Part 16. flashback 2

958 63 0
                                    

"Cio maafkan aku. Aku telah  mengecewakan mu, maafkan aku Cio." ucap Shani sedih.

"Apa mungkin cio masih mau menerima aku , kalau dia tau keadaan ku  sekarang ini. Aku sudah kotor, aku gak pantas buat dia, dan aku....hikz...hikz.."Shani menangis dalam kesendiriannya.

Seperti biasanya Shani yang taat akan agama pun selalu menunaikan ibadah sholat lima waktunya . Seharian ini Shani telah mengurung diri di kamarnya, bukan tidak ada yang peduli, namun kedua orang tuanya memang lagi melakukan perjalanan dinas ke luar negeri, Shani sehari , hari nya hanya di temani art nya saja.

Sampai waktu sholat isya , Shani masih saja mengurung diri di kamarnya . Dia masih duduk di atas sajadah yang baru saja digunakannya untuk sholat.

Kejadian kemarin malam kembali menghantuinya, dengan melihat seluruh tubuhnya, dia seakan kembali ke detik-detik tadi malam. Sentuhan kasar dari tubuh biadap terbayang dalam ingatannya,walaupun samar Shani masih bisa merasakan.

"Aku harus bagaimana? Apa yang harus aku lakukan? Bagaimana tangis orang tuaku jika tahu ini semua? Gracio, maafkan aku, apakah engkau masih mencintaiku dengan diriku yang seperti ini. Aku sudah tak pantas buatmu Cio. Ya Allah, mengapa engkau tak mencabut nyawaku saja. Itu lebih baik daripada aku harus hidup tanpa kehormatan seperti ini.Ya Allah ya Rab, ampunilah hambamu ini ya Allah, berikan hamba petunjuk Mu ya Allah."gumam Shani dalam doanya.

Shani yang merasa kotor dan terkoyak kehormatannya , netranya sembab, tubuhnya lemas , saat ini yang dirasakan Shani hanya ketakutan dan ketakutan . Kepada siapa akan mengadu, apakah sama cio ? Shani merasa ragu , takut kalau sang kekasih akan mencibirnya , kepada ke dua orang tuanya ? Tentu saja gak mungkin mengingat sang ayah punya penyakit jantung.

Serasa putus asa , dan tak ada jalan , semua seakan Buntu, cita - citanya sebagai model pun kandas begitu saja.

Kemudian dia kembali mengadu pada Tuhan nya.

"Ya Allah, masih pantaskah hambamu ini mencium bau surgamu. Ya Rabbi, masihkah engkau sudi menerima sholatku ini ya Allah..."ucap shani meratapi nasibnya dalam kepiluan.

Netranya yang sudah sembab,  tiba-tiba terasa gelap dan akhirnya Shani pun pingsan, dia pingsan dia atas sajadah dan masih mengenakan mukena.

Hingga beberapa menit sang art yang merasa kawatir karena sejak tadi pagi Shani belum juga keluar dari kamarnya.

Berulang kali sang bibi mengetuk pintu sang majikan dengan pelan, semakin lama semakin keras, namun tetap tak ada jawaban. Rasa kawatir yang amat sangat menghantui pikirannya, bayangan buruk pun menakutinya. Tak sabar menunggu lebih lama lagi sang art setia itupun memanggil satpam.

Dengan bantuan satpam , akhirnya pintu kamar shanipun berhasil di buka , dan bibi sang art Shani mendapati majikannya dalam keadaan pingsan.

Tanpa komando sang bibi pun menelepon dokter pribadi keluarga Shani.

***

Sementara itu sebuah rumah yang sangat mewah seorang remaja pun tak kalah galau dan bingung dari pada shani.

Vinno dan juga kakak nya oniel sedang menonton televisi, namun jelas dari gestur tubuhnya kalau Vinno amatlah gelisah.

"Vin..Lo kenapa sih, dari tadi bengong aja, kaya orang gagal move on aja."tanya oniel sang kakak.

"Gpp bang."balas Vinno malas.

Suasana kembali hening, tak ada obrolan apapun walaupun hanya sekedar basa basi. Oniel sedang menikmati acara kesayangannya , sedang Vinno asyik berselancar di dunia perhaluan alias melamun , memanjakan pikirannya yang entah mengembara kemana.

UNPERFECT LOVE (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang