BAB IX

219 38 3
                                    

Jakarta, 2020.

"Bi, kamu kan dapat peringkat satu nih. Kira-kira mau hadiah apa dari om Jul?". Julio menatap bocah menggemaskan disebelahnya yang nampak berpikir serius.

"Eskrim?". Ujar Xabiru ringan.

Julio kehilangan kata-kata. Yang benar saja, walaupun tidak punya pekerjaan Julio masih mampu membeli hadiah untuk Xabiru.

"Kok eskrim sih, Bi. Kan om Jul udah sering traktir kamu eskrim, yang lain dong". Pinta pemuda itu.

"Kata mama Biru gak boleh minta-minta sama om Jul".

Julio berdecak pelan. "Bi, kamu gak minta. Om Jul sendiri yang mau kasih, ini tuh reward karena keponakan om udah jadi juara kelas".

Xabiru menggembungkan pipinya, nampak menimang-nimang- Xabiru sudah punya banyak mainan; hadiah dari om Winan, punya banyak sepatu juga dari om Ken dan om Ibam, punya banyak baju-baju lucu juga; hadiah dari Tante Alin. Bocah itu punya semuanya, kecuali-

"Papa".

Lagi, Julio kehilangan kata-katanya. Bocah ini sekali nya meminta, benar-benar membuat sakit kepala.

"Gak bisa ya, om?". Tanya Xabiru, raut wajahnya nampak sedih.

Julio berdehem pelan. Berjongkok untuk menyamakan posisi nya dengan Xabiru.

Pemuda itu tersenyum lembut sembari memegangi kedua pundak keponakannya. "Bisa dong. Tapi enggak sekarang, nanti yaa..".

"Uhm--- sekarang om Jul ajak kamu beli eskrim dulu deh, pistachio sepuasnya. Gimana, mau?".

Xabiru mengangguk semangat. "Oke om ayooo makan eskrim sepuasnya hari ini, tapi jangan bilang-bilang mama hihihi.....".

Julio mengiyakan dengan cepat. Dalam hati mengucapkan syukur karena mood Xabiru dapat dialihkan dengan mudah.

****

Malamnya suasana di kediaman Alisa nampak berbeda. Meja makan nampak penuh dengan berbagai jenis makanan kesukaan Xabiru, ya Alisa sengaja membuat perayaan kecil untuk putranya yang sudah berhasil mendapat juara kelas.

Hanya makan malam bersama dengan para sahabatnya dan juga Nakula beserta kedua orangtuanya.

Dan yaa- saat ini kedua bocah itu tengah sibuk membuka kado dari Winan dan juga Kenneth yang begitu banyak.

"Biru, buka kadonya dilanjut nanti ya? Sekarang kita makan dulu, semuanya udah kumpul". Alisa menghampiri Xabiru dan Nakula dengan senyum manisnya.

"Oh? Tante Jeny udah dateng mom?".

Alisa mengangguk. "Sama Tante Yeri juga". Ucapnya.

Xabiru seketika bangkit dari duduknya, diikuti oleh Nakula yang juga nampak berbinar ketika mendengar nama Yeri disebut.

"Ayo ma. Jangan bikin Tante Jeny nunggu". Setelah berkata demikian, Xabiru segera menggandeng tangan Nakula berjalan bersama menuju ruang makan.

"Nana nanti kita minta diajak ke salon lagi yuk sama tante Yeri".

"Ayo. Nanti minta rambut kita diwarnai, hihihi....".

Hello, PAPA!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang