Bagian 30

14 0 0
                                    

Restoran..

"Hai, udah istirahat kan?" Tanya Dimas

"Iya, kamu tunggu di meja luar ya, nanti aku nyusul," jawab Ruri

    Tidak banyak kata-kata Dimas pun langsung menuruti apa yang Ruri katakan. Kurang dari 2 menit Ruri sudah menghampiri Dimas.

"Nih minum dulu, pasti haus kan" ucap Ruri sambil menyodor kan segelas jus.

"Makasih," ucap Dimas

"Ya udah langsung ke inti nya aja ya, aku mau dengar penjelasan kamu," ucap Ruri

"Iya jadi yang kemarin tuh dia teman pas aku kecil, nama nya Rara. Dan skrang Rara juga jadi teman bisnis aku,' jelas Dimas

"Terus?" Ucap Ruri

"Kemarin aku gak sengaja ketemu dia dia di taman," ucap Dimas

"Pulang nya juga bareng?" Tanya Ruri

"Hehe iya, maaf ya, dia tadi bawa mobil tapi mobil nya dibawa ke bengkel tapi belum selesai juga, jadi ya sekalian aja kan rumah kita searah, kita tetanggaan," jelas Dimas

"Oh gitu, ya udah lah, aku mau lanjut kerja lagi," ucap Ruri

"Kamu marah? Maaf ya, aku gak ada hubungan apa-apa kok sama dia," ucap Dimas.

"Iya, ya udah sana pulang, aku mau lanjut kerja lagi," ucap Ruri

"Oke, semangat kerja nya," ucap Dimas.

    Tidak menjawab perkataan Dimas, Ruri langsung masuk ke dalam restoran.  Dimas pun langsung memasuki mobil dan pergi.

"Gimana dia udah ngasih penjelasan?" Tanya Reiki

"Iya udah, pas udah dengar penjelasan nya, tapi gue malah bingung  Rei, gue harus marah atau gimana di depan dia, gue cuma diem aja dengerin penjelasan dia, setelah itu pergi deh," jawab Ruri.

"Emm gitu, ya udah lah yang penting dia udah ngejelasin semua nya kan," ucap Reiki.

"Iya sih, tapi gue ngerasa kaya gak puas aja gitu sama penjelasan nya, gue juga gak tau kan dia tadi bohong atau enggak nya, ah udah lah ngapain dipikirin sekarang, yang ada gue gak bakal fokus kerja kalau gini," kesal Ruri.

"Emm iya, ya udah lah lanjut kerja lagi yuk," ajak Reiki.

"Iya," ucap Ruri.

     Hari ini Ruri pulang kerja sore hari, ia izin untuk tidak mengambil lemburan hari ini. Dan lagi-lagi saat di perjalanan pulang saat berhenti di lampu merah, ia melihat Dimas bersama Rara. Jangan tanya apakah Rara memeluk Dimas atau tidak ya😝 sudah jelas Rara memeluk Dimas.

"Hai," ucap Ruri

"Hah? Eh kamu," ucap Dimas kaget.

"Kenapa? Gak usah kaget, hati-hati di jalan ya," ucap Ruri langsung memjalankan motor nya karena lampu lalu lintas sudah berwarna hijau.

    Air mata Ruri sudah tidak terbendung lagi. Ruri tidak peduli jika semua orang di jalanan melihat ia sedang menangis.

    Tidak lama setelah itu langit pun ikut membasahi bumi, seakan-akan ia mengerti dengan apa yang sedang Ruri rasakan saat ini.

"Udahlah, gue udah gak mau dengar penjelasan dia lagi," ucap Ruri yang sedang duduk di depan toko yang sudah tutup.

    Tepat jam 12 malam, Ruri belum pulang kerumah nya, ia masih duduk termenung di depan toko yang sudah tutup. Jalan raya saat itu masih bisa terbilang ramai, mungkin karena malam minggu juga. Di seberang jalan ada pendagang nasi goreng dan pecel lele yang buka 24 jam.

















Akhirnya setelah sekian lama baru up lagi, maaf ya untuk pembaca ceritaku yang mungkin masih menunggu kelanjutan cerita ku ini. Terima kasih yang udh baca dan Terima kasih juga buat pembaca setia ku, jangan lupa tinggalin jejak kalian ya, boleh vote dan komen nya, terima 😉

Dekat Namun Tak TerikatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang