17

913 64 4
                                    

Sehari berganti Minggu dan Minggu berganti menjadi bulan, selama itu pun Arkanza perlahan-lahan selalu mengikis mental dan juga fisik Gio.

Gio sering sekali menjadi orang yang berbeda, tidak sama seperti dulu sekarang ia memiliki emosi yang tak terkendali, sering menyakiti dirinya sendiri, selalu ketakutan jika bertemu dengan siapapun, dan mempunyai depresi yang berat.

Itu semua berkat siapa? Tentu saja berkat Arkanza, laki laki tampan itu memang seorang iblis yang tak mempunyai perasaan.
Sampai sekarang pun Gio belum di pertemukan dengan Dirga.

Ah ya, berbicara tentang Dirga bagaimana nasib pria tampan rupawan itu?
Badannya begitu kurus dan lusuh, di sekujur tubuhnya penuh dengan luka, banyak luka bekas cambukan yang memenuhi tubuh nya.

Rambutnya sudah tak serapih seperti dulu, kulit nya dihiasi dengan luka dan juga darah yang sudah mengering dan juga sudah banyak yang terkelupas, sekarang Dirga sudah tak di ikat ia sudah di lepas dari ikatannya.

Itu semua tak ada artinya sekarang Dirga hanya mampu berjongkok ataupun duduk, tatapan nya selalu saja terlihat bingung seperti orang linglung, sedikit tertawa dan sedikit menangis.

Arkanza...nama itu yang telah merubah dua kehidupan orang sekaligus, laki laki tampan itu mempunyai sifat iblis yang sekarang sudah mendarah daging dalam dirinya.
Tapi tidak dengan cintanya, ia masih begitu mencintai Gio, bahkan sekarang lebih besar lagi.

Tidak, Arkanza tidak merampas kewarasan Gio namun ia merampas kehidupan Gio, membuat nya terbiasa dengan semua rasa sakit bahkan membuat Gio menjadi candu dengan setiap rasa sakit yang Arkanza berikan.

Membuat Gio menggila setiap saat hanya demi memohon siksaan pada Arkanza, ingat Arkanza tidak pernah menyesal melakukan semua ini...namun sekarang ia merasa bangga bisa menaklukkan Gio dengan cinta logikanya.

Seperti sekarang, Arkanza sedang memangku Gio ia mengelus punggung Gio dengan sayang, sedangkan Gio ia memeluk tubuh Arkanza dengan manja tangannya mengusap kepala belakang milik Arkanza, menjilat nya dengan sensual membuat Arkanza semakin memperdalam tusukan jarum di punggung Gio yang kini sudah penuh dengan darah.

"Enghh shhh lebihhh"desah Gio saat Arkanza mengganti jarum nya dengan silet.

Arkanza terkekeh"suka sayang?"tanyanya mengecup bibir Gio.

Gio menatap Arkanza"emhh iyah"jawab Gio lalu kembali memeluk Arkanza.

Tanpa aba-aba Arkanza menarik rambut Gio ke belakang dengan kasar, membuat leher Gio terekspos di depan mata Arkanza.

"Ahhhh" desah Gio saat Arkanza menjilat dan mengecup bagian jakunnya.

Bermain-main dengan lidah dan sesekali menggigit kecil leher putih Gio.

"Arghh emhhhh"erang Arkanza saat Gio mencakar bahunya.

Arkanza melihat bahu nya mengeluarkan darah, membuat nya tersenyum senang dan mencium bibir Gio dengan kasar.

"I love you baby"ucap Arkanza pelan tepat di telinga Gio.

Gio memeluk Arkanza.

"Enhhh Love you more"jawabnya.

Arkanza menidurkan Gio di kasur, mencium seluruh wajah Gio tanpa ada yang terlewat, berakhir pada bibir pucat Gio.
Melumatnya dengan penuh napsu dan juga gairah, silet yang sedari tadi ia pegang mulai ia goreskan di leher Gio.

"Ahhhnm mhhh"desah sakit bercampur nikmat Gio membuat Arkanza semakin ingin melakukan hal gila lainnya.

Ia menjilati darah yang keluar dari leher Gio, menyedotnya dengan penuh nikmat dan tangannya yang lain meraih nipple Gio lalu memelintir nya dengan kuat membuat Gio membusungkan dadanya.

Arkanza menatap Gio dengan sayu dan penuh dengan napsu.

"Kita ga perlu cinta menggunakan hati, kita hanya perlu cinta siksa yang nikmat, di dunia ini ga ada namanya cinta yang tulus kecuali cinta gue ke lo....Im facking love you!!"ucap Arkanza dengan geram.

Setelah itu ia mencekik Gio dengan kuat, mulutnya mengarah pada nipple Gio dan menghisapnya kuat-kuat silet yang ia pegang tadi ia letakkan di atas nakas mengganti nya dengan sebuah dildo yang berukuran lumayan besar.

Gio memberontak ia kehabisan napas nya, mengerang sakit sambil memegang tangan Arkanza, wajah nya memerah dan tenggorokan nya mulai terasa semakin sakit.

Arkanza melepaskan cekikan nya ia mencium Gio dengan brutal, dan di bawah sana Arkanza sedang berusaha memasukkan dildo tadi ke dalam lubang anal Gio tanpa menggunakan pelumas apapun.

"ARGHHHHHH!"

Teriak Gio melengking saat dildo besar itu berhasil masuk dengan paksaan dari Arkanza.

"Enhhhh sa...kithhhh....shhhh hmpppp"ucap Gio di sela sela desahannya.

Arkanza tersenyum miring"sebentar lagi ini akan nikmat"

Lalu setelah itu Arkanza memaju mundur kan dildo itu dengan tempo yang sangat cepat membuat tubuh Gio tersentak sentak dan sesekali menutup matanya sebab sakit yang tadi ia rasakan kini berubah menjadi nikmat yang tiada tanding.

"Emhhh gimana sayanghh? Ahh hah"tanya Arkanza menatap Gio.

"Ahh...ah...hah...shhh...ahhhh yeahhh...emm lebihhh.....lagihhh ahhhh mmhhh"Gio hanya membalas dengan desahannya.

Arkanza berhenti ia memposisikan miliknya di anal Gio, menerobos paksa masuk bersamaan dengan dildo yang masih tertancap di lubang Gio.

Sekali lagi...

"AAAAAHHHH! yeahhh fack mehh!!! Emhhhhh shhh arghhhh"bentak Gio menatap Arkanza.

Arkanza terkekeh gemas, saat milik nya benar benar masuk dengan sempurna Arkanza pun langsung menghantam lubang Gio dengan kasar tangan nya pun tak berhenti menggerakkan dildo besar itu seirama dengan gerakan kasarnya.

"Aahh....ahhh...ahhhhh....ah...shh...hahhh"

"Nikmatihh sayanghh?? Hmmm?"tanya Arkanza mencium bibir Gio.

Arkanza melepaskan dildo itu dengan kasar mencabut dari lubang Gio, ia memegang leher dan juga kepala Gio lalu di tekan ke arah kasur dengan kuat, tak hanya itu geraknnya pun semakin liar dan acak.

"Arghhh...shhh...shit...emmm"erang gemas Arkanza semakin cepat menggerakkan pinggulnya.

Jangan tanya Gio sekarang ia seolah kehilangan kesadarannya, mulut nya terbuka namun tak bisa lagi mengeluarkan desahan desahan sebab nikmat yang di berikan oleh Arkanza membuat Gio kewalahan.

"Ahhhhhhhh....yeahhhhh...."desah Gio tiba tiba saat Arkanza mengenai tepat di prostat nya dengan kencang.

"Mauhhhh....keluarhhhhh....shhhh....hhhh"

Arkanza memeluk tubuh Gio dengan erat"ayohh sayanghh"

Setelah mengatakan itu mereka berdua pun sama sama melakukan pelepasan, Arkanza masih memeluk Gio dengan erat. Sedangkan Gio ia sudah menutup matanya kelelahan.

Arkanza membisikkan sesuatu di telinga Gio.

"I will continue to give you this pleasure until you yourself will not be able to handle it."

finished content√

Komen, Give your opinion buat part ini...
Aku lagi daring jadi bisa up wkwk, jadi kalau aku udah ga up lagi gtu ya berarti aku udah sekolah seperti biasa.

Ada yang mau ditanyakan?

Delicious torture√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang