12. Newcomer

12 0 0
                                    

Suasana mall di tengah pusat kota ketika hari minggu memanglah selalu ramai pengunjung. Pastinya banyak orang yang memanfaatkan kesempatan ini untuk sekedar melepas penat setelah bekerja, bermain bersama teman, atau quality time dengan keluarga. Ini adalah sebuah momen yang tepat bagi Nam Jin untuk memperkenalkan brand barunya ke publik.

Sementara itu, semua crew tampak sibuk mempersiapkan keperluan, dari mulai set panggung kecil untuk runaway, display koleksi pertama, hingga detail lainnya seperti lighting dan penempatan logo brand. Mengusung konsep dengan membuat pop up store untuk launching perdananya, rasanya ini strategi yang baik mengingat masyarakat disana juga cukup konsumtif apalagi soal fashion.

Ethan tengah mempersiapkan diri di backstage, beberapa make up artist tengah sibuk melukis di pahatan indah ciptaan Tuhan itu. Ya, ia yang akan menjadi icon Nevest -brand milik Nam Jin. Sejujurnya pria itu belum terbiasa dengan keramaian seperti ini, tapi bukankah untuk menjadi manusia seutuhnya ia harus membiasakan diri?

"Okay guys, 15 menit lagi ya kita mulai acaranya." Ucap Nam Jim berbicara melalui walkie talkie, memastikan bahwa segala persiapannya sudah matang.

Pria itu merasa kalut sekaligus berdebar, mengingat bahwa dirinya hanya bisa memantau di belakang layar saja. Semua crew disana adalah orang-orang milik perusahaan ayahnya yang pasti akan tutup mulut soal identitas asli pemilik acara hari ini.

"Untuk semua Sales Assistant tolong stand by ya, soalnya udah ada beberapa orang yang masuk pop up store kita buat lihat koleksinya, jelasin aja sesuai arahan kemarin pas briefing." Jin bicara melanjutkan ucapannya, sembari matanya sibuk menatap layar berisi situasi terkini pop-up store itu melalui live kamera.

"Panggung buat runaway gimana? Pastiin aman ya pas model kita lewat."

"Baju yang ada di depan ganti aja, terus taruh foto Ethan disana."

Ethan dapat melihat bahwa kali ini Jin memang benar-benar serius. Sisi lain dari pria itu terlihat ketika bagaimana ia memperlakukan semua orang yang terlibat disana. Nam Jin cukup baik untuk menjadi seorang pemimpin. Ia bahkan menyaksikan sendiri bagaimana pria itu sering begadang di apartemennya untuk mempersiapkan segalanya.

"Gimana? Semua aman?" Suara berat seorang pria mengalihkan fokus Nam Jin.

"Kak Sean, makasih banget udah dateng." Ucap Jin dengan perasaan lega, ia menyapa Sean dengan pelukan hangat. Seperti seorang adik yang tengah bermanja dengan kakaknya.

Sean Allegra, yang akan menggantikan Nam Jin untuk bicara dihadapan umum. Yang akan menjadi citra sebagai 'owner' dari brand ini. Tentu saja, setelah pembicaraannya minggu lalu dengan Jin, ia akhirnya sepakat untuk berinvestasi di Nevest Company. Meski pemegang saham tertinggi masih Nam Jin, namun pria itu hanya akan bekerja di belakang kamera saja. Mengingat skandal dirinya yang belum mereda.

Acara akan dimulai 5 menit lagi, semua persiapan sudah selesai. Akan ada fashion show ditengah acara nanti untuk memeriahkan acara hari ini. 10 orang model, termasuk Ethan sudah bersiap di belakang panggung.

"Hanni, kamu yang tanggung jawab megang media kan? Udah siap semua?" Jin berkata pada seorang wanita muda yang tengah sibuk dengan ipad-nya.

"Ah, iya pak. Udah aman, nanti media bakal rilis beritanya hari ini juga."

"Semuanya, ayo kita berdoa agar acara hari ini lancar tanpa kendala!"

***

Gemerlap lighting disertai dengan musik yang selaras membuat suasana semakin terlihat ramai. Banyak mata yang akhirnya mengalihkan fokus mereka ke acara fashion show yang kini tengah berlangsung cukup megah itu. Beberapa orang mulai berbondong-bondong untuk mendekat, ingin melihat lebih detail mengenai brand baru ini.

[ON GOING] ButterflyWhere stories live. Discover now