"Pengacara Choi, keluarkan aku dari sini. Kekuasaanku masih belum mati. Akan kubalaskan semua dendamku. Takkan pernah kulepaskan dia yang menghancurkanku seperti ini." Lee Dong Wook berucap pada lelaki di depannya.
Pengacara Choi, lelaki muda itu tersenyum. Ia meletakkan berkas di depannya. Melepas kacamatanya. Menatap sinis mantan ketua mafia itu.
"Aku sama sekali tidak pernah mau menerima kegagalan. Dan kau sudah gagal total. Semua barangmu telah terendus polisi. Dan sekarang kau mengharap kebebasan. Dengan senang hati akan kukabulkan." Ucapnya.
Lee Dong Wook memucat. Keringat mulai menetes dari keningnya. Rasa takut tiba tiba menghampirinya. Takut yang amat sangat.
Suara itu. Suara dengan nada rendah yang biasa ia dengar saat melaporkan hasil transaksinya. Suara seseorang yang tak pernah diketahui rupa dan wajahnya. Seseorang yang lebih berkuasa daripada dirinya.
"Big Boss,, apakah ini kau,, tidak,, tidak mungkin. Pengacara Choi adalah Big Boss ?" Ucapnya bergetar.
"Kau tak mengharapkan kehadiranku ? Aku tengah menengok bawahan kepercayaanku. Harusnya kau bahagia bisa mengetahui identitasku sebelum kau bebas."
"Maafkan aku Boss,, maaf,, ini semua karena dia,, dia yang menghancurkan aku Boss. Tolong ampuni aku." Ucapnya. Rautnya makin pucat.
"Dia ?"
"Dia adalah orang yang sangat tak terduga. Aku sama sekali tak menyangka bahwa dia akan mampu memporak porandakan kelompokku sampai seperti ini. Dia,,"
"Katakan padaku, siapa dia."
Terdengar pintu ruang tunggu terbuka. Seorang petugas mendatangi mereka.
"Maaf Tuan. Waktu berkunjung telah habis."
Lelaki itu menatap tajam petugas itu. Merasa terganggu percakapannya terputus. Ia berdiri. Merapikan tas dan berkas yang dibawanya. Menatap kembali Lee Dong Wook yang masih terduduk di depannya. Lelaki itu tersenyum. Senyum yang terlihat mengerikan di mata Lee Dong Wook.
"Siapapun tikus pengganggu itu, ia akan mendapat balasan yang setimpal. Dan untukmu. Tunggulah hadiah kebebasan yang akan kuberikan." Ucapnya dengan mata menatap tajam.
Lee Dong Wook terpekur menatap kepergian lelaki itu. Ia tahu, ia takkan lolos. Ia takkan bisa lolos.
Lelaki itu berjalan menuju pintu keluar ruangan. Pintu terbuka setelah seorang petugas memasukkan password pintunya.
"Lakukan tugasmu." Ucapnya lirih pada seorang petugas yang berpapasan dengannya. Petugas itu mengangguk kecil. Kemudian melangkah pergi meninggalkan gedung tahanan itu.
🐰🐰🐰
Jhonny Anderson menajamkan telinganya. Merasa aneh dengan situasi di luar kamar mandinya. Ia mematikan kran airnya, sunyi langsumg mendera.
Bergegas memakai bajunya, menyudahi mandinya. Kamar mandi besar yang berisi sepuluh bilik takkan mungkin sesunyi ini. Pasti akan selalu ada yang masuk untuk sekedar ke toilet. Ia membuka pintu bilik kamar mandinya. Menatap waspada. Tak nampak seorangpun di tempat itu.
Ia melangkah hendak keluar. Tiba tiba dua orang menyergapnya dari belakang. Mengunci tubuhnya dengan erat sampai ia tak bisa bergerak.
Seorang dari mereka menendang lututnya karena ia memberontak. Membuatnya jatuh terduduk. Seseorang kemudian muncul di hadapannya. Seorang tahanan juga sepertinya, dari baju yang dikenakannya.
"Siapa kau ? Apa maumu !" Sergah Jhonny.
Lelaki itu tak mengatakan apapun. Hanya tersenyum sinis padanya. Ia mengeluarkan jarum suntik dari kantongnya. Mendekatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
CODE NAME : BUNNY
Acción(Book one) Dia tak boleh terlihat,, Dia tak boleh terlibat,, Keberadaannya tak pernah ada,, Start : 10 Januari 2022 End : 4 Maret 2023