Haloooo ini cerita requestannya udah aku bikinn. Btw, ngga nyangka bakalan langsung 100+ readers padahal baru beberapa hari publishnya
———————————— •°·Requested by : Anggunxdtz_
3rd person's POV
Words : 918
Genre : Romance, happy ending
Character : Zhongli, Venti, [Name]Happy reading!
.
.
.
.
"Kapan kita bisa bertemu lagi?"
.
.
.
.Hari Sabtu, salah satu hari dalam seminggu yang paling ditunggu-tunggu oleh banyak manusia, mungkin.. dewa dan adiknya juga menanti-nantikannya selama beberapa hari terakhir ini...?
Ya, benar, sekarang, Venti, perwujudan dari Barbatos, dewa angin dari negeri kebebasan Mondstadt bersama dengan adiknya, [Name] sedang duduk di tepi Starsnatch Cliff sambil memandang sunrise, pergantian hari Jum'at menjadi Sabtu, hari paling menyenangkan dalam seminggu. Angin kencang bertiup, rambut panjang [Name] terlihat berkibar mengikuti arah angin kencang itu. Langit malam tergantikan, menjadi jingga kemerahan. Matahari mulai terbit dari arah timur, menandakan bahwa hari sudah pagi.
Sedang menikmati pemandangan, Venti, sang dewa angin tiba-tiba berbicara, mengusulkan. "Hey, [Name], ayo pergi ke Liyue!"
Pertanyaan tersebut dijawab oleh [Name], adik dari dewa angin yang memiliki rambut panjang sepinggang itu. "Liyue?? Mengapa tiba-tiba? Apa yang ingin kau lakukan di Liyue? Kalau kau ingin membuat kekacauan pergi sendiri saja." Jawab gadis itu.
"Iya, Liyue. Katanya sedang ada festival di Liyue, aku mau lihat!" Ujar sang dewa angin, Venti sambil tersenyum
"Baiklah, baiklah." Ucap [Name] menyetujui usulan Venti.
Venti memegang pundak [Name]
Wush!
Dan dalam sekejap, Venti dan [Name] sudah berada di Liyue, Kota Liyue, Negeri yang sebelumnya dipimpin oleh Morax, dewa kontrak. Namun sejak sebuah kejadian, Morax pensiun. 🙏
Ketuaan Moraxnya butuh istirahat
Venti, sang dewa kebebasan dan [Name] tiba di Liyue, disebuah tempat makan, tepat didepan seorang lelaki yang serba coklat. Mulai dari pakaian coklatnya, rambutnya yang pendek dengan sebuah.. ponytail(?) juga berwarna coklat, hingga matanya pun berwarna coklat kekuningan. Hanya celana dan beberapa bagian pakaian atasnya yang tidak berwarna coklat.
Venti segera duduk didepan lelaki serba coklat itu. [Name] yang tidak tahu harus melakukan apa juga ikut duduk disebelah pria itu.
"Heyyy! Moraxx!" Ujar jelmaan Bartobas, eh, Barbatos itu, menyapa.
"Sedang apa kau disini? Dan panggil aku Zhongli. Aku bukanlah Morax lagi. Lalu dia siapa?" Tanyanya sambil menyeruput teh.
"Heyy. Aku hanya sedang ingin melihat-lihat! Katanya sedang ada festival yang berlangsung di Liyue, jadi aku dan adikku, [Name] memutuskan untuk pergi ke sinii" Jawab Venti menanggapi pertanyaan pria yang mengenakan pakaian serba coklat itu.
Mata pria itu, Zhongli, langsung membesar dan dia tersedak teh yang sedang diseruputnya, dinikmati. "K-kau punya adik? Berbeda sekali denganmu?? Tidak pernah kau kenalkan. Yang pastinya, sangat cantik, terlihat sopan dan tidak bersikap gegabah dan seenaknya sepertimu" Ucapnya sambil melihat [Name] dari atas sampai bawah, lantas kepalanya berputar, melihat Venti dengan tatapan yang tidak bisa di artikan. "Dan ya, kau benar, sekarang adalah waktunya Festival Lantern Rite." Lanjutnya lagi.
"Nah! Pas sekali bukan! Kalau begitu, tolong bantu kami berkeliling ya." Ucap Venti dengan entengnya
"Aku tidak punya waktu" Jawab Zhongli singkat
Akhirnya kejadian tersebut menjadi tawar menawar antara Venti yang meminta- ralat, memaksa Zhongli untuk menjadi pemandu wisata mereka, dan Zhongli yang tidak ingin menjadi pemandu wisata mereka, sebenarnya ia tak masalah menjadi pemandu wisata, namun khusus untuk Venti, dewa angin yang menurutnya menyebalkan itu, ia tak ingin, Venti ditolak mentah-mentah selama 10 jam, ya, sekarang tengah pukul 16.30 sore, dan Zhongli masih kekeuh tidak ingin menjadi pemandu wisata. Ya, [Name] tidak mengerti mengapa Ventu tak ingin menyerah. Lama-lama hari Sabtu berhargany akan hangus, tidak terjadi apa-apa, ya, mungkin, [Name] sedikit senang memandangi wajah tampan nan rupawan Zhongli sejak 10 jam terakhir.
15 menit berlalu lagi, akhirnya Zhongli menyerah dengan perdebatan 10 jam itu. Ia memutuskan untuk meng'iya'kan paksaan Venti untuk ikut jalan-jalan dan sekaligus menjadi pemandu wisata mereka. Venti sang jelmaan dewa angin tertawa kemenangan. 10 lebih 45 jam ia habiskan untuk mengoceh habis-habisan dan itu semua terbayarkan.
Akhirnya, mereka bertiga berjalan-jalan, Venti terus lari-larian seperti anak kecil, melihat semua stand makanan dan mainan, hal-hal yang menurutnya menarik dengan mata berbinar-binar. [Name] hanya ikut berjalan, menoleh, melihat, lalu berjalan lagi. Benar-benar tidak berekspresi apapun. Akhirnya setelah melihat-lihat cukup lama, Zhongli memberitahu bahwa setelah ini lentera-lentera akan diterbangkan ke langit, dan sebaiknya mereka mencari spot yang bagus untuk melihatnya.
Mereka akhirnya memutuskan untuk pergi ke bukit kecil didekat kota, Venti, memutuskan untuk membeli dan mencoba beberapa makanan dahulu, meninggalkan [Name] dan Zhongli sendirian, eh- Berduaan.
Tak lama kemudian, Lentera-lentera mulai berterbangan dari bawah, Kota Liyue. [Name] duduk di ujung bukit, terpukau melihat cahaya lentera memenuhi langit. Terlihat menakjubkan dan spektakuler. Pertama kalinya [Name] menunjukkan ekspresi sejak 10 jam lalu. Tanpa sadar [Name] menyandarkan kepalanya pada pundak Zhongli yang duduk disebelahnya. Mereka menikmati melihat lentera-lentera yang terbang ke atas langit. Beberapa menit kemudian, Lentera-lentera itu semakin jauh, tak lagi terlihat dengan jelas.
"[Name]" panggilnya
"Ya? Ada-" Sebelum [Name] menyelesaikan perkataannya, Venti tiba-tiba datang. "HEY! KALIAN MENONTON LANTERN TADI KAN? SANGAT CANTIKK BUKAN!! AKU MELIHATNYA TADI DIBAWAH, SAMBIL MEMAKAN ALMOUND TOFU." Ujar Venti Berteriak sambil berlari menghampiri.
"Eung, iya, lenteranya cantik" jawab [Name] sedikit kesal karena ucapannya dipotong Venti
"Kalau begitu, [Name], ayo pulang. Ini sudah malam. Sudah selesai jalan-jalannya." Ucap Venti. Tak biasanya dia seperti ini, mengajak pulang dahulu. Biasanya dia akan pergi, mabuk-mabukan, dan tidak mau pulang. Tersambar petir apa dia ini? Apa Ei menyambarnya menggunakan petir?
Tetapi [Name] hanya meng 'iya' kan saja ajakan pulang kakaknya.
"[Name]" panggilnya
"Kapan kita bisa bertemu lagi?" Lanjutnya, bertanya.Pertemuan pertama mereka memang singkat, terdengar tidak terlalu berkesan. Tetapi bagi Zhongli dan [Name] Pertemuan pertama itu sangat berharga.
.
.
.
END———————————— •°·
KAMU SEDANG MEMBACA
Genshin Oneshots II
Fiksi PenggemarFinished. Semi-baku Kumpulan oneshots dengan character dari Genshin Impact ke-2 (⸝⸝⸝'꒳'⸝⸝⸝) 2 Admins jadi penulisannya akan berubah-berubah Writing : -Oneshoots -Drabbles -Scenario [Mostly Oneshoots] Kebanyakan menggunakan modern AU