Double up!! Kali ini double up yah wkwk. Setelah baca, jangan lupa tinggalkan jejak, vote dan koment sebagai bentuk dukungan kalian untuk cerita ini 💙😉
Warning!!!
Mengandung unsur dewasa, jadi bagi yang masih di bawah umur boleh di skip. Satu lagi, buat yang nanyain, authornya umur berapa sih? Wkwk aku line 00, jadi hitung sendiri aja yah udah umur berapa wkwk.Happy Reading 🌹💜
2 hari berlalu begitu saja, Y/n benar-benar menjauh dari Jungkook dan terutama pada Yuli. Di sekolah, Y/n tak mau terlalu banyak bicara dengan gadis kecil itu. Sebenarnya tak tega, apalagi Yuli masih kecil, tapi mau bagaimana lagi, menjaga jarak itu harus ia lakukan demi kenyamanan bersama.
Pukul 12.00 KST.
Hari ini Y/n tidak pergi ke sekolah, ia sudah meminta izin pada kepala sekolah, dengan alasan sakit. Yang sebenarnya ia sibuk membersihkan seisi rumahnya.
"Huft ... Akhirnya selesai juga." Y/n duduk di ruang tengah untuk beristirahat, tak lama kemudian suara ketukan pintu tiba-tiba terdengar dari arah depan.
Tok! Tok! Tok!
Tanpa berpikir panjang, Y/n langsung berjalan menuju ke pintu utama.
Ceklek~~
Saat pintu terbuka, sosok yang beberapa hari ini ia jauhi, kini berdiri tepat di hadapannya.
Tak mau berkata apa-apa, Y/n buru-buru menarik pintunya, tapi pria itu manahannya.
"Dengarkan aku, kau masih marah?" Yah, siapa lagi kalau bukan Jungkook.
"Pergilah dari sini! Aku tidak ingin bicara apapun!" Y/n berusaha menutup pintunya tapi semuanya sia-sia karena kekuatan pria itu lebih kuat darinya.
Menyerah, Y/n membiarkan Jungkook masuk tapi ia tidak mau menatapnya. Y/n berdiri tegak membelakangi pria itu.
Jungkook menghelah panjang nafasnya, lalu meletakan tas belanjaannya di meja. Dengan penuh keberanian, di balikannya tubuh wanita itu lalu di dekapnya erat.
Y/n sedikit memberontak tapi Jungkook lebih mempererat pelukannya, "jika menurutmu aku salah, aku minta maaf. Kau tau? Yuli, Beomgyu, mereka berdua juga tidak mau bicara padaku karena mereka pikir malam itu aku menyuruhmu pulang sendiri."
Y/n meremas kameja pria itu dengan tangisan pecah, luka 2 hari yang lalu masih di ingatnya dengan jelas.
Jungkook mengelus punggung wanita itu dengan lembut agar ia bisa lebih tenang.
. . .
Cukup lama berdiri dengan posisi yang sama, Y/n mulai luluh dan tangisannya perlahan meredah.
Jungkook menangkup kedua pipi Y/n sambil mengusapnya pelan, "apa kau bisa memaafkanku?"
Y/n diam sejenak, tapi melihat wajah Jungkook, pria itu benar-benar tulus meminta maaf padanya.
"Baiklah, aku memaafkanmu."
Jungkook tersenyum lalu menarik wanita itu untuk duduk di ruang tengah.
Hening, keduanya hanya saling memengangi tangan sambil menatap ruang tengah yang kosong.
"Kau tidak punya Televisi?"
Y/n menoleh, "ada di kamarku, setelah ayahku meninggal, aku pinda ke rumah ini dan memindahkan televisi di kamarku juga."
"Baiklah, aku bawah beberapa cemilan dan wine. Kau suka minum wine?"
"Hm." Y/n mengangguk pelan.
"Yasudah, ayo."
KAMU SEDANG MEMBACA
DOKTER JEON PEMIKAT HATI
Diversos[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA!] REVISI SETELAH TAMAT. Cerita ini hanya fiktif belaka dan tidak ada hubungannya dengan kehidupan asli para pemeran di dalam cerita ini. Tidak menerima pembaca berkedok Y/n phobic! Plagiat jauh jauh aja deh. Rate: 18++...