> 8 <

167 10 0
                                    


Jangan Berlari
🌱Karna Masalah Mengejarmu Tanpa Berhenti🌱
•~•

Hay hay
Epel kembaliiii💃
Karna gabut makannya up, padahal tugas menanti
Kalian yg masih sekolah semangat yaa
Atau masih daring?
Buat banyak kesalahan kata epel minta maaf banyak" karna aku ngak pernah baca ulang setelah ngetik😭
Maklumi kata" yg ngak nyambung yaaa

Happy Reading






Pagi ini entah kesialan apa yang vino dapatkan, saat ia memasuki gerbang ia berpapasan dengan saudara kembarnya juga

Sang papa.

Ingin sebenarnya vino bergegas pergi meninggalkan tempat itu tapi sebuah kalimat menghentikan langkahnya.

"Rupanya masih sekolah juga kamu, saya kira kamu akan jadi anak berandal di luar sana" cibir adi.

Vino hanya diam, sedangkan vian hanya memandang vino sendu, jujur vian sangat rindu saudara kembarnya itu.

Sudah satu bulan lebih vino pergi dari rumah dan vian sungguh sangat mengkhawatirkannya, setiap hari ia selalu menanti kepulangan saudaranya itu.

Meski itu tak mungkin dan tak akan terjadi.

Vino masih diam di tempatnya tampa membalikkan badannya, ia sungguh sangat rindu dengan suara sang papa, suara yang dulu setiap hari selalu memarahinya, mencibirnya dan berkata tak enak padanya.

Adi sendiri menatap vino nyalang, tatapannya tajam berubah normal saat menatap vian di sampingnya.

"Belajar yg rajin, papa berangkat" setelah mengatakan itu adi masuk kembali ke mobil dan melaju pergi.

Pergi meninggalkan si kembar yang masih tetap diam di posisi yang sama.

Dengan langkah lebar vian menghampiri vino, hal itu sontak membuat vino berjalan menjauh, ia tak ingin bertemu dengan vian saat ini.

"Vino!!" Panggil vian dengan sedikit tegas, tanggan nya yang mengepal hingga terlihat putih.

Vian tak marah, ia hanya ingin bertemu dengan saudaranya sekarang, ia khawatir, ia rindu, bahkan vian akui bahwa ia pernah menangis saat vino pergi dari rumah.

"Lo benci gua no, lo marah sama gua, iya no?" Terdengar suara vian yang sudah bergetar, pasti anak itu sudah akan menangis cibir vino dalam hati.

Vino yang menjadi saudara kembar vian pastinya sudah hafal dengan sifat kembarannya itu, laki-laki cengeng yang penakut, itu lah vian.

"Bahkan lo ngak mau liat gua no"

Dengan malas vino membalikkan badannya, menghadap vian yang sekarang sudah menitikkan air mata.

Mata dan hidung yang merah serta badan yang bergetar menyambut pandangan vino saat berbalik.

"Cih cengeng" cibir vino namun tak di tanggapi vian, vian justru menunduk menatap kedua sepatunya.

Vino malangkahkan kakinya menghampiri vian yang setia menunduk, hingga dapat vian lihat seoasang sepatu tepat berada di depannya.

Aku Bukan Dia ( kita Berbeda )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang