13

978 75 4
                                    

Akhirnya setelah berputar-putar mencari apartemen Dirga, Gio pun bisa menemukan apartemen tersebut, di liat apartemen Dirga cukup besar ya kalau diliat dari luar gedung.

Dengan semangat Gio masuk, ia menelpon Dirga sambil menyusuri setiap lorong apartemen, niat banget ya si Gio patut diacungi jempol.

Setelah beberapa menit Gio kesal sebab ia tak juga menemukan apartemen Dirga, terlebih lagi Dirga tidak bisa di hubungi, itu semakin membuat Gio kesal.

Tak lama seorang karyawan bersih bersih menghampiri Gio.

"Permisi, maaf sebelumnya kak, dari tadi saya liat kakak mondar mandir disini lagi nyari siapa ya? Siapa tau saya bisa bantu"tanya karyawan yang Gio baca name tag nya Andra.

Senyum Gio mengembang, ia mengangguk antusias.

"Saya lagi nyari apartemen milik Dirgantara Velisan, saya udah telpon tapi ga di angkat"jawab Gio.

Andra mengangguk mengerti"kalau begitu sebentar saya turun dulu untuk bertanya pada staf lain"

Setelah itu Andra pun pergi, Gio sedikit lega tapi tak beberapa lama notif panggilan dari Arkanza membuat Gio membelalakkan matanya.

Astaga panggilan tak terjawab hingga dua puluh kali? Kenapa Gio baru sadar?
Dengan inisiatif yang kuat dan sekaligus rasa takut yang mencuat akhirnya Gio memberanikan diri untuk menelpon balik Arkanza.

Tidak terhubung?

Kening Gio mengkerut ia mencoba sekali lagi, namun hasil nya tetap sama tidak terhubung.

Akhirnya Gio memutuskan untuk memberikan Arkanza pesan saja, menyampaikan rasa maaf dan bersalah nya sebab lupa memberitahu Arkanza bahwa ia sedang pergi ke tempat Dirga.

Rasanya badan Gio panas dingin, jantung nya deg degan saat mengirim kan semua pesan itu, sangat panjang dan juga sedikit belibet agak susah untuk di mengerti namun Gio yakin Arkanza bisa memahami ketikan nya.

Tidakkah tau Gio jika itu hanya perbuatan sia sia?

Gio mendengar langkah kaki  orang yang sedang berlari terburu-buru, ia menatap sekitarnya dan mendapati Dirga yang muncul dari sebuah lorong dengan tergesa-gesa.

"Ha...hah... akhirnya...sampe huft"ucap Dirga ngos-ngosan.

Gio menaikkan satu alisnya"kenapa kok di telpon ga di angkat?"

Dirga duduk di lantai ia memegang dadanya yang sesak sehabis berlari.

"Lagih.....hah.... meeting huftt...hah.. ha"

Gio meringis mendengar jawaban Dirga, mendengar ucapan Dirga yang ngos ngosan membuat Gio secara tidak langsung pun bernapas manual, kan susah kalau lagi napas terus kitanya sadar.

Gio menarik Dirga agar berdiri, setelah itu Dirga pun menyeret tangan Gio menuju kamar apartemen nya.

Gio mendudukkan dirinya di sebuah sofa berwarna hitam, ia menatap langit langit apartemen Dirga dengan menerawang jauh, ia khawatir jika Arkanza marah sebab kesalahan yang ia perbuat.

Sekarang juga perasaan nya sudah tidak enak, Gio kaget saat Dirga memeluk nya tiba tiba ia menatap Dirga yang sedang menutup matanya dengan damai.

"Lo ga kerja?"tanya Gio mengelus rambut Dirga.

"Ngga, sebab gue udah kelarin semua biar bisa bareng lo, gue kangen"jawab Dirga ia menatap Gio dalam.

Gio mengangguk paham, ia hendak beranjak namun di tahan oleh Dirga.

"Sini aja dulu, gue masih pengen meluk lo"ujar Dirga dengan manja.

Gio menatap jijik Dirga"ish tapi gue laper jamal! Awas ah"

Delicious torture√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang