"Heh cupu, bagi duit lo!" perintah Moria seenaknya.
Gadis yang disebut-sebut sebagai cupu itu hanya menunduk ketakutan. "A-aku gak pu-nya uang," ucapnya terbata.
"Pelit banget, sih, lo. Gue sumpahin ilang duit lo baru tau rasa lo," hardik Moria kesal.
"G-ak ada, Mor," jawabnya lagi.
"Oh ya?" Moria melirik kedua temannya. "Gak mau dia, guys. Urus gih!"
Zila, gadis dengan kaca mata bulat dan rambut dikuncir dua itu langsung bergegas untuk pergi menjauh, tetapi kedua tangannya dicekal oleh Tika.
Sita merogoh saku baju Zila. Zila berusaha memberontak, tetapi Tika yang memenganginya lebih kuat.
"Berhenti!"
Sontak semua melihat ke sumber suara. Moria mengerutkan keningnya begitu mengetahui Salsa yang berbicara.
"Mau apa lo? Berani lo menghentikan kita?" tanya Moria langsung.
Salsa mendekat. Setelah mengumpulkan keberaniannya ia berbicara, "Ya gak, lah. Mana mungkin gue berani sama lo," ucapnya merendah.
Salsa merogoh saku bajunya. "Dia bilang, kan, dia gak punya uang. Kalian salah orang. Nih, duit gue banyak. Buat kalian semua," tawar Salsa mengeluarkan semua uangnya.
Moria tersenyum. Gadis tomboi itu langsung mengambil sejumlah uang dari tangan Salsa."Cakep. Gue suka, nih, kalo lo kek gini," bangganya.
"Gini terus ya, Sal!" bisiknya di telinga Salsa seraya menepuk bahu gadis itu. Moria pun keluar dari kelas, diikuti oleh kedua temannya.
"Ma-makasih, Sal!" ungkap Zila dengan senyuman tipis.
"Ya, santai aja!"
Salsa balas tersenyum. Melakukan hal baik seperti ini pada orang lain membuat hatinya merasa damai. Ia sedikit menyesal, seharusnya sejak dulu dirinya seperti ini.
Salsa mengedarkan pandangannya ke sekitar. Mencari keberadaan Resya. Namun tak ada. Salsa malah menangkap dua orang yang sedang bergurau bersama. Salsa jadi ingin ikut bergabung dengan mereka. Bola matanya berair melihat dua orang itu.
Riska dan Fira, mereka berdua dulu juga sahabat Salsa. Bahkan mereka menyebut-nyebut Salsa sebagai queen mereka. Namun sejak dulu, Salsa lebih dekat dengan Resya. Sebab mereka berdua sudah berteman sejak masih di sekolah dasar.
Riska dan Fira yang tertawa bersama tak tahu bahwa Salsa sedang memerhatikan mereka. Mereka berteman dengan Salsa sejak kelas sepuluh, tetapi sekarang seolah mereka menganggap Salsa tak ada.
Salsa teringat kembali akan kenangan-kenangan dahulu. Penuh canda tawa. Dulu Salsa punya banyak teman. Namun sekarang? Bahkan satu pun tidak. Semua hanya tinggal kenangan. Bahkan hal-hal yang tidak penting pun saat ini menjadi kenangan terindah dalam hidupnya.
"Kalian lagi ngomongin apa, sih, dari tadi?" tanya Salsa menghampiri keduanya. Mereka mengabaikannya. Lalu pergi meninggalkan Salsa tanpa memerdulikannya.
Beginilah keadaan Salsa sekarang. Tidak ada yang mau berteman dengannya. Tidak ada.
Salsa duduk di bangkunya. Melanjutkan mengerjakan PR Moria dan yang lainnya. Setidaknya, ia jadi punya kesibukan dan tidak terus-menerus bersedih lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Innocent Girl (Salsa)
No FicciónTak disangka, gadis cantik dan kaya raya yang cukup populer di sekolah, hidupnya berubah setelah tuduhan pembunuhan ditujukan kepadanya. Kesalahan di masa lalu membuat dirinya merasa buruk dan mengalami masalah pada citra diri. Misteri dari tragedi...