Meski aku tidak pernah mendapatkan apa yang seharusnya aku dapat dari sosok orang tua, keluarga, mereka tetap terpenting dalam kehidupan ku.
"Apa zee gak penting dikehidupan mama, papa?, apa zee gak bisa rasain kasih sayang mama dan papa?"
"Apa harus seperti ini ma, zee gak bisa memilih mau hidup seperti apa, mama lah lantaran zee kedunia ini, tapi kenapa mama gak pernah sedikitpun dari zee kecil. luangin waktu buat Zee.
"Apa mama gak punya rasa sayang ke anak mama, selayaknya orang tua diluaran sana" zee terpaku menatap foto keluarga yang terpajang hanya sebagai pelengkap pemandangan di dinding saja.
Tanpa Zee sadari dan zee ketahui ada se pasang mata lelaki yang sedang menatap lekat kearah zee, sosok yang selama ini diam, acuh dan tidak perduli dengan nya.
"Kenapa" suara itu membuyarkan lamunan Zee dari lamunannya dan
dengan cepat zee mengusap air matanya, agar tidak terlihat.Jantung Zee mendadak berdebar dan lutut pun terasa gemetar, dengar sosok yang selama 19 tahun ini gak pernah didengarnya barang sepatah katapun.
"Kamu ngapain"tanya oniel sang lelaki itu dengan datar.
*E-nggak kok" tiba tiba merasa aneh dengan papa nya, tumben mau membuka suaranya.
"Yaudah" lalu pergi meninggalkan zee yang masih berdiri di ruang tamu.
***
Ini adalah malam yang sangat luar biasa bagi Zee, pasalnya makan malam ini adalah kali pertamanya Zee bisa duduk satu meja dengan ke dua orng tuanya .Mama , papa dan Zee sedang makan malam, dari tadi Zee merasa bingung kenapa dengan keluarga nya yang mendadak seperti ini, mama, papa nya ikutan makan dirumah, biasanya tidak seperti ini.
Walaupun bingung ada sebersit kebahagian dalam hari Zee, kehangatan pun dirasakan walaupun hanya berdiam diri.
Bi Ani sang Art yang sudah pulang dari kampung , sudah menyiapkan makanan dimeja, zee yang datang lebih awal dari kedua orang tua nya itu, sudah mendahului makan, di pikir tidak akan ada yang makan selain dirinya.
Saat sedang menikmati makan malam yang disajikan BI Ani tiba-tiba saja Shani sang mama mendatangi meja makan.
"Loh mama?" tanya zee dengan penuh keheranan.
"Iya kenapa."jawab shani datar .
"Enggak gapapa."balasnya kemudian melanjutkan makan.
Setelah percakapan singkat dengan mamanya , suasana kembali hening, hanya dentingan sendok yang beradu dengan piring yang terdengar.
Zee pun hanya mampu menatap momen langkah seperti ini, ada haru yang dia rasakan saat ini.
"Zee" panggil Shani pelan.
"Iya , ma ?"jawab Zee tak kalah pelan.
"Mama harap kamu bisa paham" singkat tapi meninggalkan makna
Ekspresi zee yang dia tampilkan hanya mengerutkan keningnya. Apa yang sebenarnya mamanya maksud, namun ingin bertanyapun gak ada keberanian, sedangkan oniel dari tadi hanya berdiam diri , acuh tak acuh , hanya sesekali netranya melirik kearah zee yang sedang makan di depannya.
Setelah beberapa saat makan malam pun telah usai, dalam hati Zee tersenyum bahagia.
"Tampaknya ada kemajuan."batinnya.
Tak lama berselang merekapun kembali ke dalam aktifitas masing-masing, tanpa ada pembahasan lebih lanjut dari apa yang tadi Shani katakan.
****
Flashback on
Saat shani sudah berada dalam kamar nya, selesai mengambil minum tadi, dan dia langsung menumpahkan semua yang dirasakan, air matanya tidak bisa berhenti, rasa sesak yang dirasakan dulu dan sekarang harus di pertimbangkan, demi masa depan anak nya, keegoisannya harus benar-benar disingkirkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNPERFECT LOVE (End)
FanfictionShani tak menyangka kalau akan menjadi seorang ibu di usianya yg masih belia, dan harus menerima perjodohan dengan orang yang sama sekali tidak di kenalnya. Banyak konten dewasa nya.