20

14 2 0
                                    

Keesokkan harinya dikantin kampus mereka.

"Hehh!!!! Berhentii woyy jangan kaburr!!!!!"

Semua atensi dikantin kampus itu pun menoleh asal teriakan tersebut. Hongjoong yang tadinya asyik melahap baksonya kini ia keselek sebab terkejut akan teriakan itu.

"Astagfirullah siapa tu yang teriak!?"

"Entah tapi kalo dari suaranya si kedengerannya si Mingi."

"Uhuukk! Lo liat dulu deh Hwa gue mau lanjut makan dulu laper gue mana keselek lagi."

Seonghwa hanya menganggukan kepalanya. Tapi saat ia ingin melangkah keluar Dami meneriakan namanya.

"Bangg Hwaa!! Aku ikutt!!"

"Yaudah ayookk. Pinjem dulu yee pacarnya Joong."

"Awas aja sampe lecet gue tebas pala lo!" sambil melahap bakso dengan kasar.

Semua yang dikantin itu melihat Hongjoong dengan tatapan takut dan ngeri. Ya kalian bayangkan saja ditebas kepalanya mana mungkin tidak takut. Ngeri weh. Sesampai didepan gerbang Seonghwa dan Dami menghampiri Mingi dengan sedikit berlari.

"Lo kenapa Gi??"

"astagaA bang tangannya berdarah bang."

"Bawa ke uks ayo Dam."

Didalam uks itu hanya mereka bertiga tumben uks sepi biasanya ramai anak bolos kelas. Tapi syukur deh dami bisa mengobati mingi dengan tenang. Dami mengambil kotak p3k yang ada diatas nakas tersebut dengan hati-hati. Ia mengambil kapas dan meneteskan sedikit revanol yang dicampur oleh alkohol.

"Tahan ya Gi ini akan sedikit sakit. Biar cepet bersihnya." Mingi hanya pasrah karna memang sudah merasa kesakitan. Saat kapas basah itu menyentuh lukanya ia hanya bisa meringis kesakitan. Perih rasanya.

Dami dengan telaten mengobati lukanya. Membersihkan dengan sangat amat hati-hati. Setelah selesai Dami membalut luka tangan Mingi dengan perban supaya tidak terasa sakit.

"Udah selesai."

"Ni minum dulu biar enakan" Seonghwa menyodorkan minuman kepada Mingi.

"Gi.. Lo tadi kenapa?? Sampai tangan lo luka??"

"Gue abis diserang bang ditoilet gedung C."

"Lah kenapa lo ke gedung C?? Kan lo tau sana tu sepi."

"Ya gimana lagi gue dah enggak bisa nahan buang air lah. Ditoilet biasanya rame. Terus pas gue dah selesai tiba-tiba ada orang didepan toilet nyerang gue pake pisau."

"Terus lo engga liat muka orangnya??" tanya Dami.

"Engga Dam karna dia pake masker sama tudung jaket hitamnya."

"Duh kalo dah pake item-item kaya gitu susah buat ngenali, tapi ya kok bisa gitu orang asing masuk kampus terus nyerang lo. Kalau pun bisa masuk jalan satu-satunya dibelakang gedung A."

"Tapi yang gue merasa aneh tu dari bentuk tubuhnya kayak familiar gitu. Tapi gue lupa siapa."

"Bentar kalo emang itu orang lewat jalan dibelakang gedung itu dia lompat dong?? Tembok sama pagernya aja tinggi ya kan. "

"Bisa aja lah Dam lo pernah liat dibelakang gedung ada barang apaan??" Dami hanya menggelengkan kepalanya.

"Memangnya ada apaan bang?? " Mingi.

"Kan ada bekas kursi sama meja yang sengaja ditumpukin disana karna gudang kampus kita udah tak muat. "

"Kok bisa tau gitu kalo disana engga ada satpam maupun cctv. "-Mingi

MISTERY HOURGLASS ( ATEEZ )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang