2. Life

8.6K 1.1K 162
                                    

"Aku baik baik saja, ya... Tidak ada hal yang terlalu spesial disini. Aku bekerja, lalu pulang, itu saja."

"Dasar bodoh. Pergilah bersenang senang tuan Jung. New York adalah kota gemerlap dengan banyak tempat tempat bagus untuk dikunjungi. Terserah kau mau ke taman, ke mall, atau ke bar sekalipun. Terkadang kau butuh waktu untuk bersenang senang."

"Yakk, aku tak memikirkan hal itu..."

"Kalau begitu pikirkanlah sekali sekali!"

Jeffrey sedikit menjauhkan ponselnya dari telinganya. Dia tiba tiba pusing mendengar celotehan lelaki di seberang sada yang tak berhenti mengomel padanya. Pembahasan yang simpel sebenarnya, hanya sekedar menanyakan kabar dan kegiatan masing masing. Namun ketika sosok lelaki di seberang sana menyinggung perihal hal bersenang senang, dan jawaban Jeffrey yang diluar ekspektasi nya membuat lelaki itu mengomel selama kurang lebih 20 menit.

"Hey, aku tak akan gila hanya karena bekerja terus. Aku punya cara bersenang senang sendiri."

"Ohh begitukah? Apa bahasa inggrisnya? Hiling?"

"Healing. Bukan hi, tapi hea."

"Itu terdengar sama saja, bodoh."

"Terserah. Jangan cemaskan aku, Lee Taeyong. Aku bisa menjaga diriku sendiri disini."

"Kau yakin?"

"Ya."

Tak ada balasan dari seberang sana untuk beberapa saat.

"Jeffrey..."

Jeffrey terdiam sejenak ketika sosok lelaki di seberang sana memanggil namanya. Ada rasa asing dan canggung setiap kali dia mendengar namanya disebut.

"Kau tahu jika aku hanya ingin kau bahagia, kan?"

"Bekerja bukan sesuatu yang baik jika kau berbicara tentang mengalihkan pikiran dari masalahmu. Tak apa sesekali bersenang senang. Otak itu seperti lampu. Kalau dihidupkan terus menerus, dia akan panas."

"Aku hanya ingin kau menjalani hidup baru. Aku sudah bersusah payah mengganti identitasmu, kau tahu itu, kan? Jangan kecewakan dirimu sendiri. Berbahagialah."

Jeffrey tersenyum tipis.

"Aku mengerti."

Di seberang sana, jauh di bagian benua lainnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di seberang sana, jauh di bagian benua lainnya. Lelaki yang Jeffrey panggil Taeyong itu menghela nafas pelan sembari menatap ponselnya.

Lelaki itu tersenyum tipis, netranya kini melirik sang adik yang sibuk menatap laptopnya sembari mengetikkan proposal untuk rapat siang nanti. Taeyong tersenyum tipis.

"Mau kopi?" Tawarnya. Taeyong lalu berjalan mendekati mesin kopi setelah mendapat anggukan dari sang adik.

"Makan siang nanti mau makan apa?"

Memories Philosophy || Jung JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang