Jangan lupa Follow Ig Author dan Wp Author yah.
Ig Author @widyaarrahma20_ (yg PP nya sama dg WP)"Kak, Jaga Nisya dari sana yah, Nisya gak tau mau ngomong apalagi, Nisya bener bener kehilangan kaka, yang tenang yah kak, Nisya pulang dulu, Nisya bakal sering kesini"
Ucap Gadis itu lalu beranjak dari duduknya, ia digandeng lagi oleh kedua wanita yg sedari tadi ada disampingnya
Saat hendak masuk mobil, Jendral Triadi memberikan baret Hijau kebanggaan TNI pada Nisya.
"Itu Baret terakhir yg dikenakan Serda Adytama, Beliau berpesan pada salah satu Pratu yaitu Pratu Raditya agar jika gugur berikan Baret ini pada kamu, tadi saya sudah izin pada keluarga dan mereka mengizinkan" ucap Jendral Triadi
Mendengar Hal itu Nisya langsung mengambil Baret itu dan memeluknya seperti dia memeluk Adytama
Hingga malam hari Nisya beserta keluarga Jendral Triadi masih berada di Magetan. Mereka berniat menginap disalah satu hotel, karna malam ini ada tahlilan dirumah Adytama
Semenjak pulang dari pemakaman, Nisya amat menjadi anak pendiam, tangannya tak lepas dari baret hijau milik Adytama.
"Kalian istirahat dulu di Hotel, Ayah mau urus sesuatu di rumah Serda Ady" ucap Jendral Triadi saat chek in salah satu kamar di hotel untuk Nisya dan Vio
Keduanya mengangguk lalu dg langkah lungai berjalan menuju kamar yg terdapat 2 kasur
Nisya merebahkan badannya dikasur sembari memeluk Baret milik orang yang berjanji untuk menjaga nya itu.
"Ka Ady mau jaga Nisya kan ? Kenapa Gugur" lirih gadis itu sembari memiringkan badannya membelakangi Vio yg sudah terlelap.
"Ka Ady, Nisya udah selesai ujian, Katanya mau pengajuan"
Hingga tengah malam gadis itu masih bergumam lirih seakan yg ia peluk adalah raga kekasihnya.
Pagi harinya mereka berpamitan pada keluarga Adytama, Nisya dipeluk erat oleh wanita yg melahirkan Adytama, tak ayal pelukan itu kembali membuat Nisya meneteskan air mata.
Pelukan Ibu
Yg ia rindukan.
"Rumah yg Kalian beli, untuk Nisya yah, Semua suratnya atas nama Nisya, tempati rumah itu nak, ini amanah dari Ady" bisik Ibunda dari Adytama yg dibalas anggukan oleh Nisya
"Nisya bakal sering kesini buk, makasih udah baik sama Nisya bu"
"Walaupun Nisya bukan menantu ibu, Nisya anak ibu, sampai nanti Nisya ketemu lelaki yg menggantikan Ady, Nisya tetap anak ibu"
■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■
Mobil milik Jendral Triadi berhenti di gang yg masuk kerumah Nisya, namun Mobil tak muat masuk kesitu
Nisya berterimakasih kepada keluarga Jendral Triadi yg sudah menemaninya dam menguatkannya.
Ia langsung berlari menuju rumah, kepalanya amat pusing karna semalam ia tidur jam 2 malam dan bangun jam 4 pagi.
Baru membuka pintu tatapan tajam mengarah ke dirinya, siapa lagi kalau bukan ayah dan ibunya.
"Udah berani gak pulang ?! Boking Hotel di Jawa timur, Dibayar berapa kamu !" Bentak Syahrul
Nisya mendengar hal itu hanya bisa menggelengkan kepala sungguh ia amat pusing saat ini, ia ingin tidur
"Malu maluin keluarga, Izin ke perpusda ternyata Open BO" sindir Fina Ibu dari Nisya
"Gak usah pulang aja sekalian, ngapain pulang !"
Hingga pada akhirnya, pertengkaran itu menghasilkan keputusan Syahrul mengusir Nisya.
Semua baju dan perlengkapan Nisya sudah dimasukan kedalam koper oleh Fina sebelum Nisya pulang.
Dibawah terik matahari, Nisya berjalan menyeret kopernya tanpa arah.
Ia mengambil lagi baret hijau di saku tuniknya, ia cium baret itu, ia peluk seakan meminta kekuatan
"Ka Ady, Izinin Nisya tempatin rumah kita sekarang yah, Nisya butuh banget" lirih gadis itu saat berhenti di depan gang menunggu angkot ataupun ojek lewat
"Mau kemana neng ? Ko bawa koper ?" Tanya salahs atu tetangga yg terkenal dg Ratu Ghibah
Nisya hanya tersenyum dan Allah seakan membantunya, Angkot berwarna kuning mendekatinya,ia langsung masuk beserta kopernya.
Hanya perjalanan 10 menit ia sampai disebuah rumah sederhana, yang Adytama beli atas nama Nisya, sudah lunas pula.
Nisya mengambil kunci dan membuka pintu rumah itu.
Air matanya kembali menetes mengingat dulu sebahagia apa membuka pintu rumah ini pertama kali dg Adytama.
Pada saat itu mereka berkhayal kelak membuka pintu ini lagi dengan memakai seragam persit dan PDU AD.
Pigura Adytama yg mengenakan seragam PDU terpampang besar diruang tamu.
"Ka Ady, Nisya kembali kerumah ini, Nisya mohon izin nempatin rumah ini kak" lirih Nisya sembari mengusap pigura itu.
"Jaga Nisya dari sana yah ka, Nisya sendirian, Nisya gak punya siapa siapa lagi sekarang"
■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■
"Jaga diri ini dari sana wahai Pahlawanku, kepulanganmu yg hanya nama sangat menyakitkan bagiku, semoga Allah mengumpulkanmu bersama orang orang sholeh disana, aku disini akan berusaha bangkit dan bahagia"
Widyaarrahma
☆Abang Lettu ☆

KAMU SEDANG MEMBACA
Abang Lettu ✔
Fiksi PenggemarBukan aku menaruh harapan besar padamu, namun hingga saat ini, hanya Allah dan kamulah yg bisa membuatku nyaman mencurahkan isi hati.