Chapter 26

570 55 0
                                    

Pukul 11.00 malam waktu Las Vegas.

Kamar 2507. Seorang pelayan mendatangi kamar itu. Ia membawa troli berisi makanan kecil dan beberapa botol minuman beralkohol.

Ia menekan tombol kamar tersebut.

"Room service."

Seorang lelaki Asia, bertelanjang dada, berambut gelap, dengan rahang yang tegas, membuka pintu kamar. Pelayan tersebut masuk sambil membawa troli.

"Selamat menikmati Tuan."

Ia pergi meninggalkan kamar tersebut.

"Jhonny, apakah pesananku sudah datang ?"

Seorang wanita cantik keluar dari kamar mandi. Gaun backless putih selututnya membuat lekuk tubuh langsingnya makin terlihat.

Wanita itu menghampiri Jhonny. Memeluk leher kekarnya. Disambut ciuman dari sang lelaki.

"Kau terlihat makin cantik Stephani."

Stephani tersenyum manis. Dia bergelayut manja kepada kekasihnya.

"Apa kau merindukanku ? Hampir sebulan kita tak bertemu. Semua karena para polisi bodoh itu. Bagaimana keadaan ayahmu ?"

"Dia masih marah padaku. Tentu saja. Sebanyak itu narkoba yang berhasil disita para polisi. Tapi itu tak seberapa dengan rencana yang akan datang nanti."

Stephani tersenyum licik.

"Kau memang licik sayang. Mereka pasti mengira sudah berhasil mendapatkan barang yang besar. Padahal yang lebih besar lagi akan segera datang."

"Kau yang lebih licin my love. Tak akan ada yang menyangka, wanita secantik dan selembut dirimu adalah bandar dan pemilik pabrik narkoba terbesar di Asia. Kau sangat hebat menyembunyikan semua itu. Aku mencintaimu."

Mereka berciuman dengan intens. Tanpa mereka sadari, sebuah benda kecil menempel di bawah troli makanan mereka.

🐰🐰🐰

Sang pelayan turun melalui lift setelah mengantar troli makanan tadi.

Lantai 23.

'Kami sudah mengamankan CCTV nya. Bergeraklah.'

Terdengar suara di earpiece yang tersembunyi di telinganya.

Ia menyelinap ke janitor room di lantai itu. Dilepaskan pakaian pelayan, rambut palsu blondenya dan topeng kulit yang menyerupai wajah salah satu pelayan di resort itu.

Berganti menjadi seseorang tubuh langsing bermata tajam, dengan pakaian hitam serta masker hitam yang menutupi wajahnya.

Mata awasnya mengamati keadaan sekitar. Setelah dirasa aman, dengan cepat ia bergerak ke salah satu kamar di lantai itu.

Dikeluarkan ponsel pintarnya. Dibukanya salah satu aplikasi buatannya. Pintu resort itu menggunakan sensor kartu dengan kode tertentu. Diarahkan kode yang terlihat di ponsel itu ke kunci kamar tersebut.

'bip,,'

'cklek,,'

Kuncinya berhasil terbuka.

Ia menyelinap masuk. Ditutupnya pintu dengan waspada. Sepatu karetnya membuatnya berjalan tanpa suara.

Dia menyapukan pandangannya. Kamar presiden suit itu sangat luas. Dengan ranjang king size di sisi jendela. Meja rias dengan wardrobe di sisinya. Ruang tamu dengan sofa nyaman serta home theater di hadapannya.

CODE NAME : BUNNY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang