13

26 4 0
                                    

"Bang itu orang pada ngantri apaan dah, ada pembagian sembako kah??"

Teman disebelahnya langsung menggeplak kepalanya. Ya kali antri sembako didampingi sama polisi emang ada??. Kalau pun ada pasti bukan sembakolah.

"Ngawur lo, mana ada antri sembako ada polisinya. Kalo emang antri sembako harus gitu dijalan raya. Ketabrak truk mampus."

"Samperin aja deh bang penasaran gue." dan dibalas anggukan oleh temannya.

Mereka bergegas menuju segerombolan makhluk hidup itu. Saking ramainya keduanya saling bergerutu. Mereka memaksa menerobos supaya bisa melihat didepan ada apa. Setelah itu mata mereka melotot tanda kaget. Dan salah satu polisi melihat kearah mereka berdua, tak lupa ditangannya membawa sesuatu.

"Permisi nak." sapa polisi itu dengan ramah.

"I-iyaa pa-pak?? Ada yang bisa kami pak."jawabnya dengan gugup sambil berjongkok didepan pak polisi. Temannya yang disebelahnya hanya bisa menggeleng kepalanya. Bisa-bisanya tingkah konyolnya keluar tidak pada waktu yang pas.

Polisi itu hanya tersenyum, melihat kelakuan manusia satu ini. Ada juga manusia yang hidup macam dia. Eh bercanda kawan.

"Eh tidak nak, saya cuma mau tanya. Apa kalian mengenal mobil ini? Bukan saya mau curiga sama kalian tapi didalam foto yang rekan saya temukan terdapat wajah kalian."

Polisi itu memberikan sebuah foto yang mana ada wajah mereka berdua dan wajah salah satu adik temannya. Yang benar saja foto satu tahun lalu diacara ulang tahun Hyunjun adik Hongjoong. Wajah mereka mulai khawatir apa bener itu korban kecelakaan adalah Hyunjun. Kenapa bisa??

Saat beberapa petugas mulai mengangkat korban itu, seketika mereka tak bisa kutik lagi. Memang benar itu Hyunjun, mereka bisa mengenalinya karna jaket yang dipakai sang korban adalah jaket yang diberikan sebagai hadiah ulang tahun lalu. Kini keadaan korban sangat tidak wajar. Wajah penuh darah, kaki, tangan penuh dengan luka.

Ketika ingin mendekat San melihat disalah satu tangan Hyunjun terdapat huruf T. Tanda itu lagi yang San lihat. Kemarin adik nya si Yeosang sekarang Hyunjun. Yeosang
yang sedari tadi disampingnya mulai khawatir, ia memikirkan bagaimana nanti memberitahu keluarga Kim. Kalau tidak memberitahukan musibah yang menimpa Hyunjun, ia juga tidak tega.

"Pak itu adik temen saya mau dibawa kemana??"

"Korban akan dibawa ke RS untuk diotopsi, sebaiknya kalian menelepon keluarganya. Setelah itu kalian ikutlah ke RS supaya tahu informasi selanjutnya."

Mereka hanya membalas anggukan. Karna ya mereka tak bisa berkata-kata lagi. Setelah masalah terus berdatangan mereka hanya bisa pasrah. Sejujurnya mereka takut sangat takut. Bagaimana nanti kalau korban terus berlanjut?? Kenapa korban selalu orang yang mereka kenal??

Tanpa berlama-lama Yeosang mengeluarkan smarphonenya dan menekan nomor yang akan ditelpon.






































Disalah satu kediaman keluarga Kim,sang kepala keluarga menghentikan aktivitasnya karna sebuah panggilan masuk. Ya itu adalah Yeosang. Jangan heran kalau keluarga Hongjoong punya rumah banyak.

"Halo nak ada apa? Mau nyari Hongjoong ya?? Dianya belum pulang."

"Bukan itu om gini om anu itu Hyunjun."

"Kenapa dengan Hyunjun nak?? Kenapa kamu terdengar khawatir begitu??"

Yeosang menarik nafas sebelum melanjutkan kalimatnya. "Hyunjun kecelakaan om.

Seketikan kalimat itu dilontarkan, jantung Tuan Kim serasa berhenti berdetak. Matanya mulai mengeluarkan cairan bening.

Dia dibawa ke rumah sakit untuk diotopsi om. Sekarang kami akan ke rumah sakit."

"Jangan bercanda nak.. Hyunjun baik-baik saja kan??"

"Benar om saya berani sumpah om."

Telpon ditutup secara sepihak oleh Tuan Kim. Ia segera memberitahukan oleh istrinya untuk segera kerumah sakit. Sepanjang perjalanan menuju ke rumah sakit Harapan kita, Nyonya Kim terus menangis. Ia syok karna musibah yang menima anaknya itu.

"Sebaiknya kamu segera telpon Hongjoong."hanya dibalas anggukan oleh sang istri.















































Masih dihari yang sama tapi beda tempat. Kali ini di rumah kosong yang ada ditengah hutan. Jaraknya cukup jauh dari jalan raya. Ada seseorang yang menempati rumah itu, salah satu teman Hongjoong sengaja mengikuti orang itu. Karna tadi ia melihat gelagatnya sangat mencurigakan. Saat kecelakaan tadi orang itu hanya tertawa. Semuanya ia lihat dengan jelas kalau orang itu pasti pelakunya. Ia pasti sengaja melakukan itu.

Dengan hati-hati berjalan menuju samping rumah tepatnya diruang tamu. Terdapat jendela berkaca sangat besar. Ia dapat melihat orang itu sangat jelas yang sedang berbicara entah dengan siapa. Tapi aneh wajah itu tak asing baginya, seperti sudah mengenal orang itu. Ia terus berpikir dan benar itu kan...

"Tinggal beberapa tumbal lagi bukan. Sedikit lagi semuanya akan berakhir hahahah dan aku akan menjadi manusia yang kekal abadi hahahah."

Ia menajamkan pendengarannya, hanya menangkap kalimat tumbal dan kekal abadi juga tawaan yang mengerikan. Dengan sedikit mengintip dijendela, dan benar orang itu yang dekat ia kenal. Wajahnya mirip dengan salah satu kakak temannya.

"Ohh ternyata pelakunya dia. Orang yang tadinya sudah mati tapi hidup lagi." batinnya.

"Sebelum dia tau keberadaan gue, gue harus pergi dari sini." dengan langkah hati-hati ia berhasil pergi dari tempat yang minim cahaya itu. Ia berlari menjauh dari tempat kumuh tersebut.











Tapii...








Bukkkghh!!!







"Busyet pantat gue.. Penyok dah kaga mulus lagi!! He lo kalo jalan liat-liat napa. Sakit ini pantat mulus guee!!"

"Sshhtt.. Emang lo aja yg sakit gue lebih sakit ini."

Mereka saling menyalahkan satu sama lain. Tapi itu memang tidak sengaja. Mingi berdiri menepuk nepuk bajunya dan celana yang kotor. Dan melihat korban yang ia tabrak itu hahaha korban tabrak.

"Lahh!!! Lo!!!" seru mereka bersamaan.

"Mingi?! "

"Wooyoung?!"

"Lo kalo jalan liat liat dong"

"Ya maap kan gelap njir"

"Mana ada gelap, lampu terang benderang kaya gitu masih lo bilang gelap mata lo merep apa."

"Heheheh"

Wooyoung melihat dari tubuh bawah Mingi. Celananya kotor terkena lumpur.

"Heh Gi itu celana kotor kenapa abis nyangkul??"

"Nyangkul muatamu lima. Itu kejeglong lobangan air." terpaksa ia berbohong, kalau ia memberitahu yang sebernarnya kepada temannya itu kalau ia baru saja keluar dari hutan. Dan celana kotor Mingi tak sengaja terpeleset saat ingin mengintip pelaku. Habis hujan biasalah licin.

"Mampus.. Bentar lo abis dari mana?? Lo kaga masuk hutan sendirian kan??"

Mampus tebakan Wooyoung berhasil membuatnya tak bisa berkata lagi. Memang benar kalau dia abis dari hutan.

"Hmm a-anu eee engga kok."

"lah napa jadi gagap gitu. Mencurigakan."

"Kaga Young cuman tenggorokan gue sedikit sakit jadi gagap gitu." sambil tersenyum kikuk.

"Ohhh ya udah kalo gitu gue mau balik. Dahhh Gigiii"

Mingi hanya menatap punggung Wooyoung yang semakin jauh tak terlihat. Syukurlah ia tidak keceplosan.

"Hadeh badan gue kotor semua harus mandi sama kembang 7 rupa ni."





























































"Eh apaan tu."

MISTERY HOURGLASS ( ATEEZ )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang