BAB XII

153 30 3
                                    

Xabiru menghela nafas lelah, sudah hampir tiga puluh menit berguling-guling di depan TV. Benar-benar membosankan!

Pasalnya tante Alin sedang pergi bersama om Ibam; membeli bahan untuk memasak.

Jadilah Xabiru ditinggal sendirian, tadinya bocah itu ingin bermain lompat kodok bersama Rendi. Tapi tidak jadi karena Rendi mendadak sakit gigi.

"Biru bosennnn! Kangen mamaaaa!". Keluhnya.

Mau menelpon mama, tapi dia lupa nomor telepon wanita kesayangannya itu berapa. Biasanya tante nya yang akan menelepon mama untuknya, Biru tinggal duduk anteng saja.

"Mama!!!! Biru kepingin makan es krim!". Bocah itu melengkungkan bibirnya kebawah. sudah seperti anak terlantar saja, begitu pikirnya. Kenyataan nya dia tidak ditelantarkan, hanya jalan pikir bocah itu saja yang agak hiperbola.

Ting tong!

Ting tong!

Bocah itu segera menegakkan tubuhnya. Siapa kira-kira yang bertamu sepagi ini? Kalau tante nya kenapa harus repot-repot menekan bel?

Akhirnya dengan rasa penasarannya, bocah delapan itu berlari kecil, untuk membukakan pintu. Siapa tau itu mas-mas Gofood yang mau anter makanan buat dirinya. Hehehe.....

"Iyaaaa, sebentar". Ucap Xabiru, ketika langkahnya kian mendekat.

Namun, Xabiru dibuat mematung seketika saat mendapati seorang pria tinggi tengah berdiri membelakanginya, jelas ini bukan mas-mas Gofood! Karena dari penampilannya saja sudah lain.

Tak lama orang itu berbalik, memberikan senyuman lebar untuk Xabiru.

"Hey little boy?". Sapa nya.

Xabiru mengerjap pelan. Kenapa orang-orang selalu sok akrab begini sih kepadanya?!

"Halo, om. Cari siapa?". Tanya Xabiru sopan.

"You".

"Eh? Kenapa nyariin Biru?!". Tanyanya kaget.

Bocah itu sontak menutup mulutnya secara dramatis. Pria berjas hitam, sepatu pantofel dan juga memakai kacamata hitam.

"OH?! OM INI DARI ACARA UANG KAGET YA?!". Teriaknya heboh.

"Kameranya mana om?! Biru mau kirim salam buat mama sama temen-temen?!".

Pria itu— Jovial, menepuk jidatnya pelan. Anaknya tumbuh menjadi bocah yang sangat menakjubkan, dengan jalan pikir diluar dugaan.

"Nggak ada kamera apa-apa. Ini bukan acara tv yang kamu maksud". Jawab Jovial santai.

"Yah! Gagal deh masuk tv!". Batin Xabiru kesal.

"Terus om ini siapa?". Tanyanya kemudian.

"Your daddy". Ujar Jovial tenang.

Padahal sebenarnya Jovial sedang ketar-ketir menunggu reaksi bocah kecil dihadapannya.

Bagaimana jika Xabiru menolak kehadiran nya?

Hello, PAPA!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang