s e m b i l a n b e l a s

61.4K 4K 32
                                    

.: 19. Terus Terang. :.

Tak sengaja Arga berpapasan dengan Marvel, dengan segera ia mencegat motor cowok itu agar berhenti.

Marvel mengeram mendadak. Ia membuka kaca helm-nya dengan sewot. Ingin mengumpat, tetapi saat melihat raut wajah Arga yang sedang tidak bersahabat akhirnya membuat dirinya hanya mampu menelan ludah gugup.

"Dari mana aja lo?" tanya Arga galak.

"D-dari kontrakan lo lah, bang. B-bukannya lo nyuruh gue buat anter duit, ya?"

Arga menggeram kesal. "Gue minta lo anter di taman deket kontrakan, Marvel. Bukan kontrakan gue, arghh! Bego!" makinya.

"L-loh, masa, sih?"

Arga mengacak rambutnya frustrasi. "Terus yang terima duitnya siapa?"

"Y-ya, istri lo lah!"

"Anjir!" Arga menaiki motornya segera. Tidak mau Nalana salah paham. Arga yakin 100% jika ia meminjam uang itu untuk home school Nalana, Nalana tidak akan mau, Arga yakin itu.

Marvel menggaruk pipinya keheranan saat Arga melesat begitu saja setelah puas mengumpati dirinya.

Ting!

Papa Gledek⚡
online.

| Marvel, pulang, Nak.

Tumben, Pa, bahasanya alus banget. Marvel mencium aroma duit, nih. Papa mau traktir Marvel apa?! |

| Traktir bakso gorila.

Marvel mengelus dadanya. "Kamu ini berdosa banget."

🍑🍑🍑

Sebenarnya, Arga tak mempersalahkan Nalana yang tidak ingin home schooling. Namun, mengingat perkataan Aruni beberapa waktu lalu membuat Arga terus terpikirkan. Aruni akan memisahkan anaknya dengan Nalana agar nanti Nalana bisa sekolah lagi? Mustahil! Arga tidak akan membiarkan itu terjadi.

Anaknya tak pernah salah, yang salah di sini adalah dirinya dan Nalana. Arga ingin Aruni tau jika Nalana juga bisa tetap bersekolah walaupun home schooling. Jangan sampai, suatu saat nanti Arga berpisah dengan Nalana dan anaknya.

Arga takut dan telah menyayangi Nalana? Arga tidak tau tentang hal itu, yang ia tau, Arga tidak ingin bercerai karena Tuhan membenci itu. Arga tidak ingin mengulang kesalahan ataupun menambah kesalahan, Arga hanya ingin memperbaikinya.

Cukup lama terdiam, Arga membuka pintu. Keadaan cukup sunyi. Ia melepas sandal dan berjalan menuju kamar, tampak Nalana sedang memainkan ponsel sembari tiduran. Mata Arga seketika melotot melihat posisi tiduran Nalana.

"Nalana! Jangan tengkurap astaga! Nanti bayinya kegencet!"

Nalana ikut kaget, ia refleks duduk saat Arga berteriak. Nalana mengerjap menatap Arga yang duduk di sebelahnya.

"Aduh," ringisnya membuat Arga panik.

"Kenapa?"

"Keram sedikit."

"Nah nah jangan tengkurap makanya. Kalau mau bangun hati-hati jangan langsung duduk gitu aja." Arga mengomel sembari menuntun Nalana untuk duduk di sandaran tempat tidur.

"Minum dulu ini."

Nalana menurut. "Maaf, Ga, lupa tadi."

"Nggak apa-apa. Diinget aja, lain kali jangan diulangi."

Arga berdehem canggung mengingat ia yang tidak terbuka pada Nalana. Tadi, ketika Ratna datang, Ratna memberikan banyak wejangan padanya. Salah satunya seperti ini, "Ga, dalam rumah tangga salah satu kunci suksesnya, ya, saling terbuka. Banyak lho rumah tangga yang hancur karena salah satunya nggak terbuka dan jadi salah paham. Jangan sepelekan hal kecil dalam rumah tangga. Ingat, ya, coba terbuka sama Nalana. Nalana juga akan ngerti, kok. Yakin sama bunda."

MASA REMAJA KITA [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang