Abang Lettu ☆15

13K 885 2
                                        

Jangan lupa Follow Ig Author dan Wp Author yah.
Ig Author @widyaarrahma20_ (yg PP nya sama dg WP)











Malam ini, untuk pertama kalinya Nisya makan malam dirumah tak sendirian, ada keluarga dari Adytama serta Lettu Yardan Satria Pangestu yg ikut makan malam dirumahnya dan Ady

"Nisya Serius gak mau kuliah ?" Tanya Ibunda dari Adytama oh ya belum author kenalin beliau bernama ibu Zulaikha

Nisya hanya menggeleng, sejujurnya dari awal tidak ada niatan untuknya kuliah, apalagi dg kondisi keluarganya.

Entah ide dari mana Ady memberikannya biaya kuliah

"Dek, Ady bakalan lebih bangga sama kamu kalau kamu mau kuliah, setidaknya sampai S1" ucap Fauziyah

"Tapi kalau Nisya benar benar gak mau kuliah, ibu gak maksa, senyamannya Nisya aja"

Sedari siuman dari pingsan tadi, Nisya memang hanya sesekali mengucapkan kalimat. Sungguh ini yg ia tunggu, makan malam bersama keluarga dan ada Adytama disini.

"Udah pada keruang TV sana, ibu mau cuci piring dulu" ucap Bu Zulaikha namun langsung di cegah oleh Nisya

"Nisya aja bu, ibu istirahat aja" ucap Nisya tanpa basa basi langsung membawa setumpuk piring ke wastafel

Ibu Zulaikha mengangguk dan tersenyum. Namun ia tak pergi ke ruang TV, dia menunggu Nisya mencuci karna ada yg ia ingin tanyakan

10 menit Nisya selesai mencuci dan membereskan seisi dapur, sementara bu Zulaikha masih fokus dg HP nya

"Nisya sini duduk nak" ucap Bu Zulaikha menunjuk kearah kursi dimeja makan

Nisya mengangguk dan duduk menghadap wanita tercinta daei Adytama itu

"Nisya ikhlas yah, Ibu liat Nisya pemurung sekarang, Ibu gak mau kalau Kematian Adytama jadi beban buat Nisya, Nisya harus bangkit nak, Allah memisahkan kalian bukan karna Allah gak sayang kalian, Justru Allah punya rencana lebih indah dari apa yg kalian sudah rancang"

"Nisya gak bisa terus terusan meratapi Ady nak, Nisya punya masa depan, Nisya punya kehidupan yg masih panjang, Kalau Nisya gak mau kuliah, demi Allah ibu gak maksa nak, uang dari Ady semuanya untuk Nisya, untuk kesenangan Nisya, beli apa yg ingin Nisya beli, pergi ketempat yg ingin Nisya kunjungi, bahagiakan dirimu pakai uang dari Ady, gapapa nak, Ibu yakin Nisya anak yg kuat"

Ucapan ibu Zulaikha itu sangat lembut, ia sungguh sungguh menganggap Nisya seperti anaknya sendiri meskipun gadis didepannya batal menjadi menantunya, namun ibu 2 orang anak ini sudah sangat menyayangi Nisya.

"Nisya Peluk Ibu Boleh ?" Tanya Nisya dg suara pelan

Ibu Zulaikha langsung berdiri dan memeluk gadis yg tengah rapuh itu. Sungguh ia pun sedang rapuh, ditinggal suami, ditinggal anak lelaki kebanggaanya membuatnya sempat putus asa. Apalagi Fauziyah sudah bersuami.

Hidupnya seakan sebatangkara, namun ia sudah bisa ikhlas dan menerima keadaan bahwa dia harus tetap berjalan.

"Nisya ikhlas tapi Nisya Rindu bu" lirih gadis itu dalam pelukan seorang ibu dari Serda Adytama Mahavir

"Ibu juga Rindu nak, tapi kita gak bisa berbuat apa apa, Ady sudah kembali pada Allah, tugas kita hanya mendoakannya, nanti pun kita akan seperti dia, berpulang kepada Allah"

Wahai Serda Adytama Mahavir, Lihatlah 2 wanita kesayanganmu menangis bersama merindukanmu, kepulanganmu adalah duka mendalam bagi mereka bahkan menyisakan sedikit trauma pada tanah Papua yg merenggutmu.

"Ibu, Nisya" panggil Fauziyah dipembatas ruang makan

Ibu Zulaikha melambaikan tangan seakan meminta putri oertamanya mendekat dan mendekapnya hangat.

Sungguh kehilangan Adytama adalah patah hati yg mendalam untuk Fauziyah, apalagi setelah ia tau penghianatan ayahnya, ia hanya percaya 2 lelaki di dunia ini, suami dan adiknya.

2 lelaki penjaganya, yg kini hanya tertinggal 1, tugas adikmu sudah lebih dulu usai, menjaganya dan keluarganya.

"Ady gak akan tenang liat kalian nangis terus kaya gini, ikhaskan dia, biarkan dia tenang dengan nikmat kubur, jangan beratkan dia dg air mata kalian" ucap Farhan suami dari Fauziyah

Ketiganya saling melepas pelukan dan mengusap air matanya masing masing setelah mendengar ucapan suami dari Fauziyah itu.

"Kita kedepan yuk, Yardan katanya mau ngomong sama Nisya".

Iyah kedatangan Keluarga Adytama bukan semata mata hanya rindu dg Nisya namun ada 1 amanah ingin mereka sampaikan bersamaan datangnya Lettu Yardan Satria Pangestu


















■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■

Aku tak pernah membenci takdir Allah tentang perpisahan ini.

Namun jika boleh meminta aku ingin kita bertemu sebentar, biarkan aku melepas rindu ini, biarkan aku memelukmu seerat mungkin.

Widyaarrahma

☆Abang Lettu☆

Abang Lettu ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang