ANDROMEDA : Part 38

5.5K 533 46
                                    

______

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

______

"Jadi menurut lo, gue harus mulai dari diri gue sendiri?"

Sosok yang menjadi lawan bicaranya pun mengangguk yakin. "Apapun yang bakal lo lakuin, baiknya dimulai dari diri lo sendiri."

Meda mengangguk. Ia masih sangat naif. Meskipun tidak separah dirinya dimasa lalu, tapi tetap saja ia butuh pendapat orang lain agar tidak salah langkah.

"Tam, kenapa lo gak langsung ngasih tau semua rahasia tentang gue??"

Backsound Angsa yang berenang di danau menjadi pemecah keheningan mereka. Irgi terdiam, menurunkan pandangan pada Andromeda yang lebih mungil darinya.

"Karna gak semua kejadian yang gue buat itu sama dengan yang ada disini. Semakin gue gali, semakin gue sadar. Kalo tokoh-tokoh yang gue buat punya background yang lebih rumit dari yang gue buat."

Meda mengerjapkan matanya, ia masih bingung dengan apa yang Irgi sampaikan.

"M-maksudnya??"

"Banyak yang gue gak tau dari kehidupan nyata novel yang gue buat, Da. Jadi, gue lagi berusaha mecahin satu-satu teka-teki tokoh yang ada, termasuk tentang lo. Tapi sayangnya, kesempatan hidup gue udah gak lama. Gue takut... Gue takut mati sebelum gue tau semuanya." Cowok itu tersenyum. Dia ingin membantu Meda, ia ingin kematian gadis itu tidak setragis yang dibuatnya. Karena.. entah mengapa ia tidak rela. Suka kah ia pada gadis itu? Tidak tau.

Meda terdiam, hatinya sedikit berdenyut. Matanya kembali menatap jejeran angsa yang sibuk mengikuti kemana induknya berenang. Kenapa hidupnya tidak seperti angsa yang indah dikagumi, dan saling berkoloni untuk bertahan hidup? Dia ingin mempercayai satu orang saja, untuk ia jadikan tempat bersandar. Tapi ia takut, takut dengan apa yang terjadi di masa lalu. Ketika ia percaya pada Fabian, ternyata pria itu hanya mencintainya karena nafsu dan memanfaatkan kenaifannya. Begitupun ketika ia percaya pada Gentala yang ia pikir bisa menyembuhkan lukanya, pada akhirnya ia malah kehilangan segalanya.

Lalu pada siapa ia harus percaya?

"Lo bisa percaya gue, gue gak seburuk itu kalo lo berfikir gue manfaatin lo. Karna, buat apa gue manfaatin lo kalo.. hidup gue juga udah gak lama lagi."

Meda menoleh. Irgi bisa membaca pikirannya?

Cowok itu terkekeh. Seakan ia bisa membaca pikiran gadis yang menjadi lawan bicaranya itu. Jemarinya terangkat, mengacak surai berwarna hitam kelam milik gadis itu.

"Gue gak bisa baca pikiran, gue cuma menebak. Soalnya ekspresi lo ketara banget."

Merasa tangan besar itu melingkupi kepalanya, entah kenapa tubuhnya menegang. Meda pernah merasakan perasaan ini dan pada akhirnya dikecewakan. Seharusnya hatinya tidak boleh selemah ini. Apalagi hanya dengan tindakan kecil seperti barusan.

Karena seseorang akan memiliki kelemahan ketika ia sudah melibatkan hati.

Ditepisnya tangan Irgi dari kepalanya.

ANDROMEDA (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang