Chapter 3

986 109 2
                                    

Seorang lelaki dengan cemas memasuki ruangan besar itu. Wajahnya nampak pucat dan gugup. Tatapan tajam sang Ketua menciutkan nyalinya untuk berbicara. Ketua mengetukkan jari jarinya ke meja menunggunya untuk mengatakan apa yang terjadi.

"Maaf Ketua,, gudang senjata berhasil dilumpuhkan." Lapornya.

Muka Ketua memerah mendengarnya. Jika tatapan mata bisa membunuh, maka lelaki itu akan mati sekarang.

"Apa yang terjadi ? Siapa mereka ? Dari kelompok mana yang berani menggangguku ?" Tanyanya dengan nada mengancam.

"Kami tidak mengenali mereka Ketua. Mereka bertiga. Mereka masuk tanpa kita sadari. CCTV kita diretas, begitu juga dengan bunker. Dengan mudah mereka mengalahkan para penjaga kita."

"Berapa kerugian kita ?" Tanyanya dengan nada tajam.

Lelaki itu kembali gugup. Dengan lirih dia menjawab.

"Semua hilang Ketua."

'dorr'

Lelaki itu roboh. Ketua menembaknya. Darah berceceran dimana mana. Anak buahnya yang lain berdiri membeku melihat kemarahan Ketuanya. Tak ada yang berani menatapnya sekarang.

Sang Ketua menggeram marah. Dia menyapu semua yang diatas mejanya hingga jatuh. Membayangkan senjata bernilai milyaran telah hilang tanpa tahu siapa yang mengambilnya.

"Cari tahu siapa mereka !!"

"Kami berhasil menangkap sedikit rekaman dari kamera tersembunyi di kamar itu Ketua, sebelum semuanya di hancurkan." Seorang anak buahnya yang lain meletakkan laptop di hadapan Ketuanya. Video singkat memperlihatkan situasi saat kejadian itu terjadi.

Pintu rahasia menuju bunker terbuka. Seorang memegang ponsel di sampingnya melihat pertarungan dua orang di depannya. Salah seorang anak buahnya melepaskan tembakan yang membuat pipinya terluka, menolehkan wajahnya yang secara tak sengaja memperlihatkannya di kamera. Dan tiba tiba sang penembak roboh, terkena tembakan dari orang yang disamping bunker tersebut.

Ketua mempause video itu. Membalik laptop ke hadapan anak buahnya.

"Siapa dia ?"

"Data tentangnya sangat susah dicari, tapi kami berhasil mendapatkannya. Dia adalah Letnan Jin Goo dari NIS, badan intelejen negara. Dia adalah tim Alpha yang biasa berpasangan dengan Kapten Song Joong Ki. Dan juga mereka adalah orang yang menggagalkan transaksi narkoba kita di Sungai Han."

"MEREKA JUGA YANG MELAKUKANNYA !!!!"

Kemarahan Ketua meledak. Setelah puluhan kilo narkobanya berhasil disita, sekarang gudang senjatanya. Lelaki tampan, berkaki jenjang itu berjalan mondar mandir sambil menyilangkan tangannya di dada.

Lee Dong Wook, ketua gangster terbesar se Asia. Penjahat kejam yang ditakuti dan diburu seluruh dunia. Narkoba, perdagangan manusia, senjata ilegal. Tak ada yang berani melawannya. Bahkan pemerintah seolah tutup mata dengan kejahatannya.

Mempunyai kekuasaan di empat negara, Jepang, China, Singapura dan Korea Selatan. Dia tak segan segan menghabisi semua yang menghalanginya.

"Siapa dia ?" Jarinya menunjuk pada seorang laki laki yang memegang ponsel.

"Kami tidak berhasil mendapatkan informasi tentangnya Ketua. Ada rumor beredar kalau dia adalah Bunny."

"Bunny ? Hacker underground itu ?"

"Iya Ketua. Banyak rumor beredar kalau dia hanya akal akalan NIS untuk menakuti penjahat. Tetapi banyak juga yang mengatakan kalau dia benar benar ada. Jika beruntung menemukan emailnya, maka mereka bisa meminta bantuannya untuk menyelesaikan masalahnya."

CODE NAME : BUNNY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang