On purpose • Hutao

698 33 15
                                    

Halo. Disini Lia, iya sesuai janji, aku bakal bikin req ini 3k word, sebenernya req ini ada di book yang lama, tapi yaudah. Aku juga gatau kenapa aku bilang bakal bikin 3k word, tapi janji tetap janji 😔
———————————— •°·

Requested by : - non existent (now)
3rd person's and [Name]'s POV
Words : 3011
Highschool AU, Modern AU
Genre : Fluff, Romance, School
Character : Hutao, [Name]
Note(?) : nonbinary [Name]

Happy reading!
.
.
.
.
.

Matahari pagi yang menunjukkan kehangatan sinarnya seakan memeluk dan menyambut setiap mahkluk yang lewat, tak terkecuali, [Name]. Ia berjalan melintasi lorong dengan pintu-pintu di sebelah kirinya, ia tengah berjalan di lorong sekolah menuju ke arah kelasnya. Membuka pintu kelasnya,
"DOR!"
suara seruan dari seorang gadis muda berambut cokelat itu terdengar memenuhi telinga.

"ASTAGA! HUTAOO!!! Aku kaget meskipun sudah tahu ini akan terjadi" ucapnya menghela nafas sedikit. Ya, gadis yang barusan mengagetkannya adalah Hutao, sahabatnya. Singkatnya, hubungan mereka itu simpel. Hanya sebatas teman dekat yang sifatnya bertolak belakang. Hutao yang bersifat konyol, suka menjahili orang, banyak berbicara, suka tertawa, ceria, dan ramah. Berbeda dengan [Name] yang lebih suka menyendiri layaknya seorang emo. Ya, meskipun begitu, [Name] termasuk anak yang lumayan pintar. Ia menduduki ranking ke-3 di kelasnya, sedangkan Hutao mendapatkan ranking 20 dari 36 siswa yang ada di kelasnya.

"HAHAHAHA! Ekspresi terkejutmu selalu lucu!" Seru Hutao sembari tertawa. [Name] tidak menjawabnya dan langsung pergi menuju bangkunya yang berada di baris ke3, didekat jendela. Ia menaruh tasnya lalu duduk di bangku tersebut.

"Apakah kamu akan ikut olimpiade matematika yang akan diadakan beberapa minggu lagi?" Tanya Hutao

"Eum, tidak, aku malas" jawab [Name] "tapi kalau kamu mau belajar matematika bareng di perpustakaan sore ini untuk olimpiade aku akan membantu sebisa ku kok" Lanjut [Name] menawarkan. [Name] sudah tahu kalau Hutao pasti akan mengajak belajar bersama di perpustakaan, mau dia menjawab akan mengikuti olimpiade itu ataupun tidak. Entah mengapa Hutao selalu melakukan itu.

"Hehehe, jam 4 sore nanti ya!" Ucap Hutao sambil tersenyum lebar, yang hanya dijawab anggukan kecil oleh [Name].

>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>

"Kamu kesulitan di bagian yang mana?" Tanya [Name], melihat buku catatan matematika miliknya. Ya, tentu saja miliknya, Hutao saja tidak pernah mencatat materi saat dikelas.

Hutao melihat ke arah catatan milik [Name]. Berbagai macam huruf dan angka tersusun rapi, tertulis di atas kertas putih bergaris. Hutao menunjuk salah satu materi yang dituliskan pada buku itu. "Yang ini" jawabnya.

[Name] pun mulai menjelaskan tentang materi yang ditunjukkan oleh Hutao. Tak sedikit pun Hutao dengarkan ocehan panjang lebar yang keluar dari bibir [Name], ia hanya memandangi wajah [Name] saja.

"Jadi begitu, apa kamu paham?" Tanya [Name], memastikan jika Hutao mendengarkan penjelasannya dengan baik.

"Iya, aku paham" jawab Hutao singkat

"Oke, kalau begitu, coba kerjakan soal di buku ini" Ucap [Name] memberikan buku yang sudah terbuka memperlihatkan soal-soal matematika. Kertas putih buku itu dipenuhi dengan angka-angka dan huruf. Hutao tidak menjawab, ia mengambil pensil yang terletak tak jauh dengannya dan mulai mengerjakan soal matematika itu dengan terlihat asal-asalan. Bagaimana tidak terlihat asal-asalan? Toh dia hampir tidak menghitung di atas kertas.

Sepuluh menit pun berlalu, tak kurang juga tak lebih, pas sepuluh menit. Hutao selesai mengerjakan 20 soal matematika itu lalu menyerahkan kertas itu kepada [Name]. [Name] mengambil kertas itu dan mulai melihat jika ada kesalahan.

Genshin Oneshots IITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang