Satu bulan kemudian.
Shani belumlah menyadari kalau sejak kejadian di hotel itupun dia belum juga datang bulan. Yang dirasakan hanya hanyalah sering mual dan pusing , apalagi di pagi hari . Shani mengalami morningsick.
Tok...tok...
"Non...,udah siang , apakah non Shani gak sekolah?"tanya art sambil mengetuk pintu kamar Shani pelan, biasanya sang majikan jam 6 pagi sudah bangun , namun tidak dengan seminggu ini, selalu saja telat bangun.
Ketukan demi ketukan terus saja di lakukan sang art demi membangunkan sang nona. Namun belum juga ada jawabannya. Setelah sekian lama akhirnya sang pemilih kamar, bernuansa biru laut itupun menyembulkan kepalanya, rambutnya berantakan dan mukanya sedikit pucat .
"Loh, non ini sudah siang kok belum siap berangkat, pak Asep udah nunggu di bawah."
"Bi..tolong bilang pak Asep ya, kalau hari ini aku gak sekolah , lagi gak enak badan , dari kemarin mual dan pusing , kayanya masuk angin."jawab Shani.
Bibi menempelkan telapak tangannya di kening Shani , namun tidak demam.
Dan tiba-tiba saja Shani berlari ke kamar mandi .
"Huek...huek...huek.." beberapa kali Shani ingin menumpahkan isi perutnya namun tak bisa, rasa mual yang amat sangat Shani rasakan, tanpa komando sang bibi pun mendekati Shani dan memijat tengkuk Shani dengan lembut, berharap bisa meredakan rasa mual yang Shani derita.
"Bentar ya non, bibi buatin teh anget, biar lega ."
Shani tak menjawab dengan ucapan namun mengangguk tanda setuju.
Sepeninggal bibi ke dapur Shani kembali mengalami mual dan juga pusing.
"Aku kenapa sih, kenapa mual sekali ."monolog Shani.
Sementara itu bibi yang sedang berada di dapurpun menjadi was-was , pikiran orang tua selalu mengarah ke hal-hal yang negative.
"Ya Allah lindungilah non Shani dan keluarga ini dari segala masalah."batin bibi sambil mengaduk teh manis anget buat Shani.
Setelah dirasa cukup bibi pun segera kembali ke kamar nona mudanya , dan memberikan teh hangat pada shani.
"Bi, aku pusing dan juga mual."ucap Shani lemah.
"Kalau begitu bibi telpon dokter Rizal aja ya non."saran bibi dan di setujui oleh Shani.
Dan beberapa saat kemudian dokter Rizal yang notabenenya adalah dokter keluarga shanj pun datang dengan cepat setelah mendapat telpon kalau Shani sakit.
Dokter Rizal terbelalak kaget setelah memeriksa Shani, dan menghela nafas beratnya .
"Dokter saya gak papa kan?"tanya Shani .
Dokter Rizal hanya menggeleng kecut , namun netranya melirik kearah sang art Shani , dan seakan paham dengan kode tersebut, akhirnya sang dokter pun hanya memberi vitamin dan obat anti mual.
"Ini obatnya di minum 2x sehari saja, nanti kalau dalam 2 hari masih mual sebaiknya dibawa kerumah sakit."nasehat dokter pada shani.
Setelah itu dokter rizalpun mohon pamit pada Shani , namun saat sudah berada di bawah tepatnya di ruang makan .
"Bi, sejak kapan Shani mengalami morning sick."tanya dokter Rizal .
"Saya liat sudah seminggu ini dokter."jawab bibi, dan dokter Rizal hanya mengangguk saja mendengar penuturan bibi.
"Dok...apakah..."ucapan bibi tak diteruskan , karena ragu dan takut salah ,
"Iya Bu, Shani hamil dan udah beberapa Minggu."jawab dokter.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNPERFECT LOVE (End)
FanfictionShani tak menyangka kalau akan menjadi seorang ibu di usianya yg masih belia, dan harus menerima perjodohan dengan orang yang sama sekali tidak di kenalnya. Banyak konten dewasa nya.