5. Sebuah Alasan

246 148 457
                                    

"LO BISA DIAM, GAK?" tanya Resya sangat keras. Salsa sampai menutup mata ketika mendengar bentakan dari sahabatnya.

"Lo bisa diam, gak? Sehari aja! Gak usah ngelakuin apa-apa! Gak usah peduliin gue. Bisa gak, Sal?" ucap Resya dengan suara yang semakin memelan. Matanya sampai memerah menahan tangis.

Melihat itu Salsa ikut bersedih. Entah ada apa dengan Resya, Salsa tidak mengerti.
"Sya, lo kenapa, sih?" tanyanya.

"Gue?" tanya Resya menunjuk diri sendiri. "Gue muak sama lo." Ia tunjuk Salsa dengan menatap remeh. "Gue muak ngeliat muka lo. Jadi gue minta hari ini aja, gak usah tunjukin wajah lo depan gue, bisa?"

Jantung Salsa mencelos. Hatinya seperti dihujani ribuan pisau. Ia sangat menyayangi Resya. Sampai kapan pun akan selalu begitu. Namun berbeda dengan Salsa, Resya sangat membencinya meski apa pun yang dilakukannya.

Salsa berlari ke luar kelas. Matanya memerah menahan tangis. Salsa masuk ke dalam kamar mandi. Ia mencuci mukanya lalu melihat pantulan dirinya di cermin. Bayang-bayang masa lalu masuk ke dalam pikirannya. Kenangan dan luka lama itu muncul dengan sendirinya.

'Lo sahabat terbaik gue, Sal.'

'Kita bakal terus sama-sama kaya gini, kan?'

'Coba kejar gue, Sal. Kalo berhasil, berarti lo bakalan berhasil juga buat dapetin Aldi.'

'Cieee, yang baru jadian sama Aldi, cieee.'

'Sal, Riya boleh masuk tim kita, kan. Ya, boleh, ya!'

'Maaf, Sal! Gue gak bisa nemenin lo. Gue ngerjain tugas di rumah Riya.'

'Sal, gue gak bisa ikutan nongkrong, gue nemenin Riya, nih.'

'Salsa, kok lo jahat banget, sih, ke Riya.'

'Oh, jadi di belakang gue lo giniin Riya.'

'Gak nyangka gue.'

'Egois lo, Sal.'

"Aaaa!" teriak Salsa kesal. Bayang-bayang masa lalu itu terus berputar di kepalanya.

"Salsa bodoh! Bego! Seharusnya lo gak ngelakuin itu, Sal," ucapnya pada diri sendiri.

"Gue emang bodoh! Gue bego! Gue egois. Gue jahat. Kenapa dulu gue harus kaya gitu?" monolognya.

Salsa tersenyum kecut. Ia berpikiran, jika dirinya dulu tidak cemburu pada Riya, mungkin semua ini tidak akan terjadi. Mungkin ia masih bersahabat dengan Resya. Salsa menyesal dengan keputusan yang ia ambil dulu. Keputusan untuk mencoreng nama Resya dari daftar temannya.

Dulu, Salsa dan Resya adalah teman yang sangat dekat. Atau biasa disebut-sebut sebagai sahabat. Dari kecil mereka sudah main bersama. Dulu keduanya tak pernah terlibat pertengkaran yang serius. Hanya perdebatan anak-anak seusia mereka setelah itu berbaikan.

Namun, kehadiran anak baru di SMA Cakrawala mengubah segalanya. Riya, gadis itu cukup dekat dengan Resya. Mereka bertetangga. Sifat Riya yang lemah lembut berbanding terbalik dari sifat Salsa yang bar-bar. Keduanya adalah sahabat Resya. Ia sayang pada keduanya.

Bermula ketika Resya meminta izin pada Salsa untuk memasukkan Riya ke dalam geng mereka. Awalnya Salsa tak masalah, bahkan ia senang mendapat teman baru. Namun, kedekatan Resya dengan Riya membuat Salsa cemburu. Resya menjadi lebih sering bersama Riya daripada dirinya. Salsa hanya merasa menjadi kesepian. Itu saja.

Pada akhirnya Salsa mengeluarkan Riya dari tim mereka. Dengan alibi ia tidak cocok dengan kriteria keanggotaan mereka. Namun, dengan begitu malah membuat Resya menjadi jarang berkumpul dengan Salsa dan yang lainnya. Salsa merasa, Riya sudah mempengaruhi Resya.

The Innocent Girl (Salsa) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang