Suara riuh memenuhi seisi gedung yang berada di pusat kota. Gemerlap lampu sorot dan flash dari kamera para awak media berbaur menjadi satu. Malam itu adalah malam penganugerahan piala Top Star, acara penghargaan yang sangat bergengsi di kota N.
Tentu saja para aktor dan idola yang memiliki popularitas luar biasa akan datang ke acara tahunan itu, mengingat ini adalah satu-satunya acara yang menjadi tolak ukur eksistensi mereka di dunia hiburan. Beberapa fanclub juga berbondong-bondong datang, menunggu di luar gedung untuk melihat sang idola walau hanya sebentar.
Top Star Award kali ini lebih meriah dari tahun sebelumnya. Melihat deretan nama yang masuk nominasi merupakan aktor besar dan idola terkenal serta memiliki penggemar yang tidak sedikit. Beberapa diantaranya adalah pendatang baru, namun sudah memiliki fanclub yang besar.
Suasana semakin riuh kala satu per satu tamu undangan datang. Mereka berjalan dengan anggun melewati red carpet, yang merupakan satu-satunya akses untuk masuk gedung.
"Hei lihat! Itu Sea Jane!" Seru seorang wartawan yang tengah meliput berita secara langsung disana. Ia memberi gestur menunjuk ke sebuah mobil van yang baru saja tiba.
Sea Jane -aktris yang kini sedang populer di masyarakat dan menjadi perbincangan dimana-mana. Seseorang yang dikenal sebagai 'panutan' bagi para penggemar. Parasnya rupawan, perilakunya baik, seorang wanita dengan gambaran yang nyaris sempurna.
Ia juga sudah menjadi sukses di usianya yang menginjak 25 tahun dan menjadi salah satu aktris dengan bayaran termahal. Wajar saja, gadis itu sudah masuk ke dunia entertain sejak dirinya berusia 10 tahun sehingga eksistensinya dikenal oleh masyarakat dari semua kalangan.
Dengan anggun, Sea turun dari mobil, berjalan di red carpet seraya melambaikan tangannya dan tersenyum. Riuh suara dan flash kamera yang mengenainya sudah menjadi makanan sehari-hari, itu tidak terlalu menganggu baginya.
"Bukankah dia terlalu sempurna?"
"Jelas banget kalau dia yang bakalan bawa pulang piala Best Actress lagi."
Para wartawan saling berbisik, kehadiran Sea Jane memang yang paling dinantikan. Namanya akan selalu menjadi highlight berita dimanapun. Auranya saja terasa berbeda, hingga siapapun yang melihatnya tidak akan bisa berpaling, seperti peri yang turun dari kahyangan. Istilah itu sudah sangat melekat dengan dirinya selama 5 tahun belakangan.
Setelan dress selutut, atasan yang mengekspos sedikit bahu lebarnya, serta heels berwarna silver yang membalut kakinya benar-benar cocok untuk Sea. Seperti sebelum-sebelumnya, malam inipun ia tampil cantik walau sebenarnya pakaian yang ia kenakan sangat sederhana.
Senyuman di bibir gadis itu tak pernah pudar, ia kemudian membungkuk, memberi hormat pada semua awak media dan penggemar yang sudah datang. Sejurus kemudian, Sea berjalan memasuki gedung.
Kasak kusuk di area red carpet masih belum hilang, para wartawan dan beberapa penggemar masih berada disana walaupun tamu terakhir Top Star Award telah memasuki gedung mewah itu. Beberapa dari mereka terlihat sibuk memilih foto dan menulis artikel untuk berita yang akan mereka terbitkan. Sebagian lagi mulai mengemasi barang dan hendak pergi dari sana. Lagi pula, acara ini akan ditayangkan secara langsung di NVS TV.
"Senior, menurutmu lebih bagus yang mana?" Ucap seorang wartawan junior yang tengah memilih foto Sea Jean untuk dijadikan highlight artikel yang akan diterbitkan.
"Kurasa ini lebih oke." Wartawan yang dipanggil senior itu menunjuk ke sebuah foto Sea yang tengah melambai ke kamera. Ia membuka bungkus permen dan memakan isinya sebelum melanjutkan kalimatnya, "Kamu harus bikin judul yang menarik, tau kan pembaca kita suka sekali hal yang 'menarik'."
YOU ARE READING
[ON GOING] Butterfly
Fanfiction"Kau tau kan jika kupu-kupu itu rapuh saat kau sentuh." Gadis itu memandang ke langit luas, menatap bintang yang bertaburan bebas. Ia menyunggingkan sebuah senyuman penuh arti, kemudian melanjutkan kalimatnya, "Kau tau bagaimana caranya agar kupu-ku...