Bagian 25

21 4 10
                                    

Di kelas Ruri

"Emm Ri, gue mau tanya sesuatu boleh?" tabya Azkia

"Boleh, tanya aja Kia," ucap Ruri

"Emm kamu kenal Rei udah lama?" tanya Azkia

"Lama banget dari SMP malah hehe, dia sahabat aku," ucap Ruri

"Wihhh lama ya kalian sahabatan, kalian gak ada rasa satu sama lain?" tanya Azkia

"Haha enggak kayanya, lagian juga aku nya Sekarang udah punya Dimas," ucap Ruri

"Oh Dimas yang sebangku sama kamu itu pacar kamu?" ucap Azkia

"Hehe iya, eh kenapa kamu tanya Reiki?" tanya Ruri

"Ehh enggak kok, mau nanya aja hehe," ucap Azkia

Jam Istirahat..
Saat jam istirahat Reiki pergi ke kelas Ruri terlebih dahulu untuk sekedar mengajaknya ke kantin bersama. Saat masuk ke kelas masih ada Dimas, Ruri dan Azkia di kelas, Reiki masih belum berbicara dengan Dimas setelah mereka berdua beradu mulut pada waktu itu.

"Rei, gue minta maaf ya, karena kemarin gue kaya gitu sama Lo," ucap Dimas.

"Iya gak apa-apa, gue juga minta maaf ya," ucap Reiki.

Ruri dan Azkia kebingungan karena tidak mengerti dengan obrolan yang mereka bicarakan.

"Eh emang kemarin kamu ngelakuin apa sama Reiki?" tanya Ruri

"Bukan apa-apa kok," jawab Dimas

"Ya udah yuk,kita ke kantin," ajak Reiki

"Iya ayo, Kia kamu juga ikut ya," ajak Ruri yang langsung diangguki oleh Azkia

Mereka pun pergi ke kantin.

Di Kantin..
Reiki sesekali memandangi Azkia, menurut Reiki Azkia seperti nya orang nya baik, enggak ada salah nya kan jika Reiki ingin lebih mengenal Azkia.

"Oh iya, nanti Minggu kita pergi jalan-jalan yuk berlima," ajak Dimas

"Kemana?" tanya Reiki

"Waahhhh beneran ya kalian, ke kantin gak ngajak-ngajak gue," ucap Feri yang tiba-tiba datang yang langsung menepuk pundak Dimas yang otomatis Dimas yang sedang minum es teh manis langsung terbatuk-batuk.

"Uhukkk, uhukkk, Lo kalau datang jangan ngagetin bisa kagak sih?" ucap Dimas kesal

"Haha sorry mas bro, lagian Lo pada gak ajak gue sih," ucap Feri yang langsung duduk.

"Lo tadi gak ada, gue udah cariin Lo tapi gak ketemu juga," ucap Reiki

"Wahh Rei, emang bener ya Lo yang paling baik, sampai-sampai nyariin gue segala," ucap Feri

"Gue nyariin Lo bukan mau ajak ke kantin, tapi mau ngembaliin buku Lo tadi buku Lo dibaggiin tapi Lo nya gak ada, dari pada ilang ya udah gue bawa, nih buku Lo," ucap Reiki sambil memberikan sebuah buku.

Seketika mereka berlima tertawa bersama.

"Terus aja teruss ledekin gue," ucap Feri kesal.

"Tapi kebetulan juga sih Lo dateng fer, nanti hari Minggu kita jalan-jalan bareng, Lo bisa ikut kan?" tanya Dimas

"Bisa lah, ayo berangkat," ucap Feri

"Emm gue gak usah ikut ya," ucap Azkia yang langsung bersuara

"Eh kok gitu?kenapa?" tanya Ruri

"Ikut aja sih,apa salah nya," ucap Reiki.

"Emm ya udah gue ikut juga," ucap Azkia

"Oke, jadi kita mau jalan-jalan kemana nih?" tanya Feri

"Emm kita ke Dufan aja yuk, gue udah lama gak ke Dufan, gimana tuh?" ucap Ruri

"Terserah sih gue mah, ayo ayo aja," ucap Feri

"Ayo ayo aja sih," ucap Dimas

"Boleh aja," ucap Azkia

Mereka ber empat langsung memandangi Reiki yang belum menjawab.

"Gue ikut kalian aja," ucap Reiki

"Oke jadi kita ke Dufan ya, kita nanti naik mobil gue aja, nanti kita kumpul di rumah Ruri, " ucap Dimas.

Hari itu pun tiba, ya hari dimana mereka berlima akan pergi ke Dufan. Mereka sudah kumpul di Rumah Ruri dan bersiap-siap untuk berangkat. Dimas dan Ruri duduk di depan sedangkan Reiki, Feri dan Azkia duduk di kursi belakang. Azkia sedikit merasa canggung karena ia duduk di tengah diantara Reiki dan Feri.

"Ri Lo ada yang kelupaan gak?" tanya Reiki yang sudah tau akan sifat Ruri yang selalu lupa.

"Emm enggak kayanya,apa ya?" ucap Ruri sambil memikirkan sesuatu.

"Power bank, headset, jaket, cemilan, udah?" tanya Reiki yang membuat seisi mobil melongo karena Reiki menyebutkan sesuatu secara beruntun kepada Ruri.

"Oh iya headset gue gak kebawa, gue ambil dulu sebentar ya, untung Lo ingetin haha, makasih ya," ucap Ruri yang langsung keluar dan tidak lama Ruri sudah kembali lagi.

"Udah?" tanya Dimas

"Udah, oh iya kalau cemilan nya nanti kita beli di jalan aja ya, " ucap Ruri

"Iya, nanti aja, sudah siap semua kan? Kita berangkat sekarang," ucap Dimas

"Bismillahirrahmanirrahim," ucap mereka bersamaan

Setelah berhenti sebentar di minimarket untuk membeli minum dan cemilan, mereka melanjutkan perjalanan kembali hingga akhirnya mereka sampai di tujuan.

"Kita naik apa nih?" tanya Dimas

"Kita naik halilintar aja yuk," ajak Feri

"Gak mau ah, gue takut ih," ucap Ruri

"Gak apa-apa kali Ri, ayo," ucap Dimas

Mereka pun semua setuju untuk naik halilintar. Entah memang kebetulan atau apa Reiki duduk bersebelahan dengan Azkia. Reiki yang masih bersikap dingin berbanding terbalik dengan Azkia yang sudah keringat dingin karena sedikit takut karena naik halilintar dan ditambah dia harus duduk bersebelahan dengan Reiki yang membuat detak jantung nya semakin cepat.
Setelah selesai naik halilintar ada hal lucu yang dipikirkan oleh Azkia, ketika mereka naik halilintar Azkia mendengar Reiki teriak sangat sangat kencang melebihi teriaknya. Azkia pertama kali mendengar teriakan orang yang dingin seperti es dikutub itu, tapi dengan cepat Reiki bersikap kembali ke muka dingin nya setelah naik halilintar. Mereka pun menaiki setiap wahana yang ada disana, hingga tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 19.00 malam,mereka pun langsung bergegas pulang. Sebelum pulang mereka pergi makan terlebih dahulu.

"Seneng banget deh bisa jalan-jalan bareng kalian, nanti kalau liburan kita pergi ke puncak yuk, dan kita nginep disana," ucap Ruri

"Haha iya, ayo, kebetulan aku juga punya villa disana, jadi kita gak usah bayar villa nya kan punya aku," ucap Dimas

"Wihhh kebetulan banget haha, bener ya dim," ucap Ruri

Tiba-tiba makanan yang mereka pesan pun datang dan setelah makan mereka pulang.








Udah segitu dulu aja ya hehe😅 Terimakasih untuk yang udah baca, komen dan kasih vote🙏😊
Jangan lupa komen dan vote nya juga ya untuk cerita ini🙏😅

Dekat Namun Tak TerikatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang