#8 (my fault)

496 51 0
                                    

•••••••••••••

•••••••••••••••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••••••••••••••


--flashback-

... pemakaman kakek Haruto....

"tolong bantu tante bujuk Haru pulang ya , tante sama om pulang duluan" Mama nya Haruto menepuk pelan pundak kekasih anak nya tersebut , berharap agar sang anak mau mendengarkan kekasihnya.

Haruto sangat terpukul atas meninggal nya sang Kakek. Baginya , tuan Hikaru Watanabe adalah ayah kedua nya . Sang kakek selalu mengajarkan banyak hal yang menurutnya menyenangkan , terlebih saat perusahaan di kelola oleh sang ayah maka otomatis Haruto sering menghabiskan waktu dengan kakek ny.

'suatu saat Haru akan membuat perusahana kakek berdiri lagi' batin Haruto sambil tangannya mengusap bilik kaca yang terdapat guci abu sang kakek .

"Haru, ayo pulang bareng"  si manis menggenggam tangan dominan nya

Haruto tersadar dari fokus nya pada ruang abu kakek nya , kemudian menatap lekat kekasih nya sambil menghembuskan nafas .

"sepertinya kita gak bisa lanjutin ini lagi"  ucapan haruto membuat Junkyu melonggarkan genggaman tangannya.

Kim Junkyu, kekasih dari Watanabe Haruto sejak tahun terakhir mereka di SMA. Mereka meresmikan hubungannya menjadi sepasang kekasih setelah adegan dimana Haruto sesumbar akan memaksa Junkyu -yang saat itu adalah primadona sekolah yang selisih 1 tahun dari nya-  untuk berpacaran dengan nya jika dia menang lomba lari maraton antar kelas , berakhir dengan Junkyu yang menerima pernyataan cinta Haruto .

"H-Haru..  ayo pulang , kamu udah capek banget nih kayaknya"  Junkyu berbalik sambil menggandeng tangan Haruto untuk mengajak nya keluar ruang penyimpanan Abu jenazah .

Namun tangan Junkyu di tepis oleh sang dominan.

"Aku udah ga akan bisa bahagiain kamu kak" 

Deg....

Mendengar Haruto memanggilnya dengan embel embel 'Kak' membuat nya merasakan atmosfer tidak nyaman dan khawatir dengan ucapan ucapan yang mungkin akan Haruto utarakan setelah nya .

Pasal nya semenjak mereka resmi berpacaran, Haruto tidak pernah lagi memanggil namanya dengan imbuhan Kak .

Biasanya Haruto akan memanggilnya 'Sayang' atau menjadi hanya nama nya saja 'Junkyu' itu pun jarang dan hanya akan Haruto ucapkan saat Junkyu dalam mode tidak menurut.

"H-Haru..."  Suara Junkyu bergetar

"tau kan sekarang keadaan aku kayak apa? aku nggak akan bisa buat kamu seneng  , kalo tau gini rasanya aku nggak akan nyuri start dari kak Aben dulu"

"Haru cukup, ayo kita pulang. Jangan buat keributan di tempat peristirahatan kakek mu"

"kakak yang pulang , aku masih mau di sini sebentar lagi .  maaf aku nggak bisa anter" ucap Haruto dingin dan kembali memandang kotak penyimpanan abu jenazah sang kakek .

Junkyu yang merasakan sesak di dalam hatinya hanya bisa menuruti apa kata Haruto .

-----------------------------


Junkyu kemudian keluar gedung pemakaman dengan sedikit terisak . Dia tau kekasihnya sedang dalam kondisi tidak baik baik saja , tapi Junkyu juga manusia yang bisa sedih dengan perlakuan haruto tadi.

Ucapan Haruto membuat nya sedikit tersentak. Kalimat yang Haruto lontarkan seolah selama ini hubungan mereka di landasi dengan uang sebagai penjamin kebahagiaan .

Memang benar Haruto mengetahui kondisi keluarga junkyu yang hanya berdua saja dengan sang adik di korea, meskipun Junkyu tidak banyak bercerita mengenai di mana ayah nya tapi haruto selalu berusaha menyenangkan hati Junkyu dengan membelikan beberapa barang yang sudah jelas akan junkyu tolak kemudian barang tersebut akan berpindah ke tangan Jeongwoo dengan alasan 'buat lo aja, sayang kalo di buang' . Membuat Jeongwoo menaruh sedikit perasaan pada sahabatnya.

"Lah.. lah.. kok nangis??! Hartono mana??!" Jihoon langsung menghujani nya dengan pertanyaan saat Junkyu keluar dari gedung pemakaman .

Jihoon dan Hyunsuk memang berinsiatif menemani sahabat nya dan si kulkas jepang ini karna tidak mau terjadi apa apa pada mereka. Mengemudi dengan keadaan penat bukan hal yang tepat . Bisa bisa sama dengan setor nyawa ke akhirat dan Jihoon tidak mau terjadi apa apa pada sahabat seper-popok-an nya ini.

Junkyu mengusap airmata yang keluar dari pipinya .

"Haru masih mau sendiri , kita duluan aja"  Junkyu langsung masuk ke mobil dan duduk di kursi penumpang .

"Mungkin Haruto masih mau sendiri , yuk pulang sayang" Hyunsuk menahan Jihoon yang hendak masuk ke gedung pemakaman .

"tapi gatau kenapa aku ngerasa kayak Junkyu itu bukan nangisin almarhum kakek deh kak" Jihoon bersabda.

Jihoon jika sudah dalam mode kepekaan tingkat tingginya jangan harap kalian bisa menyembunyikan sesuatu, bahkan nyembunyiin duit gopek di saku paling dalem pun pasti dia ulik .

Hyunsuk meyakinkan Jihoon dengan menunjuk kearah Junkyu menggunakan dagu nya, memberi isyarat agar kekasih nya itu fokus dulu menenangkan sahabat nya yang nampak terisak di dalam mobil sana.

Jihoon mengangguk mengiyakan ucapan kekasih nya . Betul kata Hyunsuk, sekarang Junkyu dulu , feeling mah belakangan .

Mobil hitam milik pemuda  Choi itu langsung melaju meninggalkan area pemakaman tersebut.

-Flashback off-


"Aku merindukan mu , bisakah kau kembali. tidak perlu memaafkan ku . Asal aku bisa melihat mu saja aku sudah bahagia ....."   Haruto mengusap gambar wajah di foto milik orang yang dia rindukan .

".....Kim Junkyu "





to be continue ........

edisi kebut keburu feel ilang, sekali publish langsung beberapa chapter 🐨🐨🐨

Second Change (Harukyu) [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang