8

1.3K 89 8
                                    

Dirga menatap resah pada ponsel nya, dari kemarin Gio tidak pulang, Dirga pun sudah mencari nya kemana mana namun tetap tak menemukan keberadaan Gio.

Dirga hanya takut jika Gio kenapa kenapa, lagian ya secara ga langsung Gio itu tanggung jawab Dirga juga kan? Yang Gio punya hanyalah Dirga, rasanya Dirga ingin melaporkan kepada polisi tentang hilangnya Gio.

Namun ia masih ragu, apa jangan-jangan Gio menginap di rumah temannya? Ah, itu sudah pasti tidak mungkin sebab kan kalian tau sendiri jika Gio tidak memiliki teman.

Dirga menjambak rambutnya, ia kesal sebab tak bisa menjaga Gio dengan baik, tak lama seseorang masuk menampilkan wajah tak bersemangat nan lesu. Dirga melotot, ia menghampiri Gio lalu memeluknya dengan erat seakan sudah lama sekali tak bertemu.

Gio terhuyung ke belakang"kenapa lo?" Tanya Gio sambil mengelus punggung Dirga.

Dirga melepaskan pelukan mereka, menatap Gio dengan berkaca-kaca.

"Lo yang kenapa?! Dari kemarin ga pulang kenapa? Lo marah kah sama gue? Kemarin tuh gue nyariin lo dimana mana dan juga hp lo gue telpon tapi ga tersambung"ujar Dirga ia menarik Gio agar duduk di sofa.

Gio diam, ia malas jika mengingat kejadian itu, seperti nya Gio akan berhenti bekerja di cafe milik Arkanza. Ia tak ingin terus menerus seperti ini.

"Em, ga? Kalau gue nerima bantuan lo tentang uang kuliah gue, masih bisa ga?"tanya Gio hati hati.

Dirga dengan cepat mengangguk"iya itu akan selalu berlaku"ucap Dirga dan Gio pun tersenyum lega.

"Gue mau berhenti kerja aja"ucap Gio ia menyenderkan kepalanya di dada bidang Dirga.

Dirga membeku, ya tuhan ini pertama kali nya Gio seperti ini padanya, tangan Dirga terulur untuk mengelus kepala Gio.

"Kenapa tiba-tiba mau berhenti?"tanya Dirga, ya Dirga kepo.

Gio enggan menjawab ataupun menjelaskan, ia hanya merubah posisi nya menjadi memeluk Dirga, tentu saja Dirga dengan senang hati menerima nya, Dirga pun tak ingin bertanya lagi ia lebih tertarik memeluk tubuh Gio dari pada bertanya soal kerjaan.

°
Mata tajam itu seketika menghitam, memancarkan aura benci sekaligus cemburu, ternyata perkiraan nya selama ini salah, Gio memiliki teman yang selalu di samping nya.

Tunggu, apa sungguhan teman? Arkanza pun tidak yakin sebab dari mata orang itu Arkanza bisa melihat ketulusan yang ada.

Cih! Hanya orang seperti itu apa dia mampu menggeser Arkanza? Bukan hanya dia yang memiliki ketulusan ataupun cinta, Arkanza pun memiliki nya!

"Gue benci apa yang jadi punya gue di sentuh orang lain"ujar Arkanza ia memukul tembok yang berada di sampingnya, hingga membuat tangannya mengeluarkan darah.

Dengan perasaan marah Arkanza langsung meninggalkan area kos Gio, sekarang siapa yang akan di target kan? Takut orang luar akan mengancam, atau takut Arkanza datang dan orang lain akan terancam?

°
"Kejadian tabrak lari di daerah B membuat para warga geger, sebab korban seolah di tabrak dengan sengaja mengakibatkan tubuh korban sudah hancur seperti di lindas mobil, warga setempat sudah memanggil polisi agar menyelidiki kasus ini, para warga mengecam sang pelaku yang tega melakukan semua hal ini"

[Ga bisa bikin berita {cray}]

Gio memandang televisi dengan serius, ia menatap video mayat yang sudah tertutup dengan sebuah kardus, Gio bergidik ngeri orang gila mana yang sudah melakukan hal keji seperti itu?

Ini sudah malam, namun Gio masih betah di depan tv, lagi pula ia sedang menunggu Dirga pulang, Gio pikir ia sudah seperti seorang istri yang menunggu sang suami pulang kerja.

Gio terkekeh sendiri membayangkan itu, tak lama suara motor membuat Gio cepat cepat membuka pintu dan terlihat Dirga yang baru saja pulang dengan wajah lelah.

Kalau dipikir kasihan juga Dirga, namun ya sudah lah toh Gio juga yang akan mengurus nya nanti.

"Lama banget, banyak kerjaan kah?"tanya Gio ia menutup pintu lalu membuntuti Dirga yang berjalan ke arah sofa.

"Iya, numpuk banget atasan gue udah kayak ibu tiri, mana main nyuruh nyuruh gitu aja, kan ngeselin ya"ujar Dirga membuat Gio menatap nya dengan iba.

"Yaudah deh, sana ganti baju, lo udah makan belum?"tanya Gio sambil mematikan tv.

"Belum, tapi gue mau langsung tidur aja ya? Pengen di peluk sama lo"jawab Dirga dengan suara manja.

"Ew! Geli sialan, yaudah iya, sana mandi dulu abis itu tidur"ucap Gio ia pergi ke dapur berniat membuat kan Dirga susu hangat.

Dirga pun dengan semangatnya langsung mandi dan membersihkan tubuhnya.
Setelah selesai dengan susu hangat, Gio langsung masuk ke dalam kamar membawa kan susu hangat yang ia buat tadi untuk Dirga.

Lihat kan? Memang sudah seperti seorang istri yang melayani suaminya!

"Ga, nih susu minum dulu"ucap Gio.

Dirga menatap nya dengan antusias, namun pas ia melihat susu yang dimaksud oleh Gio membuat Dirga tak jadi antusias, Dirga kira kan susu lain bukan susu seperti ini, Gio tidak peka dan itu menyebalkan!

Dirga meminum nya dengan sekali tegukan, ia memberikan gelas nya lagi kepada Gio membuat Gio tersenyum dan mengelus pucuk kepala Dirga dengan senang.

"Ok sekarang tidur"ujar Gio dan Dirga pun menurut.

Gio pergi meletakkan gelas Dirga ke dapur, setelah itu kembali dan tidur di samping Dirga.
Gio mendekat pada Dirga yang masih menatap nya seolah berharap Gio akan memanjakan nya.

"Gue tau lu capek, jadi sini deketan katanya mau di peluk?"Ucap Gio membuat senyum Dirga mengembang.

Dirga pun langsung menggeser tubuhnya agar mendekat pada Gio dan masuk ke dalam pelukan Gio dengan senang hati, jika setiap ia pulang kerja seperti ini maka Dirga rela setiap hari harus lembur.

Kalian tak perlu bertanya apakah di antara mereka saling menyukai atau tidak, sebab mereka berdua pun tidak ada yang tau jawabannya, ini semua hanya refleks tubuh dan ada nya rasa nyaman, kasih sayang tentu saja ada, namun untuk cinta dan sebuah hubungan yang serius, Gio dan Dirga pun masih belum bisa menentukan hal seperti itu.

Terbesit di fikiran Dirga maupun Gio pun hal seperti itu tidak ada, mereka hanya mengikuti alur tubuh dan juga rasa nyaman yang keduanya salurkan, hanya itu dan tidak lebih.

Apa kalian fikir Dirga tidak mempunyai pacar? Ah, Dirga memiliki seorang gadis di hatinya dan Gio pun tau hal itu, sudah di katakan bukan? Ini hanya sebuah rasa nyaman yang mengalir begitu saja, tak ada perasaan lebih seperti yang kalian fikirkan.

Gio menutup matanya, namun ia merasakan jika Dirga menyesap lehernya dan sesekali menggigit seolah gemas.

"Tidur bego!"gertak Gio memukul kepala Dirga.

Salahkan saja pada Gio, tubuh nya begitu wangi membuat Dirga tidak tahan jika hanya mendiamkan nya begitu saja, apa kalian pernah mencium aroma bunga lavender?dan juga aroma susu vanila yang menjadi satu?

Seperti itu aroma tubuh Gio! Dirga di buat mabuk kepayang di dalam pelukannya, terkadang Dirga lebih memilih tidur bersama Gio dari pada pacarnya sendiri, karena apa? Ya karena aroma tubuh Gio itu sudah seperti narkoba yang membuat nya candu.

Jadi tolong beri tahukan pada Gio, jangan salah kan Dirga jika setiap kali Gio bangun pasti ada bekas sesapan di leher maupun dadanya, itu sudah pasti ulah Dirga.

finished content√

Ga usah ngeship Gio sama Dirga deh!!!! Awas aja, Dirga tuh punya cwe anjy!! Jadi tolong tetap pada posisi masing-masing ya, pegangan tangan sebab kita mau melaju ke next part berikutnya....

Makasih udah baca!!!

Delicious torture√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang