Part 6

1K 69 9
                                    

Flashback on

Suasana rumah anin selesai makan malam, dan kedua orang tuanya ingin membicarakan sesuatu dengan nya ,

Fiony masih belum tahu apa yang akan menjadi topik nya malam ini. Namun firasatnya gak bagus, gak biasanya kedua orang tuanya seserius ini, apalagi sang ayah yang selalu becanda bahkan terkesan konyol.

"Adek ke kamar gih udah malem, belajar terus tidur ya" perintah wanita separuh baya itu,

Dijawab dengan anggukan oleh putra nya itu, "iya bund" lalu pergi menuju kamarnya.

"Fio ada yang mau ayah bicarakan" sedikit menetralkan suasana yang sedikit menegang,

Gracio paham dengan pikiran anak sulungnya itu, takut membuat nya overthinking, jadi tidak usah berlama-lama.

"Iya nak, bunda sama ayah mau bicara sebentar" sambung Anin sembari melihat ke arah fiony dengan tatapan memohon.

"Iya apa bund, yah ada apa ?!" Jawabnya santai seolah menutupi gugupnya, tapi pikiran nya sudah kemana-mana,

"Fio tenang tenang, anggap saja kamu lagi menghadapi sidang skripsi." batin Fiony gusar

"Gini nak, ayah kan punya sahabat lama, dan ...."belum sampai melanjutkan bicaranya fio sudah memotongnya.

"Enggak e-gk yah." Fio tidak nyaman takut dengan apa yang akan dibicarakan ayah nya.

Reaksi bundanya kaget dan langsung menghampiri tempat duduk fiony, seakan menetralkan apa yang buat tidak nyaman putrinya.

"Loh fio ayah belum selesai ngomong nak" buka bundanya, dan melihat kearah suaminya.

"Dengerin dulu ayah ngomong fio, jangan dipotong-potong dulu, orang belum selesai kok kalimat nya."gracio sedikit menekan nada bicaranya.

"Enggak yah, cukup yah, Fio gak mau denger,"tutur fio yang sudah berkaca-kaca, tangannya menangkup memohon pada sang ayah untuk tidak melanjutkan pembicaraannya.

"Lah emang apa yang kamu pikirin dari kalimat yang belum selesai itu," ayah nya kini meninggi, tapi gracio bukan tipikal orang pemarah, jadi ya masih terlihat lembut.

"Bunda tolongin Fio, Fio gak mau denger, Fio belum siap" ujar nya meminta pembelaan sang bunda.

Anin hanya tersenyum melihat ekspresi Fio saat ini, "nak ayah tuh gak macem macem kok, dengerin dulu ya!" perintah nya.

"Gak mau bund, Fio takut denger nya" ekspresi memohon.

"Yaudah Langsung aja deh ke intinya bund" ucap gracio yang sudah tidak sabar dengan anaknya ini.

"Ayah tuh dimintain tolong sama sahabat lama ayah, karena sahabat ayah tuh di luar negri, dan mau pindahan ke Indonesia lagi, dan dia juga punya anak laki-laki mau pindah universitas disini, jadi ayah mau minta tolong ke kamu temenin pas dia sudah di Indonesia, itu saja."jelas sang ayah.

"Apa dan kenapa harus takut? Apa yang kamu pikirkan?, Apa dikira ayah mau ngawinin kamu sekarang." Kelakar Gracio setelah melihat perubahan ekspresi anak nya itu membuat cio tidak bisa menahan untuk tidak menggoda anaknya.

"Hmm, kirain Fio mau dijodohin," kini tersenyum kearah ayahnya.

"Ihh kamu mau banget ya?! Goda sang ayah sambil menoleh genit sang putri.

"Apaan sih yah" sedikit menunduk karena malu.

"Udah kan sekarang tau, lagian kamu ovt dulu sih jadi orang" bundanya seakan paham melihat ulah sang ayah yang selalu ngecengin anaknya.

UNPERFECT LOVE (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang