Jangan lupa Follow Ig Author dan Wp Author yah.
Ig Author @widyaarrahma20_ (yg PP nya sama dg WP)"Wah ternyata kamu kerja disini, Udah gak laku yah jadi Lont*"
"Maaf ini pesanannya" ucap Nisya cuek dan langsung beralih ke yg lain
Tadi adalah ucapan dari Shafa adik kandung Nisya yg sedang nongkrong di Cafe ini bersama teman Sekelasnya
"Eh Fa, kenapa gak lo laporin aja ke ayah lo, kan lumayan lo jadi punya tontonan gratis"
"Nah iya tuh Fa sekalian aja porotin gajinya"
Mendengar 2 bisikan dari temannya itu membuat lengkungan sabit sinis tercipta diwajah Shafa
"Tunggu aja, lo gak bisa bahagia" ucapnya.
Sementara dilain tempat Nisya memilih menyibukkan diri dengan pesanan yg lain, ia tak mau berdiam diri yang nantinya mengakibatkan Mood nya Down dan akan merugikan dirinya sendiri.
Jam sift kerja berganti, Nisya bersiap untuk pulang karna besok ia berniat ke Magetan untuk datang ke rumah Abadi Adytama.
Sudah sebulan ia tak datang kesana.
"Kalian pulang dulu, ada yg mau gw lakuin" ucap seseoran didalam mobil
Sementara Nisya pulang menggunakan Gojek, walaupun dirumah ada sepeda motor yang disediakan Adytama namun Nisya sendiri tak bisa menggunakannya . Jadilah setiap hari ia memesan gojek.
Hanya butuh waktu 15 menit untuk sampai ke rumahnya, Nisya membayarkan ongkos dan membuka gerbang rumah.
Dari ujung jalan terlihat wanita memiringkan senyumnya seakan meremehkan
"Bagus juga rumah lo, dapet dari Om mana tuh, Kalo Ayah tau rame nih pasti"
■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■
Entah ini sudah malam ke berapa Nisya selalu menangis sebelum tidur memeluk Baret terakhir yg dikenakan Adytama
"Besok Harusnya Nisya jemput kaka di Dermaga, peluk kaka, abis itu kita pengajuan kan kak"
Besok adalah hari dimana 400 TNI pulang dari Satgas di Papua, namun pulangnya mereka tak lengkap, banyak yg pulang terlebih dahulu karna gugur di medan perang
"KKB jahat yah ka, dia udah bunuh kaka"
"Andai Nisya bisa cegah kaka berangkat ke Papua waktu itu, Mungkin sekarang yg tidur disini bukan Nisya sendiri ka"
"Nisya kangen kak" kalimat ke 134578 yang sudah Nisya ucapkan, Rindu yg begitu mendalam pada dia yg sudah dimakam kan dalam.
"Besok Nisya mau kerumah kaka, Nisya mau cerita banyak hal, Tunggu Nisya kesitu yah ka"
Hingga keesokan harinya mata Nisya kini sudah bengkak, hampir sama seperti hari pertama ia mengetahui kalau Ady sudah gugur
Ia merapikan barang bawaannya di Tas Abu abu miliknya, Baru saja mau membuka pintu, seseorang sudah menggedornya keras dari luar
Dari suaranya saja Nisya sudah tau jika itu adalah ayahnya entah apa yg akan mereka perbuat hari ini, dan dari mana ayahnya tau jika Nisya ada dirumah ini sementara dia selalu tertutup rapat jika keluar rumah.
"NISYA BUKA" teriak Syahrul dari luar
"Ka Ady tolongin Nisya" lirih nya lalu berjalan menuju pintu untuk membuka kannya
"Oh disini kamu, dipelihara siapa kamu disni ? Dibayar berapa kamu disini" sebuah hinaan yg begitu menusuk bagi Nisya, mungkin hampir 5 bulan Nisya hidup damai tanpa hinaan itu, namun hari ini ia mendengarnya lagi
"Mewah juga rumahnya, dijual laku keras nih yah" ucap Ibu dari Nisya
"Mana sertifikatnya, Ayah mau Jual rumah Haram ini"
"Ini bukan Rumah Haram yah, ini rumah Nisya" jawab gadis itu sembari terisak
"Dibeli dg uang Haram kan ? Wah sudah mau berangkat Open BO lagi yah ?" Ucap Syahrul saat masuk kedalam rumah dan menemui sebuah tas dimeja depan TV
"Katakan dimana Sertifikat Rumah ini!"
Sejujurnya Nisya pun tak tau Dimana Adytama menaruhnya, ia selama ini mencari untuk disimpan dan tak ketemu.
"Nisya gak tau yah,"
"Katanya rumah kamu ko gak tau" ucap Ibu Nisya sembari mencengkram dagu Nisya
"Ya jelas gak tau lah Bu, kan ini dari Om Om" ucap Shafa
"Ayah tanya sekali lagi Dimana Sertifikatnya !"
"Sertifikatnya ada di Saya"
■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■
Jika ditanya lelah sungguh semuanya melelahkan .
Namun Allah tak akan memberikan ujian diluar batas kemampuan HambaNya kan ?
Yuk bangkit, Kamu Bisa
Widyaarrahma
☆Abang Lettu☆
KAMU SEDANG MEMBACA
Abang Lettu ✔
FanficBukan aku menaruh harapan besar padamu, namun hingga saat ini, hanya Allah dan kamulah yg bisa membuatku nyaman mencurahkan isi hati.