𝐏𝐮𝐤𝐮𝐥 08.00 𝐊𝐒𝐓."aku punya anjing kecil, ku beli nama doggy setail.."
Suasana meja makan yang tadinya hening jadi berubah tegang setelah mendengar Yuli bernyanyi.
Jungkook mengernyit sambil menoleh ke arah anaknya itu, "sayang, siapa yang ajarin lagu itu?"
Yuli diam sejenak lalu menunjuk sosok pria yang ada di depan Jungkook, "Kak Beomie."
"Aku? Kapan? Kapan aku mengajarimu lagu itu?" elak Beomgyu. Choi Beomgyu, adik sepupu Jungkook yang sudah 2 bulan ini tinggal bersamanya. Beomgyu merantau dari Daegu ke Seoul untuk mencari kerja tapi sampai sekarang ia belum menemukan pekerjaan yang tepat.
"Ya! Jangan turunkan pikiran kotormu pada anakku!" ketus Jungkook sinis.
"Aku gak ngapa-ngapain lho kak, kok aku yang di salahin? Mungkin aja temen-temen Yuli di sekolah yang ajarin dia lagu itu," balas Beomgyu terus membela diri.
Jungkook hanya diam sambil meneruskan sarapannya, "Yuli sayang, jangan nyanyiin lagu itu lagi yah."
"Kenapa pa?" tanyanya bingung.
"Gakpapa kok, ayo habisin sarapannya. Setelah itu papa anterin ke sekolah."
"IKUT!" sahut Beomgyu tapi hanya di balas tatapan sinis oleh Jungkook.
"Gak ada ikut-ikut. Ini piring di cuci!"
Jungkook menggendong anaknya yang sedang duduk, lalu segera keluar meninggalkan Beomgyu yang terlihat kesal.
"Udah duda juga, malah betingkah. Emang aku pembantu apa?" omel Beomgyu.
. . .
Di sepanjang jalan, Yuli dan Jungkook asik mengobrol bersama.
"Papa tau gak?"
"Apa itu?"
"Disekolah, ada ibu gulu yang selalu nemenin Yuli. Dali belajal lukis, belajal nulis, mau pipis juga ibu gulu temenin," balasnya polos.
Jungkook hanya tersenyum mendengar ucapan anaknya itu, "nanti siang, papa jemput Yuli di sekolah. Kita makan siang bareng, oke?"
"Oke!" balasnya semangat.
15 menit perjalanan, akhirnya mereka pun sampai di sekolah Yuli. Jungkook menggendong anaknya itu keluar lalu berjalan masuk ke pintu gerbang.
"Udah, tulun disini aja."
"Kenapa?"
"Yuli bisa ke kelas sendili kok."
Jungkook hanya mengangguk, ia menurunkan anaknya itu dengan perlahan sambil mengecupi kedua pipinya, "Yuli jangan nakal yah."
Gadis kecil itu mengangguk, lalu berlari pelan menuju ke kelasnya. Sesekali ia berbalik untuk melambaikan tangannya pada Jungkook.
Melihat anaknya yang sudah cukup jauh, Jungkook kembali ke mobil lalu bergegas menuju ke Kliniknya.
. . .
Yuli terus berlari kecil, ia terlihat sangat bersemangat, tapi sebelum sampai di kelas, langkahnya terhenti karena ada sekelompok anak yang berusia 2 tahun lebih tua darinya datang dan menghampirinya.
"Kamu kok kesekolah?"
Yuli mengernyit bingung, "kenapa?"
"Kita gak mau liat kamu disini, kamu kan gak punya mama, jadi gak boleh sekolah disini!" balas Jisa. Lee Jisa, anak kepala sekolah di taman kanak-kanak tersebut.
"Emang ini sekolah Jisa? Kok Jisa ngatul? Yuli punya papa, Jisa kan gak punya," ucap nya angkuh membuat gadis di depannya itu kesal.
"Kita berantem yuk."
"Gak mau ah, nanti Jisa nangis." Yuli berlalu begitu saja meninggalkan Jisa, membuat gadis itu makin kesal.
"Tangkap dia!"
Jisa dan 2 temannya langsung berlari mengejar Yuli, sedangkan gadis kecil itu hanya tertawa dan ikut berlari.
Saat ingin memasuki kelas, Yuli terpeleset dan hampir jatuh, untung saja ada seseorang yang menahannya.
"Yuli, jalannya hati-hati sayang. Kenapa lari-lari?"
Yuli menoleh dan langsung tersenyum mendengar suara lembut itu, "ibu cantik? Makasih yah."
Wanita itu mengangguk kecil, "ayo masuk." Dia Y/n. Jung Y/n wali kelas Yuli, walaupun masih magang, Y/n sudah di beri kepercayaan untuk mengurus 1 kelas di sekolah itu.
. . .
Waktu terus berputar, sekarang jam sudah menunjukkan pukul 11.30 KST.
Anak-anak mulai berlarian keluar sedangkan Yuli masih diam di mejanya.
"Sayang, belum pulang?" tanya Y/n pelan.
Yuli menggendong tasnya, lalu berjalan mendekati Y/n.
"Ibu udah makan?"
Y/n mengulas senyum di wajahnya saat mendengar pertanyaan itu, "belum, emangnya kenapa?"
"Mau makan siang bareng gak?"
"Emm... Ibu lumayan sibuk hari ini, besok aja gimana?"
Raut wajah Yuli berubah drastis setelah menerima penolakan itu, "yaudah deh." dengan malas, ia berjalan keluar tapi sebelum benar-benar jauh, Y/n kembali memanggilnya.
"Yuli, tunggu sayang!" tak enak rasanya melihat gadis kecil itu kecewa, Y/n memutuskan untuk menerima ajakan itu.
"Ibu mau ikut?" tanyanya bersemangat.
"Hm."
"Yaudah, gendong aku."
Y/n hanya tersenyum, lalu menggendong gadis kecil itu. Keduanya segera menuju ke pintu gerbang.
Dari kejauhan, terlihat mobil berwarna hitam berhenti tepat di depan gerbang sekolah. Sosok jangkung keluar dari mobil tersebut dengan kameja putih dan tak lupa jas dokternya melekat dengan sempurna, membuat penampilannya makin menawan.
"Luar biasa," ucap Y/n kagum, "Yuli-ya, kau lihat pria itu?"
Gadis kecil itu hanya mengangguk, "hm, kenapa?"
"Aku baru melihatnya, tapi dia benar-benar langsung menyihir hatiku. Aku harus tau siapa namanya, dia tampan bukan? Astaga, apakah ini yang di namakan jodoh? Aish, sial dia kesini sekarang!" ucap Y/n heboh melihat pria itu berjalan menuju ke arah mereka.
"Dia papa Yuli. Ibu suka?"
"Hah?" Senyuman Y/n tiba-tiba memudar. Matanya ikut membulat kaget, jujur saja, ia benar-benar tidak tau kalau pria itu adalah ayah dari Yuli, karena selama Yuli pindah ke sekolah 2 bulan yang lalu, setiap ada rapat orang tua, Beomgyu yang selalu menghadiri acara itu.
. . .
BERSAMBUNG...
Jangan lupa tinggalkan jejak, vote dan koment agar sebagai dukungan untuk cerita ini🐛💙
SEE YOU💙Publish 09/Maret/2022
KAMU SEDANG MEMBACA
DOKTER JEON PEMIKAT HATI
Losowe[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA!] REVISI SETELAH TAMAT. Cerita ini hanya fiktif belaka dan tidak ada hubungannya dengan kehidupan asli para pemeran di dalam cerita ini. Tidak menerima pembaca berkedok Y/n phobic! Plagiat jauh jauh aja deh. Rate: 18++...