.: 12. Balapan :.
Tatapan mereka teralihkan pada seorang cowok yang berdiri di depan kelas, tak lama mereka kembali menyibukkan diri dengan urusan masing-masing. Sedangkan cowok itu berjalan menuju Arga yang duduk sembari menelungkupkan wajah di antara lipatan tangan dengan musik yang samar-samar terdengar oleh cowok bername-tag Marvel Alby P. itu.
Marvel duduk di sebelah Arga, tanpa cowok itu ketahui. Marvel sedikit mencondongkan tubuhnya menatap Arga yang sepertinya sedang menikmati lagu yang ia putar. Marvel kembali membenarkan duduknya. Dengan senyum iseng, ia menggebrak meja membuat Arga terperanjat begitupun yang lain.
"Bangke lo! Ngagetin anjir!" Salah satu dari mereka mengumpat.
Marvel mengatupkan tangannya. "Sorry, bang!" cengirnya.
Arga yang kesal menarik kerah baju Marvel hingga cowok itu terjungkal ke belakang.
"Anjir lo!" pekiknya emosi. "Nggak suka lo sama gue? Be wan sini!"
Arga memutar bola matanya malas. "Lo ditendang Gema aja kalah apalagi sama gue."
Marvel kembali duduk di sebelah Arga. Jelas ia berani bercanda seperti ini dengan Arga karena Arga adalah sepupunya. Jika tidak, mana Marvel berani berurusan dengan anggota geng Tryton yang isinya menyeramkan semua.
"Ck, gue beneran, nih."
"Pa'an? Palingan juga lo bawa berita nggak jelas."
"Nah, kalau biasanya nggak jelas, sekarang jelas."
Marvel mengubah raut wajahnya menjadi serius. "Ada balapan, Bang, duitnya lumayan kalau lo menang. Gue mau ikutan sih, tapi nggak dibolehin sama Papa."
Arga tergelak. Ia menggeleng menahan tawanya. "Vel, Vel, heran gue tuh sama lo. Pinter dikit lah anjir kalau mau nakal. Lo mau balapan izin sama bokap lo ya mana diizinin anjrit!"
Marvel mengangguk, menyetujui ucapan Arga. "Lupa. Jadi gimana? Mau nggak? Ntar pake motor gue, hadiah dibagi dua."
"Berapa emang?"
"Lima juta, mayan lah anjir. Mau ya? Elah, jangan pake mikir!" bujuk Marvel tak sabaran.
"Dikit amat lima juta."
Marvel mendelik. "Btw, lo 'kan udah miskin, setengahnya lima juta juga udah cukup kali buat lo."
Arga mengumpat dalam hati. Namun, benar juga apa yang dikatakan Marvel. Arga sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk fokus kepada Nalana. Cowok itu menghela napas. "Oke. Jam berapa?"
"Sembilan, gue share lock ntar! Sekalian gue mau nginep di rumah lo ya, Bang! Thank you abangku tercinta!"
Marvel pergi begitu saja. Arga bergidik, dasar gila! batinnya.
🍑🍑🍑
Arga menjadi sorotan malam itu. Memang, anak Tryton mana yang tidak dijadikan sorotan jika berada di keramaian? Arga menghela napas. Jujur, ia rindu semua dunia kelamnya. Mabuk-mabukan, balapan, tidak pulang sampai beberapa hari, dikejar-kejar polisi karena ikut balapan liar, ah tapi sudahlah. Lupakan.
"Apa kabar?" Seseorang mendatangi Arga. Cowok itu yang akan menjadi lawannya malam ini. "Lama nggak ketemu. Jadi ... lo yang bakalan lawan gue malam ini?" Ia terkekeh.
Arga enggan menjawab. Dia itu sering sekali terpancing emosi, tetapi kali ini akan belajar tenang dan kalem seperti Tian. Cowok yang tak lain inti Tryton itu benar-benar membuat Arga heran karena selalu tenang dalam menghadapi segala situasi dan Arga ingin belajar untuk itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
MASA REMAJA KITA [End]
Novela JuvenilCover : Pinterest. Nalana Sasmita menyukai Arga sejak kali pertama bertemu. Sedangkan Arganta Gilang Bhagawanta hanya menganggap Nalana seorang gadis cupu. "Positif?" Nalana bungkam, hanya terdengar suara isakan yang menjawab semua pertanyaan Arga...