Ethan tengah bersiap untuk melakukan pemotretan hari ini. Beberapa crew disana tampak lalu lalang, mempersiapkan segala keperluan. Di sudut ruang, tampak sang creative director memberi arahan.Sementara di ruang yang lain, ada seorang model wanita juga yang tengah berhias. Paras cantiknya membuat sang make up artist ikut terpana. Tampaknya gadis itu model yang baru saja debut, karena hanya beberapa orang saja yang familiar dengannya.
Tinggi badan semampai, kulit putih pucat, iris mata keabuan, serta pipi kemerahan bak memakai blush on. Rambutnya terurai sepanjang punggungnya, berwarna kecoklatan terang. Sungguh pahatan indah yang diciptakan Tuhan. Mungkin inilah salah satu contoh kesempurnaan.
Kepribadian wanita itu juga baik, beberapa orang terlihat nyaman berinteraksi dengannya. Sesekali ia tertawa, memperlihatkan deretan gigi yang rapi tertata.
"Stand by ya 10 menit lagi!"
Seruan itu terdengar ke seluruh penjuru ruangan. Semua crew yang ada segera menempatkan diri. Sang fotografer mulai setting kamera SLRnya, mengatur ISO, apertur, hingga shutter speed serta mengarahkan tim lighting agar mendapat pencahayaan yang lebih bagus.
"Okay, kita mulai ya."
Ethan keluar dari ruangan wardrobe pria, seperti biasa, pesonanya selalu membuat siapapun mata yang memandang akan terpana. Walau sudah cukup lama berkecimpung di dunia modelling, tetap saja ada orang yang akan membicarakannya.
Dari ruangan lain, muncul siluet seorang wanita cantik. Dengan memakai dress biru selutut dan heels dengan warna senada. Reaksi yang sama saat orang-orang melihat Ethan, mereka juga terpana kala wanita itu berjalan dengan anggun.
Studio itu cukup luas, walau begitu, dari kejauhan, mata Ethan menangkap sosok yang ada di sudut kiri dimana pintu depan ruangan wardrobe wanita berada.
Di tempat yang berbeda, dimana gadis itu berdiri, mata abunya langsung menuju sosok jenjang yang jadi pusat perhatian juga. Mata mereka bertemu, saling menatap dalam waktu cukup lama.
"Let's go!"
Seseorang mengalihkan perhatian dua insan yang tengah bersitatap. Serempak, mereka menoleh ke arah sumber suara. Layaknya manusia biasa, Ethan kembali ke mode profesionalnya.
"Oh ya, aku belum ngenalin kalian berdua ya. Tapi udah sempet baca brief-nya kan yang dikirim seminggu lalu? Kalau pemotretan ini emang ada dua orang model." Itu Mr Han, sang creative director.
Kedua insan yang kini sudah berada dalam jarak dekat itu hanya mengangguk.
"Ini Ethan, kamu pasti udah familiar kan?" Ucap Mr Han, "Dan ini Aletha, Aletha Xeena Eleanor."
Aletha -gadis itu, tersenyum sekilas, sebelum ia menjabat tangan Ethan. Mata itu kembali bertemu, kali ini dengan jarak yang lebih dekat. Telapak tangan keduanya juga saling bertaut, memberikan sensasi aneh pada dua insan itu.
Dengan agak tergesa, Aletha menarik kembali tangannya sambil berkata, "mohon bantuannya." Senyuman kembali terukir di bibir tipis gadis itu.
Setelah sesi perkenalan -yang seadanya, kini keduanya kembali harus menjadi profesional. Sesi pemotretan hari itu berjalan dengan sangat baik. Sesuai dugaan, Ethan memang sangat pandai membawa diri. Ia mendapat julukan itu bukan karena kebetulan. Namun yang membuat orang-orang lebih terkesan adalah sosok Aletha, meski ia baru, gadis itu bisa mengikuti alur Ethan.
Suara pujian tak hentinya mengalir untuk dua orang tadi. Sambil sesekali diantara mereka saling berbisik. Entah apa yang dibicarakan. Tapi nampaknya itu hal yang baik.
YOU ARE READING
[ON GOING] Butterfly
Fanfiction"Kau tau kan jika kupu-kupu itu rapuh saat kau sentuh." Gadis itu memandang ke langit luas, menatap bintang yang bertaburan bebas. Ia menyunggingkan sebuah senyuman penuh arti, kemudian melanjutkan kalimatnya, "Kau tau bagaimana caranya agar kupu-ku...