6.sebuah rencana

4 0 0
                                    

"Lu ngapain di sini, Nan?"

Lantas nadiya menoleh dan beradu tatap dengan mata milik candra. Sungguh, nadiya bingung harus jawab apa, "candra? ".

"mending lu duduk dulu, biar nadiya bisa jelasin yang sebenarnya" ucap erlangga pada candra.

"Lu ngapain Nan di sini? " tanya candra lagi saat sudah duduk di samping erlangga.

"Em. Aku di ajak jalan sama dia" jawab nadiya gelagapan.

"Nad, biar gua yang jelasin" ucap erlangga tegas, "jadi sebenarnya cewek yang lu kenal ini bukan Nanda tapi Nadiya, dia pindahan dari Surabaya. Dia pindah karena ingin tau siapa penyebab adek kembar nya sampe koma. Bahkan dia rela ninggalin semua kekayaan dan ninggalin geng dia sendiri, termasuk dia ninggalin gua. Dia paling berkuasa di sekolah kita, siapa pun yang mengusik dia berarti sudah siap berhadapan dengan nya. Ya mungkin lu gak percaya, tapi kita bisa buktikan yang sebenarnya. " jelas erlangga panjang lebar.

"Nan, jadi bener dugaan gua? Lu bukan Nanda? Tapi nadiya? Terus lu punya adek kembar? " tanya candra tak percaya.

"I-iya, aku emang punya adek kembar can, tapi kamu paham kan? Kenapa bisa gini? "

"Berarti lu udah nipu gua kalau lu bukan anak jenan dan sela? Kenapa harus bohong sih Nan? " kesal candra kepada nadiya.

"I-iya, aku bingung waktu di tanya begitu sama tante Dhea. Plis can jangan sebarin ini yah, aku mohon" ujar nadiya memohon.

"Dengan cara lo begini, yang ada bakal ngehancurin semua niat lo. Harusnya lo lebih mikir Nan, sebelum bertindak. " ucap candra.

"Gimana lagi can, aku udah emosi sama ini semua, bahkan kamu gak tau gimana sakitnya kehilangan kembaran sendiri kalau suatu saat dia pergi. " balas nadiya meneteskan air mata nya.

"Itu gak sebanding sama rasa sakit gua yang udah bener-bener kehilangan seorang ayah. " balasnya.

"Tapi gua udah kehilangan bunda gua, gua belum siap kehilangan adek kesayangan gua. " jawab nadiya membuat candra tak enak.

"B-bunda lu kemana? " tanya candra.

Nadiya menggeleng "gak tau, yang jelas gua pengen balas dendam ke karla yang udah nyelakain netha. Setelah itu baru gua nyari bunda di mana" jawab nadiya sesekali meneteskan air mata nya.

Candra berpindah tempat ke samping nadiya, dia merengkuh tubuh nadiya yang mulai menangis di dekapan nya, sudah ia rasa kalau kaos yang di balut jaket kulit, sudah basah karena air mata nadiya. "Gua minta maaf, gua gak bermaksud buat nyakitin lu. " ujar candra mengelus kepala nadiya lembut.

Nadiya menjauhkan tubuhnya dari candra dan menghapus jejak air matanya, "bukan salah lu juga, lagian ini takdir buat gua. " jawabnya.

"Nan, gua bisa bantuin lu nyari pelakunya. " ucap candra.

"Lu cukup tutup mulut tentang gua, itu udah membantu gua. Tapi kalo lu bisa, coba aja dulu" jawab nadiya.

"Oke, jadi lu bisa kerja sama bareng gue. Gua erlangga" katanya kepada candra.

"Candra. Gua yakin kita bisa cepet nemuin semua bukti, tapi gimana caranya?" tanya candra.

"Itu urusan gua, lu tinggal pantau kelakuan karla waktu di sekolah. Kalu bisa vidio in waktu ngebully siapa aja, foto juga boleh" jelas erlangga.

"Menarik"gumam candra setuju dengan erlangga.

"terus gue? " Tanya Nadiya.

"lu cukup jalanin semuanya Nad,"jawab erlangga.

*****

Nadiya masuk ke dalam rumah candra, setelah beberapa hari lalu mereka bertemu di caffe kini nadiya baru bertemu lagi dengan candra. Ia tak sendirian tapi bersama erlangga juga. Karena niatnya akan melacak rekaman yang ia dapatkan beberapa hari lalu juga.

The Nad J/ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang