15

917 114 8
                                    


Berita mengenai seorang chairman dan CEO perusahaan elektronik terbesar di Jepang yang terjerat kasus kekerasan terhadap putera kandungnya semakin ramai diperbincangkan.

Apalagi ketika rumor mengenai kasus itu samar-samar mulai ditangani hingga ke meja hijau, membuat banyak pasang mata satu-persatu kian membahas berita hangat ini.

Siapa yang tidak mengenal Park Woojin? Sosok pria yang di elu-elukan, sebab sukses mendirikan perusahaan yang mampu berkembang pesat diberbagai negara, belum lagi pria berusia paruh baya itu merupakan seorang investor besar yang menyokong sejumlah startup di Jepang, dan juga Korea Selatan.

Namun, semua orang yang mengenalnya harus menerima fakta pahit yang harus ditelan mentah-mentah. Kenyataan bahwa Park Woojin tidak sebaik kelihatannya, pria itu terlalu buruk untuk menyandang status sebagai kepala keluarga.

Berita ini pun tak luput dari perhatian banyak orang yang dulunya dekat dengan Jeongwoo, selaku putera kandung Woojin yang kini identitasnya semakin naik ke permukaan.

Keterkejutan tentu saja ada, terutama Junkyu.

Ia tidak bisa berkata apa-apa lagi saat menerima kenyataan bahwa Jeongwoo telah mengalami semua ini.

Maka tanpa banyak berfikir, Junkyu memutuskan untuk pergi ke Jepang.

Namun Junghwan segera menahannya, Junkyu tidak mungkin pergi dengan bermodalkan tekad, dan kondisinya yang juga tidak baik. Akan berbahaya bagi Junkyu untuk berpergian ketika hatinya diselimuti kecemasan.

Junghwan meminta Junkyu untuk bersabar setidaknya sampai Junghwan dapat menghubungi Haruto melalui media sosial yang sudah lama tidak digunakannya.

Beruntungnya nasib baik masih berpihak pada mereka, tanpa menunggu lama mereka mendapatkan secuil kabar dari Haruto.

Maka dari itu, tanpa perlu berlama-lama mereka bersiap untuk pergi ke Jepang hari itu juga.

***

Junkyu dan Junghwan langsung saja pergi ke tempat tujuan setelah memakan waktu cukup lama di penerbangan.

Tujuan mereka hanya satu, yaitu Rumah sakit dimana Jeongwoo kini dirawat.

Junkyu berkali-kali mengusap air mata yang menetes membasahi kedua pipinya, senenarnya Junkyu tidak akan sanggup melihat Jeongwoo, namun perasaan rindunya jauh lebih besar.

"Haruto!" / "kak Haru!"

Mereka memanggil Haruto yang kini mengulas senyum saat melihat mereka sudah sampai di lobby rumah sakit dengan selamat.

Selama diperjalanan menyusuri lorong rumah sakit, Junkyu tidak banyak berbicara. Haruto memaklumi itu.

"Kondisi Jeongwoo memang jauh dari kata baik, tapi gue yakin Jeongwoo bisa lewatin ini semua demi lo"

Junkyu meragu saat tubuhnya sudah sampai di depan pintu yang menghubungkan antara dirinya dan juga Jeongwoo.

"Masuk Kyu, Jeongwoo ada disana"

Junkyu memeluk jaket yang ia sampirkan di tangan kirinya, Junkyu gugup luar biasa.

"Junghwan..."

"Lo masuk aja Kyu, gue pinjem Junghwan bentar gak apa apa kan?"

Junghwan tersentak kaget saat sebelah tangannya digenggam erat oleh Haruto. Pria berdarah Jepang itu memasang raut wajah yang sulit diartikan, namun yang pasti Haruto meminta Junghwan untuk ikut bersamanya, dan membiarkan Junkyu masuk sendiri kedalam sana.

Dengan anggukan patah-patah, Junkyu mulai meraih gagang pintu dan membukanya perlahan.

Satu hal yang manik Junkyu tangkap saat itu juga adalah tubuh Jeongwoo yang terbaring diatas ranjang pasien dengan mata terpejam.

Pulang ; Jeongkyu (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang