"Saya minta kali ini lakukan dengan sungguh-sungguh!"
"Siap tuan"
"Lakukan sesuai dengan apa yg saya suruh! Pastikan dia benar-benar mendapat pelajaran sekarang!"
"Ba..baik tuan"
"Bayaran kalian saya kirim setelah tugas kalian selesai" laki-laki itu pergi meninggalkan suruhannya yg masih mematung di tempat.
•
•Sedangkan di lain tempat, raya dan si kembar sedang bersantai bersama menikmati hamparan pasir yg luas dan deburan ombak laut yg menenagkan.
Ya, raya membawa mereka berdua ke pantai, setelah sekian lama raya rasa ini waktu yg tepat untuk mengajak kedua anaknya itu berlibur bersama, dulu sering sekali mereka se-keluarga bersama bermain di pantai.
Meski dulu ia tak pernah memperdulikan vino, lebih tepatnya terkadang bila vian tak memaksanya agar mengikutsertakan vino ia akan meninggalkan vino di rumah, menyuruhnya mengerjakan pekerjaan rumah dan tak memperbolehkannya keluar.
Sekarang raya bisa merasakan, bagaimana senangnya kedua anaknya itu, dengan riang bermain dan berlari bersama, melepas canda dan tawa, seakan tak memiliki beban yg melilit mereka.
"Vino! Vian! Jangan jauh-jauh!" Teriak raya karna si kembar mulai menjauh, hingga tubuhnya seolah mengecil bila di lihat dari tempatnya duduk.
"Huaaa vinooo! Berhenti gak lo!"
"Lambat! Ambil kalau bisa!"
"Sendal gua noooo! Mamaaaaa!"
Raya hanya bisa menggeleng-geleng kan kepalanya, meski di benaknya sangat senang sekarang.
Setelah beberapa menit, tampaklah kedua anak itu dengan langkah gontai menghampiri raya yg menatap mereka sembari terkekeh.
Pasir di celana, baju, bahkan rambut dan muka, belum lagi celana dan baju yg basah, sungguh penampilan mereka jauh dari kata rapi dan bersih.
"Udah capek?" Tanya raya saat si kembar sudah duduk di sebelahnya.
"Huftttt vino ni ma..masa..sendal..vian..di..ambil" adu vian dengan nafas yg masih tersenggal-senggal.
"Vian dulu ma, baju vino basah, ini juga rambut vino sampai kotor" vino ikut mengadu membela diri.
"Sudah-sudah, lihat penampilan kalian, pasir di mana-mana, bajunya basah lagi"
Sontak si kembar saling memperhatikan satu sama lain, hingga akhirnya meringis pelan, di sini banyak orang dan penampilan mereka sangat tidak layak di lihat.
"Ganti baju sana, mama bawa baju ganti buat kalian, jangan lupa di bersihkan rambutnya" perintah raya dan langsung di turuti si kembar.
Sementara si kembar membersihkan diri, raya memesan beberapa makanan dan minuman, dan dengan sabar menunggu kedua anaknya itu, tak tau saja di kamar mandi mereka berebut siapa yg duluan masuk.
Dan tentu saja vino dulu, begini-begini vian juga punya rasa mengalah, apalagi vino adiknya, ya meski mereka hanya berjarak beberapa menit.
Setelah menunggu beberapa saat nampaklah vian dan vino yg mulai berjalan mendekat ke arah dimana raya duduk menunggu mereka.
"Lama banget, ngantri ya?"
"Hehe ngak ma, t..tadi ada..."
"Tadi ada masalah sedikit ma, maaf buat mama nunggu lama" ucap vian menyela ucapan vino yg sangat lama, ia menarik kursi dan duduk di ikuti vino.
"Yasudah, cepat makan makanan kalian, nanti dingin" raya menyodorkan beberapa makanan ke hadapan mereka.
"Wahh habis main terus makan, nikmat mana lagi yg engkau dustakan, iya ngak No?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Bukan Dia ( kita Berbeda )
Novela JuvenilAlvino Dekta Adinata & Alvian Desta Adinata Sampai kapan pun Vian dan Vino tak akan pernah sama. Mereka kembar, bukan berarti apapun yg mereka lakukan akan sama bukan? Mereka berdua adalah kembar yg memiliki kepribadian yg berbeda. Kepribadian yg di...