Bagian 23

18 4 8
                                    

"Emm gini,jadi...," ucap Reiki ragu-ragu

"Jadi apa?Lo mau bilang susah banget sih," ucap Ruri kesal

"Jadi gini,pas gue habis nganterin Lo beli buku,gue pergi ke keluar lagi dan pas dijalan gue gak sengaja liat dimas di depan supermarket,ternyata dia sama cewek lain dan yang gue liat Dimas ngebukain pintu mobilnya untuk cewek itu. Gue juga gak tau siapa cewek nya,tapi gue yakin cowok yang tadi gue liat itu Dimas lagian juga gue tau banget plat nomor mobil nya Dimas,"

Reiki dapat melihat dari mata Ruri yang sudah berkaca-kaca yang pasti sebentar lagi akan mengeluarkan cairan bening dari matanya. Dan ternyata benar Ruri sudah menangis. Air mata sudah lolos dari matanya karena sudah tidak bisa terbendung lagi.

"Yang Lo omongin tadi bener Rei?" tanya Ruri

"Ya gue ngomong sesuai yang gue liat ri,masa iya gue nge buat-buat cerita kaya gitu,Lo kan sahabat gue," ucap Reiki

Tanpa dipinta Reiki langsung memeluk Ruri dan Ruri pun membalas pelukan nya,dan Ruri menangis di pelukan Reiki.

"Emang bener Rei,cuma Lo yang gak bakal buat gue sedih dan nangis," ucap Ruri sesenggukan

"Kan dari dulu gue udah bilang,gue akan selalu ada buat lo dan ngejagain Lo,dan yang pasti gue gak akan buat Lo sedih apalagi sampai nangis," ucap Reiki sambil mengusap puncak kepala Ruri.

"Apa gue putusin Dimas aja ya Rei?" sambil melepas pelukannya

"Jangan dulu Ri,kita dengerin dulu penjelasan dari dia, takutnya ada kesalahpahaman," ucap Reiki

"Emm oke,besok gue tanyain deh di sekolah," ucap Ruri

"Iya Ri,ya udah Sekarang Lo pulang terus istirahat," ucap Reiki sambil mengusap puncak kepala Ruri

"Makasih ya Rei," ucap Ruri

"Iya sama-sama," ucap Reiki

Keesokan harinya..
Ruri tidak berangkat sekolah dengan Dimas tapi ia membawa motor sendiri,ia sengaja berangkat pagi-pagi ke sekolah karena takut Dimas menjemput ke rumah nya.

"Tadi aku ke rumah kamu tapi gak ada siapa-siapa dirumah," ucap Dimas yang tiba-tiba langsun datang dan duduk disamping Ruri.

"Aku bawa motor sendiri," ucap Ruri

"Kamu kenapa?kok agak jutek gitu?" tanya Dimas

"Enggak kenapa-napa," ucap Ruri

Bel masuk pun berbunyi..
Tidak seperti biasa nya Ruri di bangku diam seperti ini,biasa nya ia akan sesekali berbicara kepada Dimas tapi tidak untuk sekarang,yang Ruri lakukan hanya diam dan fokus ke guru yang sedang mengajar.

Jam istirahat...

"Kamu kenapa sih?" tanya Dimas lagi

"Aku mau nanya sama kamu,cafe kamu kemarin tutup kan?tapi kenapa kamu bilang sibuk di cafe" tanya Ruri

"Emm bukan gitu,biar aku jelasin dulu Ri," ucap Dimas

"Jelasin apa hah?jelasin kamu udah bohongin aku?kalau emang kamu gak mau nganter aku ya gak apa-apa,gak usah bohongin aku," ucap Ruri

"Kamu tau dari mana kalau cafe tutup,oh pasti dari sahabat kamu Re...," ucap Dimas yang ucapan nya terpotong oleh Ruri

"Bukan dari Reiki,jangan bawa-bawa Reiki. Aku tau pas lewat cafe kamu pas habis ngambil motor di bengkel,terus aku berhenti dulu dan ada salah satu penjaga toko sebelah cafe kamu bilang kalau cafe kamu emang tutup hari itu," jelas Ruri

"Emm maaf,biar aku jelasin dulu Ri," ucap Dimas

"Oh iya aku mau nanya juga, sebenarnya nya kamu pergi sama cewek kan kemarin?" ucap Ruri

Dekat Namun Tak TerikatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang