Jeffrey kini menyantap pancake buatannya dengan santai sembari membaca beberapa artikel di ipad nya. Lelaki itu masih memiliki waktu sebelum dia berangkat pagi ini. Jeffrey bangun lebih awal, dan dia berniat setidaknya sesekali untuk sarapan.
Mata Jeffrey berbinar menatap beberapa foto lukisan yang kini menjadi sebuah perbincangan hangat karena memiliki makna yang sangat mendalam. Jeffrey sangat suka seni, hanya saja dia bodoh dalam mengaplikasikannya, jadi Jeffrey hanya bisa memandangi lukisan lukisan yang dia sukai tanpa berniat melakukan hal yang sama layaknya sesama penyuka seni.
Ada satu lukisan yang menarik perhatian Jeffrey. Lukisan sederhana yang sebenarnya tak lebih bagus daripada lukisan lainnya dalam artikel itu.
Tak ada yang istimewa dari lukisan ini. Hanya seorang lelaki ayng tengah menatap figura yang ada di sebelahnya. Ibu jari Jeffrey mengusap pelan layar ipad nya tepat di bagian kepala lelaki yang ada di lukisan itu.
Jeffrey seperti mengenal lelaki yang ada di lukisan itu. Meski dia tak mengetahui wajahnya, namun Jeffrey cukup familiar dengan proporsi tubuh lelaki yang ada di lukisan itu.
Jeffrey menghela nafas pelan, lantas mengambil capture pada lukisan itu dan menjadikannya sebagai wallpaper ponsel Jeffrey sebelum lelaki itu menyelesaikan sarapannya.
Jeffrey melangkah masuk ke dalam ruangannya. Dia menghela nafas pelan sebelum meraih telepon nirkabel nyang berada tak jauh darinya.
"Good morning, Anne. What's my schedule for today?"
Jeffrey sesekali mengangguk mendengar suara wanita dari seberang sana yang menjelaskan dengan rinci jadwal dan beberapa pasien konsultasi yang harus dia kunjungi hari ini. Jeffrey lantas tersenyum tipis sembari kembali mengangguk setelah wanita bernama Anne itu selesai berbicara.
"Okay, see you soon."
Jeffrey lantas menutup teleponnya dan menghela nafas pelan. Ternyata jadwalnya kosong sampai siang nanti. Ahh, siapkan. Kenapa Jeffrey benar-benar lupa memeriksa jadwalnya semalam? Kalau tahu akan seperti ini, setidaknya Jeffrey masih bisa sedikit bersantai dial apartemen tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Memories Philosophy || Jung Jaehyun
Fanfic[SEQUEL When this rain stops || NCT dream x 127] Ternyata... Kesempatan kedua itu benar benar ada, ya? "Dia mirip Jaemin..." "Tapi dia tak akan mati juga seperti Jaemin, kan?" "Aku bukan adikmu." "Jadi berhenti menyamakan aku dengannya." "Adikmu s...