Abang Lettu ☆23

9.9K 756 6
                                    

Jangan lupa Follow Ig Author dan Wp Author yah.
Ig Author @widyaarrahma20_ (yg PP nya sama dg WP)







"Umi akan temani Nisya terus, Nisya pasti bisa mengikhlaskan semuanya, Umi yakin itu"

"Kamu udah makan ?" Tanya Risyad Abah dari Yardan pada Yardan

"Belum, tadi beli nasi padang tapi udah dingin bah"

"Beli lagi sana, sekalian buat Abah dan Umi, Nisya juga" ucap Abah Risyad hendak mengambil uang dari dompetnya

"Pakai uang Yardan aja bah, Yardan beli makan dulu, Assalamualaikum"

Setelah 10 menit berada dipelukan nyaman Budhenya, Nisya sudah sedikit tenang sekarang, isak tangisnya tak sekencang tadi

Umi Salamah mengusap lembut wajah Keponakannya itu, Matanya bengkak, bibirnya pucat, Badannya yang masih panas, sungguh ia miris melihat kondisi gadis itu sekarang.

"Setelah ini, Umi akan tinggal dirumah Nisya yah, biar Nisya gak sendirian"

Nisya mengangguk sebagai jawabannya, akhirnya ia tak sendirian lagi.

"Bantu Nisya nerima kak Yardan yah Mi"

"Umi gak akan maksa Nisya buat Nerima Yardan, usiamu masih muda sayang, Umi juga gak maksa Yardan nikah diwaktu dekat, Biar kalian saling kenal dulu, dan biar Nisya Nyaman dulu sama Yardan"

Mata Nisya terpejam sebentar,ia keluarkan Nafas beratnya seakan mengeluarkan beban berat dalam hidupnya.

"Nisya InsyaAllah mau sama Ka Yardan Mi, seperti keinginan Bunda dan Ka Ady" ucap Nisya

"Nanti kalian saling bicara saja yah, Umi dukung semua keputusan kamu sayang"

■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■

Pagi ini Keadaan Nisya sudah lebih baik dari sebelumnya, Nafsu makannya pun sudah kembali, bahkan semalam Nisya mengeluh lapar dan akhirnya diam diam memakan Apel yg ada di kulkas ruangannya

"Nisya pengin pulang Mi, gak enak disini" ucap Nisya yg kini bersandar nyaman di dada ibu dari Yardan itu

Sungguh menyenangkan sekali ternyata bisa bermanja dengan seorang Ibu, meskipun bukan Ibu Kandung.

"Nah kalau mau cepet pulang kamu harus makan yg banyak, obatnya jangan lupa diminum, nanti cepet pulang" ucap Umi Salamah sesekali mencium puncak kepala Nisya

"Nisya gak mau kuliah nduk ?" Tanya Umi Salamah memecahkan keheningan karna didalam ruangan VIP itu hanya ada dirinya dan Nisya

"Engga mi, bukan masalah uang sih mi, kalau uang ada di kasih sama ka Ady, tapi Nisya emang gak ada keinginan buat kuliah"

"Kenapa nduk ?"

"Emang dari dulu gak pengin kuliah, kan planingnya setelah lulus mau pengajuan sama ka Ady, tapi Ka Ady nya malah pulang lebih dulu"

Mendengar hal itu Umi Salamah mengeratkan pelukannya pada Nisya, ia tak tau rencana pernikahan keponakannya dengan lelaki bernama Serda Adytama Mahavir itu.

"Nduk, Mengikhlaskan itu memang sulit dan menyakitkan, tapi percayalah kalau kamu ikhlas, Allah akan menggantinya dengan yg lebih indah melebihi ekspektasimu, Janji Allah itu nyata Nduk, jangan lupakan itu"

"Iyah Mi, Nisya berusaha Ikhlas dan rela, Nisya gak mau memberatkan langkah Ka Ady disana, walau gak mudah"

"Umi yakin Nisya anak yang kuat kaya Bundamu, Nisya anak yang Tabah, Nisya pasti bisa melewati ini semua karna sekarang Nisya gk sendiri, Ada Umi, Ceritakan semua tentang satu hari sama Umi yah Sayang, Jangan sungkan"

"Nggih mi, Makasih yah mi"

"Sama sama, Umi Sayang Nisya"

■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■

2 hari setelah Nisya dilarikan ke rumah sakit, kini gadis itu sudah dalam keadaan lebih baik, entah Fisik maupun hati.

Sedikit demi sedikit mulai belajar mengikhlaskan Serda Adytama Mahavir, membeiarkan beliau tenang, tanpa memberatkan langkahnya.

Namun dalam doa, Nisya tak pernah absen mengirimkan Al Fatihah untuknya, juga kedua orang tuanya.

Gadis itu menatap Figura besar diruang tamu, lelaki berpakaian PDU dengan pangkat Sersan Dua tersenyum Tegas kearahnya.

"Tenang disana yah ka, Jaga Nisya dari sana, Nisya insyaAllah bahagia" ucap Nisya yg kini diiringi senyuman bukan air mata.

"Nisya, boleh bicara sebentar ?" Ucap lelaki dibelakang Nisya secara tiba tiba membuat gadis itu sedikit terjengit karna nada lelaki itu yg terbilang tegas

"Boleh ka," jawab Nisya lalu duduk di ruang tamu. Sementara Umi Salamah dan Abah Risyad sedang istirahat setelah selesai Isya tadi.

"Nisya, saya dengar dari Umi, kamu mau menerima saya ?" Tanya Lettu Yardan


















■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■

Gimana pendapat kalian ?

Nisya sama Lettu Yardan ?
Atau Lettu Yardan sama Author ?

🤣🤣🤣

Abang Lettu ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang