Bagian 31

10 0 0
                                    

*Kamar Reiki*

"Coba telpon Ruri ah, perasaan gue gak enak dari kemarin," ucap Reiki yang langsung mengambil hp di kasur.

"Lah kok gak aktif no nya, bener ini kayanya ada yang gak beres," ucap Reiki.


    Reiki langsung menjalankan motor nya dengan pikiran nya sudah kemana-kemana itu. Ia takut ada sesuatu hal yang terjadi dengan Ruri. Setelah hampir 1 jam ia mencari, ia tidak asing dengan motor yang ia lihat dan gantungan kunci motor yang masih menggantung di motor nya itu.


"Motor sama kunci nya ada, lah orang nya kemana? Udah gak salah ini motor Ruri," ucap Reiki yang sedang kebingungan.

"Ya udah lah, gue ambil aja dulu kunci nya, motor nya gue titipin dulu di dekat tukang nasi goreng," ucap Reiki.


    Setelah 30 menit mencari, Reiki sepertinya melihat Ruri. Dan benar dugaan dia, ternyata benar itu Ruri. Posisi Ruri tidak jauh dari tempat dimana motor nya di tinggal. Dengan kondisi Ruri yang sudak tidak karuan dengan mata sembab nya itu.


"Ngapain lo disini? Kenapa motor lo tinggal terus kunci nya masih di motor lagi, lo emang gak takut motor lo di ambil orang apa?" ucap Reiki kesal.

"Hah? Lo kenapa bisa di sini?" tanya Ruri.

"Jawab dulu pertanyaan gue, malah balik nanya," ucap Reiki.

"Eh iya ya ngapain gue disini ya hahaha.... Hikkss..Hiksss," ucap Ruri yang tertawa lalu tangisan nya pecah di pelukan Reiki.

"Ya udah, kita pulang sekarang ya, motor lo biar nanti feri yang anter ke rumah, sekarang lo pulang sama gue," ucap Reiki

*Rumah Reiki*

"Jadi apa yang terjadi?" tanya Reiki.

"Jadi gini Rei...," ucap Ruri menjelaskan semua nya

"Gue mau putus aja sama Dimas kayanya Rei, gue udah gak mau dengar penjelasan dia lagi, gue gak mau kasih kesempatan buat dia lagi," ucap Ruri.

"Ya udah, kalau emang keputusan nya begitu, nanti gue antar buat ketemu sama Dimas nya ya," ucap Reiki lalu dijawab anggukan oleh Ruri.


    Hari itu pun tiba, hari dimana Ruri dan Dimas memutus untuk menyudahi hubungan ini. Mereka bertemu di cafe milik Dimas.

"Oh iya Rei, lo boleh pindah duduk dulu, gue mau bicara berdua sama dimas," ucap Ruri.

"Oke, gue juga mau ke toilet kok," singkat Reiki.

"Ada yang mau aku omongin," ucap Ruri dan Dimas bersamaan.

"Ya udah kamu dulu aja," ucap Ruri.

"Jadi gini, mulai sekarang kita masing-masing aja ya," ucap Dimas

"Putus maksud kamu?" tanya Ruri.

"Iya, dan aku mau ngejelasin tentang semua yang telah terjadi kemarin," ucap Dimas

"Gak perlu Dim, sudah cukup, aku gak mau sakit terlalu dalam kalau aku dengar semua nya," ucap Ruri

"Emmm ya sudah, makasih ya," ucap Dimas

"Iya sama-sama, terima kasih kembali," ucap Ruri.R


    Reiki pun sudah keluar dari toilet dan menghampiri mereka berdua 

"Udah Rei, ayo pulang," ucap Ruri yang langsung menarik lengan Reiki.

"Gimana? Udah lo putusin si Dimas?" tanya Reiki.

"Gue yang diputusin sama dia Rei," ucap Ruri.

"Hah? Serius? Apa alasan nya?" tanya Reiki kaget.

"Haha iya Rei, gak tau, gue gak mau dengar penjelasan dia lagi, udah cukup hati gue sakit," ucap Ruri.

"Iya iya," ucap Reiki.










Hai-hai pembaca ku hehe😅 maaf banget baru up lagi🙏 soalnya sekarang waktunya sering buat jaga anak hihi😅 aku sempetin nulis kalau lagi ada waktu aja😅 makasih buat pembaca setia aku yang masih selalu nunggu kelanjutan cerita nya🙏💕 makasih juga buat yang baru baca, boleh tinggalkan jejak kalian dengan vote dan komen nya ya, makasih🙏😉

Dekat Namun Tak TerikatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang