"Ma, hari ini bisa jemput Biru gak?". Ucapan putranya membuat Alisa menoleh, menatap Xabiru yang berjalan disampingnya.
"Hm? Terus om Jul gimana?".
Ngomong-ngomong, sebelum berangkat bekerja Alisa memang selalu mengantar Xabiru ke sekolah. Dan nantinya anak manisnya itu akan dijemput oleh Julio; sepupunya. Yang kebetulan sedang dalam masa istirahat, katanya.
Yaa— pemuda jangkung yang sudah menyelesaikan kuliahnya setahun lalu itu memutuskan untuk menganggur. Benar-benar diluar dugaan. Disaat semua orang berusaha untuk mendapatkan pekerjaan Julio justru tidak, pemuda itu banyak menghabiskan waktu bersama Xabiru dan sesekali membantu temannya di bengkel.
"Maunya dijemput mama. Please....". Xabiru menggoyangkan tangannya yang saling bertaut dengan sang mama.
Alisa menghela napas pelan, mengeratkan genggaman tangannya pada Xabiru.
Ini kali pertamanya bocah delapan itu meminta untuk dijemput olehnya.
"Yaudah, nanti mama jemput. Kalau mama agak telat, kamu bisa tunggu sama Miss Anya dulu kan?".
"Okee, ma. Biru akan tunggu sampai mama dateng". Jawab Xabiru sumringah.
"Good boy". Puji Alisa.
"Of course, i'm you're good boy".
Xabiru mengayunkan langkahnya dengan riang— melepaskan genggaman dengan wanita kesayangannya lalu berlari kecil meninggalkan Alisa yang hanya dapat tertawa pelan.
Ketika sudah sampai di depan kelasnya Xabiru menghentikan langkahnya, dan berbalik menunggu mama.
"Oke, boy—listen to mama. Jangan bertengkar sama teman-teman kamu yaa, jangan nakal, dengarin kata-kata ibu guru, dan belajar yang bener, oke?". Alisa sedikit merunduk untuk mengusap puncak kepala Xabiru dengan sayang.
"Aye aye, ma'am". Xabiru mengangkat tangannya membuat gerakan hormat.
"But, mom. Can i eat some ice cream today? Just three ice cream, i promise". Tanya Xabiru penuh harap. Lagi-lagi bocah itu mengeluarkan jurus andalannya; memberikan mama tatapan anak anjing yang lucu.
"No, i mean— one ice cream enough for today". Alisa menggeleng.
Anaknya itu benar-benar maniac eskrim. Xabiru bahkan pernah berkata kalau sudah besar nanti, dia ingin punya pabrik eskrim untuk dirinya sendiri.
"Why mom? Padahal Nana
udah janji buat traktir Biru banyak ice cream hari ini. tapi— Biru cuma mau tiga karena takut mama marah"."Honey. Gigi kamu itu lho nanti sakit, terus kamu nanti batuk juga. Biru pilih deh, makan satu ice cream aja atau enggak sama sekali?".
"Fine. Biru nurut sama mama. Biru makan satu eskrim aja".
Walaupun sangat mencintai ice cream, Xabiru tentu lebih mencintai mamanya. Jadi dia akan makan satu ice cream saja di sekolah, lalu meminta sisanya nanti saat mama datang menjemputnya.
"That's my little boy".
Alisa mengacak pelan surai sang putra, lalu tersenyum hangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, PAPA!
FanfictionXabiru tidak tahu apa itu definisi seorang papa. Siapa yang harus dia panggil papa? Atau dimana papanya berada. Itulah pertanyaan yang selalu bersarang di otak kecil bocah delapan itu. Namun jauh dari itu, Xabiru merasa dia tidak membutuhkan sosok s...