengan penuh makna.

"Gak gratis dong kak!" jawab Fania sambil tersenyum penuh kemenangan.

NEW MAMI (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang