10

1.2K 77 2
                                    

Di sebuah restoran yang cukup mahal, membuat Gio sedikit canggung, ia melihat banyak orang yang mengenakan pakaian bagus dan juga terlihat sangat berwibawa dan juga rapih.

Sedangkan dirinya? Ini aja make baju kuliah, kalau di liat Arkanza pun sama hal nya namun tetap saja ia terlihat keren beda dengan Gio.

"Makan tempat lain aja yuk"ajak Gio memegang tangan Arkanza.

"Kenapa? Satu ruangan ini udah aku pesan, buat kita"ucap Arkanza membuat Gio membelalakkan matanya.

"Mahal ga sih?"tanya Gio tak enak.

Arkanza terkekeh, ia menggenggam tangan Gio dengan lembut, jika di tanya siapa orang yang paling bahagia maka itu lah Arkanza sekarang, bayangkan saja kalian mencintai seseorang dan akhirnya kalian bisa mendapatkan nya, apa tidak bahagia? Mungkin pasti tidak dapat di jelaskan sebahagia apa kita.

Itu lah yang terjadi pada Arkanza, dunia nya yang gelap kini perlahan mulai memiliki titik terang dan itu semua berkat Gio.

"Jangankan restoran, apa yang kamu minta aku kasih mau semahal apapun itu"ucap Arkanza membuat Gio seketika terkekeh malu.

"Ga jelas banget"ucap Gio tersenyum tipis.

Tak lama seorang pelayan datang membawakan berbagai macam makanan pembuka yang di tata dengan rapih di atas meja hingga membuat meja itu hampir penuh, Gio menggeleng apa mungkin mereka berdua bisa menghabiskan semua ini?

"Selamat menikmati"ucap Pelayan itu lalu membungkuk dan berlalu pergi.

Gio menelan ludah, ia lapar jujur saja Gio ngiler liat makanan seperti ini, ah bukan berarti Gio tidak pernah makan makanan mahal, hanya saja eh memang belum pernah sih.

Setelah itu mereka berdua pun langsung memakan semua hidangan yang ada, Gio yakin setelah ini perutnya akan meledak sebab makanan sebanyak itu.

°

Dirga menatap antusias pada Gio yang baru saja datang, ia memeluk Gio dengan erat lalu mencium kening laki laki itu.
Tentu saja Gio bingung dan sedikit panik takut jika Arkanza masih berada di luar.

Hm, seperti yang kalian lihat jika Arkanza baru saja mengantar Gio pulang, sebenarnya Arkanza tak ingin berpisah dengan Gio, namun dengan sejuta kata yang menyakinkan Gio mampu membuat Arkanza luluh.

Gio langsung menutup pintu, ia takut ya tentu saja siapa yang tidak takut dengan Arkanza? Melihat tatapan nya saja sudah seakan kita ditelanjangi di tempat.

"Kenapa lo?"

Dirga menarik tangan Gio agar duduk, ia menatap Gio dengan serius.

"Kantor gue naikin jabatan gue dan disebabkan gue naik jabatan, gue di pindahin ke kantor pusat, em jadi...gue harus pergi besok ke Bandung"ucap Dirga hati hati, ia terus melihat raut wajah Gio.

Gio diam.

"Gue bakal sering kesini kok dan bakal selalu ngabarin lo"ucap Dirga lagi, sebab Gio tak merespon.

"Ya hati hati, selamat buat lo"ujar Gio ia tersenyum tipis.

Dirga memanyunkan bibirnya, membuat Gio menaikkan satu alisnya bingung.

"Ngapa lo?"

"Masa respon nya gitu doang sih, padahal gue berekspektasi lu bakal meluk dan cium gue"jawab Dirga lesu.

Gio terkekeh sinis"makanya jangan suka berekspektasi, nanti ga sesuai sakit sendiri, overthinking lagi, kepikiran, abis itu stres, dan abis stres mati, ew ga banget cih"ucap Gio tak berperasaan.

Dirga memegang dadanya dengan dramatis.
Mata nya menyipit, menatap Gio yang masuk ke dalam kamar.

"GIO! BANTUIN GUE BERES BERES! GUE GA BISA SENDIRI!!"teriak Dirga ia pun berlari ke dalam kamar.

Di dalam kamar Gio sudah menyiapkan koper milik Dirga itu membuat Dirga cengengesan seperti tidak ada dosa.

"Makanya suruh cewek lo ngurus lo, jangan gue mulu, gue kan bukan pacar lo"omel Gio tanpa sadar.

Dirga terdiam, benar juga ucapan Gio barusan, seharusnya ia menjadikan Gio pacarnya saja, apa itu ide yang bagus?

"Oh jadi lu nyindir gue buat ngasih kepastian gitu?"ujar Dirga menaik turunkan alisnya.

"Iya lah, deket doang kagak jadian, payah!"jawab Gio bar bar, setelah ingat dengan sosok Arkanza Gio langsung terdiam dan merutuki dirinya atas ucapannya sendiri.

Dirga terkekeh"oh jadi gitu"

Gio panik"paan gue becanda, ga usah serius"ucap Gio menyibukkan dirinya dengan mengeluarkan semua baju Dirga yang ada di dalam lemari ke dalam koper.

Dirga terkekeh lagi, ia memeluk Gio dan meletakkan dagunya di bahu milik Gio.

"Ga usah bahas, gue refleks tadi"ucap Gio seakan tau apa pikiran Dirga.

Dirga mengangguk"gue laper"ucap Dirga menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Gio.

Gio berfikir sejenak"lu belum makan?"tanya Gio melepaskan pelukan Dirga.

"Belum"jawab Dirga dan kembali memeluk Gio, namun kali ini dari depan.

"Yaudah gue masak deh"ucap Gio membuat Dirga sumringah.

Setelah menyelesaikan beres beresnya, Gio pun langsung menyiapkan makanan untuk Dirga, sebenarnya sih bagi Dirga Gio bahkan sudah melebihi dari pacarnya, lihat saja apa apa semua Gio, dari mengurus makanannya, pakaian, bahkan yang mencuci baju Dirga pun Gio.

Kadang Dirga berfikir apa gunanya ia pacaran namun pacar nya sendiri tak memperhatikan nya? Malah orang lain yang memperhatikan nya, yang bisa di bilang dia pun hanya teman.

Dirga menarik napas lelah, ia menidurkan diri nya di atas kasur lalu membuka ponsel nya untuk menghubungi gadis yang selama ini berstatus pacar nya.

Dirga meletakkan ponselnya di telinga, menunggu orang yang ia hubungi mengangkat panggilan nya.

"Iya, halo sayang, kenapa?"

Dirga menaikkan kedua alisnya, jujur ia bingung mengatakan apa.

"Kamu dimana?"tanya Dirga mengubah posisi nya menjadi duduk.

Tak ada jawaban, hanya ada keheningan dan suara napas yang memburu, Dirga pun masih diam mendengarkan dengan seksama apa yang di lakukan oleh pacarnya di sebrang sana.

"Engh, sayang kamu ngomong apa?"

Oh, jadi gitu, Dirga mengangguk ia melihat jam di tangan nya.

"Kita putus"

Keheningan pun kembali melanda, namun sedikit terdengar bisik bisik dan suara panik di sana.

"Kok kamu gitu sih? Aku salah apa?"

"Bacot, jangan lu pikir gue ga tau lu ngapain ya lonteh!"sarkas Dirga lalu ia mematikan panggilan nya.

Jika di pikir lagi seharusnya Dirga tidak perlu marah, toh Dirga juga sama hal nya melakukan kecurangan di belakang kekasih nya dan berhubungan dengan Gio, apa itu bukan kesalahan juga?

Akhirnya Dirga memutus kan untuk diam saja, ia tak ingin memperpanjang kejadian ini, toh jika di lihat lagi Dirga juga salah dan ia tak ada hak untuk marah ataupun merasa tersakiti.

Intinya mereka sama sama salah, hanya cara saling menyakiti nya saja yang berbeda, yang satu selingkuh dan yang satu lagi belok, hadeh.

finished content√

Intinya jangan harap kalau Dirga bakal bareng sama Gio😤!!
Inget aja kata kata ini, kalau Dirga itu ga cocok sama Gio cocoknya sama saya 😘 awokaowk.

Delicious torture√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang