"Ini minum dulu"
Junkyu menerima sebotol air mineral yang Jeongwoo berikan selepas pria itu izin pergi untuk membeli makan malam.
Sekarang Junghwan sudah dipindahkan keruang rawat inap VIP atas permintaan Jeongwoo sendiri. Pria itu bilang "Junghwan harus istirahat dengan baik Kyu, biar dia nyaman dirawat disini".
Awalnya Junkyu menolak, tapi Junkyu juga tidak punya pilihan lain.
"Makasih" cicit Junkyu, tatapannya tak beralih dari sang adik yang masih terbaring dengan mata terpejam.
Ada banyak memar yang dapat Junkyu lihat diwajah adiknya. Dokter juga mengatakan jika Junghwan mendapat penanganan operasi jahit sebanyak enam jahitan dikepalanya, dan penanganan penggunaan gips pada kaki kanannya yang mengalami keretakan tulang kering akibat tandangan keras yang diterima Junghwan.
"Kamu gak perlu khawatir, aku udah bawa kasus bullying Junghwan ini ke jalur hukum. Bakal aku pastiin orang-orang yang udah bikin Junghwan kayak gini ngerasain akibatnya"
Junkyu menyeka pelan air matanya, kenapa harus Junghwan yang mendapat perlakuan seperti ini?
"Ini semua salah gue, bisa-bisanya gue lalai ngurus Junghwan. Gue kira Junghwan sekolah dengan baik karena anak ini juga selalu terbuka tentang harinya ke gue. Tapi ternyata apa? Dia di bully disekolah, dan gue gak tahu apa-apa"
Jeongwoo mengusap lembut bahu Junkyu yang melemah, ia paham bagaimana perasaan Junkyu sekarang.
"Makasih ya Woo udah nyelametin Junghwan, mungkin kalau lo gak tepat waktu nemuin dia dijalan, gue gak bisa bayangin lagi bakal separah apa kondisi Junghwan sekarang"
Jeongwoo mengangguk pelan, tangan yang sempat bertengger dibahu Junkyu kini ia bawa untuk mengusap lembut surai kecoklatan milik pria manis dihadapannya itu.
"Kalau gitu kamu isi perut dulu gih, kamu belum makan apapun dari awal dateng kesini"
Junkyu hanya terdiam dengan sorot mata sendu. Dihadapannya kini ada Jeongwoo, yang pergerakannya terlihat begitu sibuk sekali membukakan bungkus makanan yang sempat ia beli untuk Junkyu beberapa menit lalu.
"Sini. Makan disini, Kyu" Jeongwoo melambai-lambaikan tangannya untuk mengajak Junkyu duduk di sofa, sebab sudah empat jam lebih Junkyu memilih untuk duduk di samping ranjang Junghwan, demi menunggu adiknya itu bangun.
Dengan ragu Junkyu menghampiri Jeongwoo dan mengambil posisi duduk disampingnya. Entah mengapa, Junkyu merasa hangat.
Senyuman Jeongwoo yang terlihat begitu tulus, membuat Junkyu lupa bahwa beberapa hari yang lalu Junkyu sempat membenci pria itu.
"Makasih"
Jeongwoo tak memberikan respon berlebih, yang pria itu lakukan justru menyampirkan jas kerja miliknya ketubuh Junkyu, untuk menyalurkan rasa hangat sebab Junkyu hanya memakai kemeja tipis berlengan pendek.
"Kalau makanannya udah habis, kamu langsung tidur aja ya? Junghwan biar aku aja yang jagain"
Junkyu mengangguk patah-patah.
Ia jadi teringat suasana sesak yang pernah dirasakannya saat menginjakkan kaki dipelataran rumah sakit empat tahun yang lalu.
Dulu saat Junkyu merasa cemas ketika menunggu kabar dari seorang dokter yang menangani kondisi kedua orang tuanya, tak ada satupun orang yang menguatkan dan memperhatikan keadaan Junkyu seperti apa yang Jeongwoo lakukan padanya sekarang.
Dulu, hanya ada Junkyu yang mati-matian menahan tangis dan berusaha menguatkan adiknya semampu yang ia bisa. Padahal Junkyu juga sangat membutuhkan sebuah penopang saat itu. Junkyu berpura-pura kuat, sebab ia tak boleh terluka dihadapan adiknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pulang ; Jeongkyu (✓)
Ficțiune adolescenți[Status : Finish] "Hidup itu perihal menyambut dan kehilangan, Kyu. Tapi aku akan berusaha untuk ngebuat semuanya berakhir baik, dengan kepulanganku yang disambut hangat sama kamu, dan kita gak akan kehilangan lagi untuk yang kedua kali" 💌ㅡ ft. Jeo...