8.ratu

6 0 0
                                    

Cup!

Nadiya menutup matanya kaget saat sesuatu kenyal menempel di sudut bibirnya yang terluka, sedangkan Candra sedang menghisap darah di sudut bibir nadiya yang terluka dan tadi mengeluarkan sedikit darah.

Candra menjauhkan bibirnya dari sudut bibir nadiya yang terluka. "Sorry, tadi gua isep darah lu yang keluar" ujarnya santai.

Nadiya menatap Candra kesal "kalo darah dari bibir gua keluar kenapa gak lu susut pake tisu aja? Kan ada tuh tisu di atas nakas" kesal nadiya. Untung sudut bibirnya yang berdarah kalo bibir tengahnya, sudah di pastikan first kiss nya di ambil oleh seorang Candra.

"Kalo ada mulut gue kenapa harus tisu? " balas Candra, nadiya pun tak habis pikir dengan cowok di depannya ini yang biasanya terlihat cool dan sekarang malah selalu menggoda nadiya. Bahkan sekarang pipi nadiya memanas karena ulah Candra. Dan itu tak luput dari pandangan Candra. "Manis, mau lagi" gumam Candra.

Tangan nadiya mencubit lengan Candra kesal, "manis ndasmu, dahlah gak perawan lagi gua"

"Kan perawan lu nanti gua ambil waktu udah nikah, oke? " goda Candra mengedipkan sebelah matanya sambil menggulum senyum.

"Terserah mu lah Candra, " pasrah nadiya. Sudah cukup ia terus-terusan di goda oleh pria di depannya ini. Walau ia tak yakin kalau akan menikah dengan Candra suatu saat nanti.

Candra kembali mendekatkan wajahnya dengan wajah nadiya, sedangkan cewek itu hanya diam dan memasrahkan diri. "Gua cuman mau lu yang jadi pendamping gua di kehidupan ini Nad, suatu saat kalau kita udah lulus, gua janji bakal meminang lu. Dan sekarang kita pokus ke pelajaran aja dulu" ucap Candra pelan. Bibirnya semakin dekat dan....

"Ekhem" dehem seseorang di ambang pintu.

Mereka berdua menoleh serempak dan kaget saat bertatapan dengan erlangga. Candra langsung menjauhkan tubuhnya dan duduk di kursi samping ranjang. Sedangkan nadiya jadi linglung sendiri.

Erlangga masuk ke dalam sambil menahan senyuman nya itu. "Ngapain hayo" ejek nya.

"Apaan sih? Nggak ngapa-ngapain kok" elak nadiya. Sudah jelas bahwa tadi ia akan kiss.

"Ganggu aja lu erlangga" kesal Candra membuang pandangan nya ke arah jendela. Padahal sudah beberapa senti lagi bibir mereka bertemu, dan pada akhirnya berakhir oleh gangguan erlangga.

"Kenapa gak di lanjutin aja? " goda erlangga.

"Ya kali ogeb" umpat Candra.

Erlangga tertawa lepas melihat keduanya salah tingkah sendiri. "Eh, kalian berdua jangan semena-mena cuman berduaan di ruangan ini , kalian bisa bebas ciuman gitu. Mana masih muda lagi, nikah dulu cuy. Baru bebas. " ujar erlangga duduk di sofa.

"Nanti juga kita nikah kok. Ya kan Nad? " tanya Candra.

"Apa sih, ga jelas" gumam nadiya menahan senyuman nya. Bisa-bisanya ia salting di depan para laki ini.

"Lu juga harusnya cepet nikah dong" balas Candra.

"Gua sih udah ada calon, tinggal nunggu dia lulus aja" jawab erlangga santai.

"Hah? Calon lu masih sekolah? Siapa? " tanya Nadiya melongo tak percaya.

"Iya, elu" jawab erlangga polos. Ia menatap Candra yang menatap nya tajam bagai maut.

"Lu mau gua bantai? " tanya Candra yang sudah siap membantai erlangga.

"Hehe, canda ih. Lagian calon gua udah lulus tinggal nentuin tanggal doang" erlangga malah cengengesan.

"Ouh gitu to" balas nadiya.

"Eh iya Nad, inti geng lu mau pada ke sini ntar sore, paling bentar lagi juga datang. " ucap erlangga.

The Nad J/ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang