17

1.6K 137 15
                                    

5 Tahun Kemudian.

Pertengahan musim gugur dibulan September adalah satu dari sebagian hal yang cukup disenangi banyak orang. Ketika iklim terasa cukup hangat bagai sebuah peluk yang melingkari tubuh sepanjang hari, dan juga cuaca cerah yang selalu mendukung semua orang untuk berani keluar pergi.

Jika meninggalkan rumah adalah kegiatan yang banyak diminati orang dibulan ini, justru hal itu tidak berlaku bagi Junkyu.

Ia selalu memiliki jadwal sibuk sebagai penghuni rumah sejak malaikat kecilnya beranjak balita. Meski melelahkan, Junkyu sangat menyukai tanggung jawabnya.

"Junhee-ya jangan lari-lari sayang, pakai dulu celanamu"

Junhee, balita berusia 3 tahun itu nampak senang mengerjai sang Papa dengan berlari-lari ditengah rumah.

"Ugh.. jangan lari-lari nanti kamu jatuh"

Junkyu memegangi sisi kepalanya yang terasa pusing, seharian ini memang sangat melelahkan. Junkyu memutuskan untuk duduk bersandar pada sofa, dan memejamkan matanya sejenak.

Samar-samar Junkyu masih mendengar pekikan girang dari Junhee yang nampaknya masih berlari-lari. Anak itu benar-benar aktif sekali.

Junkyu masih memejamkan mata, sebelum sebuah tangan mengelus surainya lembut.

Junkyu mendongak, dan mendapati sosok suaminya yang kini tengah menggendong Junhee dengan sebelah tangannya.

"Sayang, kepala kamu pusing?"

Junkyu mengerucutkan bibir, lalu mengangguk layaknya anak kecil yang tengah mengadu pada sang ayah.

"Iya, dari tadi Junhee nakal gak mau pakai celana, Papa kan capek harus kejar-kejar Junhee" Junkyu merangsek masuk kedalam pelukan hangat suaminya yang kini terkekeh geli.

"Junhee habis mandi ya? Wangi banget anak daddy. Yuk pakai celananya dulu, nanti kalau Junhee udah ganteng daddy ajak jalan-jalan cari makanan, mau?"

Junhee lantas mengangguk dan tertawa kegirangan, lalu meminta untuk diturunkan dari gendongan sang Ayah karena Junhee ingin pakai celana sendiri, iya SENDIRI.

Junkyu terkekeh melihat tingkah anaknya yang kini tengah memakai celana bermotif karakter Spiderman itu. Sebelum tatapan matanya beralih pada suaminya yang juga tengah menatap penuh bangga ke arah Junhee.

"Junhee terus yang kamu liatin, Kim? Papanya enggak menarik ya?"

Junkyu bersidekap dada, bibirnya masih mengerucut lucu. Membuat pria bermarga Kim yang lain terkekeh dan mencuri satu kecupan kecil di bibir Junkyu.

"Kalo liat Junhee itu berasa liat diriku sendiri waktu kecil, aku juga sering kabur kalo mama mau pakein aku celana, sampai berakhir beliau suka kecapekan karena ngejar aku terus"

Junkyu tersenyum, Junhee memang cenderung lebih mirip dengan daddy nya. Entah itu rupa wajahnya, maupun cara anak itu bersikap. Padahal Junhee adalah anak yang mereka berdua adopsi sejak usianya masih sangat kecil.

"Bedanya, aku gak pernah diawasi sama papa selama kami lari-lari ditengah rumah, karena waktu aku seumuran Junhee, papa udah menikah lagi"

Junkyu tersenyum, sebelah tangannya meraih tangan milik suaminya yang dengan senang hati pria itu sambut.

Rasanya sudah lama sekali Junkyu tidak mendengar Jeongwoo bercerita mengenai kehidupannya dimasa lalu. Sebab setelah mereka resmi menikah, Jeongwoo memutuskan untuk melanjutkan hidup dengan status marga yang baru, dan melepaskan separuh dari dirinya yang sejak dahulu begitu lekat dengan marga keluarga Park.

Pulang ; Jeongkyu (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang